Pemeriksaan Kualitas Biologi Air Minum Dalam Kemasan Gelas di Kota Medan Tahun 2012

5.2. Pemeriksaan Kualitas Air Minum Dalam Kemasan Gelas di Kota

Medan Tahun 2012 5.2.1. Pemeriksaan Kualitas Fisik Air Minum Dalam Kemasan Gelas di Kota Medan Tahun 2012 Pemeriksaan kualitas fisik pada air minum dalam kemasan gelas dilakukan dengan berbagai metode sesuai parameter yang akan diteliti. Parameter yang akan diteliti antara lain, bau, warna, total zat padat terlarut TDS, rasa, dan suhu. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada kualitas suhu air minum dalam kemasan gelas menunjukkan bahwa suhu pada sampel 100 telah memenuhi syarat, dimana semua suhu dari sampel masih berkisar antara 3 C diatas suhu udara serta 3 Sebagaimana telah dijelaskan, pemeriksaan kualitas fisik air minum didasarkan pada kadar dari parameter-parameter fisik dalam air minum tersebut. Apabila kadar parameter yang diperiksa dari sampel air minum dijumpai melewati batas maksimal yang ditetapkan dalam Permenkes 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum tersebut secara fisik kualitasnya tidak memenuhi syarat kesehatan untuk dikonsumsi sebagai air minum. C dibawah suhu udara. Suhu sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada air yang dapat membahayakan kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukan Soemirat 2002 bahwa kenaikan suhu menyebabkan penurunan oksigen terlarut dan organisme dalam air dapat berkembang pada suhu optimum tertentu serta pada suhu tinggi zat beracun sangat aktif sehingga berbahaya bagi kesehatan.

5.2.2. Pemeriksaan Kualitas Biologi Air Minum Dalam Kemasan Gelas di Kota Medan Tahun 2012

Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan kualitas biologi pada air minum dalam kemasan gelas dilakukan dengan metode MPN Most Probable Number untuk mengukur total koliform pada air minum dalam kemasan gelas. MPN adalah perhitungan perkiraan terdekat jumlah bakteri dengan cara pengenceran dan jumlah sel diperoleh dengan mencocokkan antara porsi tabung positif dengan tabel MPN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semua sampel air minum dalam kemasan gelas yang diperiksa kualitas biologinya memenuhi syarat sebagai sumber air minum karena dari seluruh parameter biologi yang diperiksa semuanya menunjukkan kadar yang masih berada dalam batas kadar yang ditetapkan pada Permenkes 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum yaitu 0 per 100 ml sampel. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa seluruh sampel layak dikonsumsi karena tidak mengandung bahaya sesuai dengan teori yang dikemukakan Chandra 2005 yaitu air yang tidak diolah atau air yang telah tercemar oleh bahan pencemar seperti air limbah, feses, besar kemungkinannya mengandung kuman pathogen. Organisme patogen termasuk bakteri, protozoa, virus, cacing yang dapat menyebabkan penyakit seperti halnya diare, disentri, kolera, hepatitis, thypus, dan penyakit-penyakit saluran pencernaan yang sumber utamanya organisme patogen. Bakteri total coliform merupakan indikator dalam menilai tingkat higienitas suatu bahan makanan dan minuman. Pada sampel penelitian tidak ditemukan adanya bakteri koliform pada semua sampel. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pencemaran tinja pada sampel yang diteliti dan seluruh sampel aman dan higienis Universitas Sumatera Utara untuk dikonsumsi sebagai air minum. Apabila air minum yang dikonsumsi terdapat kadar total koliform yang tidak memenuhi syarat maka dapat mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan manusia. Air minum yang memenuhi baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare. Sebagaimana telah dijelaskan, pemeriksaan kualitas biologi air minum didasarkan pada kadar dari parameter-parameter biologi dalam air minum tersebut. Apabila kadar parameter yang diperiksa dari sampel air minum dijumpai melewati batas maksimal yang ditetapkan dalam Permenkes 492MenkesPerIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum tersebut secara biologi kualitasnya tidak memenuhi syarat kesehatan untuk dikonsumsi sebagai air minum.

5.2.3. Pemeriksaan Kualitas Kimia Air Minum Dalam Kemasan Gelas di Kota Medan Tahun 2012

Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Gizi, Merokok, Minum Kopi, Minum Teh dan Antenatal Care terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

5 47 151

Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Air Minum Kemasan Isi Ulang Yang Dipasarkan di Kota Medan Tahun 2003

1 58 60

Peramalan Banyaknya Jumlah Air Minum Yang Disalurkan Berdasarkan Pelanggan PDAM Tirtanadi Medan Tahun 2009-2010 Dengan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda

0 31 64

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Air Minum Dalam Kemasan pada PT.Tirta Sibayakindo, Berastagi Kabupaten Karo

1 45 80

ANALISIS KUALITAS BIOLOGI, FISIK DAN KIMIA AIR MINUM DALAM KEMASAN DI DAERAH KAMPUS UNEJ

1 49 17

Analisis Kandungan Unsur yang Tercantum dalam Kemasan Air Minum Merk X - Ubaya Repository

0 0 1

Analisis Kadar Fenol Pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Botol Plastik Serta Perilaku Pedagang Dalam Menjual Air Minum Dalam Kemasan Di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017

0 0 16

Analisis Kadar Fenol Pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Botol Plastik Serta Perilaku Pedagang Dalam Menjual Air Minum Dalam Kemasan Di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017

0 0 2

Analisis Kadar Fenol Pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Botol Plastik Serta Perilaku Pedagang Dalam Menjual Air Minum Dalam Kemasan Di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017

0 0 7

Analisis Kadar Fenol Pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Botol Plastik Serta Perilaku Pedagang Dalam Menjual Air Minum Dalam Kemasan Di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017

0 8 35