BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan untuk tercapainya penelitian ini dengan didukung tinjuan teoritis dan tinjauan peneliti terdahulu, maka
secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Mekanisme Corporate Governance
H2
H1
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Manajemen Laba M
Kepemilikan Institusional KI
Kepemilikan Manajerial KM Komposisi Dewan Komisaris
Independen KDK Nilai
Perusahaan Y
Jumlah Dewan Komisaris JDK
Komite Audit KA Kualitas Audit KuA
Universitas Sumatera Utara
Gambaran diatas dijelaskan melalui perilaku manipulasi oleh manajer dapat diminimunkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk
menyelaraskan berbagai kepentingan. Pertama, memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen managerial ownership Jensen dan Meckling, 1976,
akan mengurangi masalah keagenan dari manager dan menyelaraskan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Kedua, kepemilikan saham oleh investor
institusional merupakan pihak yang dapat memantau atau memonitor secara profesional perkembangan investasi karena tingkat pengendalian terhadap manajemen
sangat tinggi sehingga potensi kecurangan dapat ditekan. Ketiga, peran monitoring yang dilakukan dewan komisaris independen Barnhart dan Rosentein 1998.
Keempat, kualitas audit yang dilihat dari peran auditor yang memiliki kompetensi yang memadai dan bersikap independen sehingga menjadi pihak yang dapat
memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dilaporkan manajemen Mayangsari 2003
Komposisi dewan komisaris dan ukuran dewan komisaris mempengaruhi mereka dalam memantau proses pelaporn keuangan. Komite audit dapat mengurangi
adanya manajemen laba yang dilakukan pihak manajemen. Dalam hubungannya dengan kinerja, PBV salah satu jenis penilaian kinerja
perusahaan yang mengukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai harga saham di pasar Bursa Efek Indonesia. Price to Book Ratio adalah perbandingan antara harga
pasar dan nilai buku saham. Arifin 2002 menyatakan meningkatnya nilai rasio PBV maka akan meningkatkan harga saham juga.
Universitas Sumatera Utara
Bagi para investor harga saham menunjukkan baik atau buruknya nilai perusahaan. Dimana harga saham yang aktif terjual di pasar BEI disebut indeks LQ-
45. Harga saham di indeks ini sangat beragam dan banyak investor yang mau membeli saham-saham di indeks LQ-45 karena return yang diberikan perusahaan
tersebut kepada investor. Dalam penelitian ini, PBV sebagai proxy dari nilai perusahaan yang
merupakan variabel dependen. PBV perusahaan terdapat dalam laporan tahunan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Mekanisme corporate governance dalam hal
ini kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan kualitas audit
sebagai variable independen. Dimana manajemen laba sebagai variabel moderating yang akan menunjukkan pengaruh penerapan mekanisme good corporate governance
terhadap PBV, berpengaruh memperkuat atau memperlemah hal tersebut.
3.2. Hipotesis