prospek perusahaan, maka akan menjadi daya tarik bagi investor untuk membeli saham tersebut, sehingga permintaan akan naik, kemudian mendorong harga saham
naik Wulandari, 2009. Hal ini dihitung dengan membagi harga penutupan saham saat ini dengan
nilai buku kuartal terkini per saham. Juga dikenal sebagai rasio harga-ekuitas. Dihitung sebagai:
Price to Book Value =
ℎ���� ����� ��ℎ�� ��� ������ ����� ���� ��ℎ�� ��� ������
PBV adalah rasio keuangan
yang digunakan untuk membandingkan nilai buku
perusahaan dengan harga pasar saat ini. Nilai buku adalah istilah akuntansi yang menunjukkan bagian dari perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham, dalam
kata lain, total aset berwujud
perusahaan dikurangi total kewajiban
nya.
2.1.2 Corporate governance
2.1.2.1 Pengertian Good Corporate Governance Organization Economic Cooperation and Development OECD berpendapat
bahwa Corporate Governance merupakan struktur hubungan serta kaitannya dengan tanggung jawab di antara pihak – pihak terkait yang terdiri dari pemegang saham,
anggota dewan direksi dan komisaris termasuk manajer, yang dirancang untuk mendorong terciptanya suatu kinerja yang kompetitif yang diperlukan dalam
mencapai tujuan utama perusahaan. Menurut formulasi Komite Cadbury 1992, corporate governance adalah
sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan agar
Universitas Sumatera Utara
mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban
kepada shareholders. Menurut Forum For Corporate Governance in Indonesia FCGI, 2000,
corporate governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak – hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan. Dan tujuan dari Corporate Governance adalah meningkatkan nilai bagi pihak pemegang saham.
The Indonesian Institute For Corporate Governance IICG juga memiliki definisi mengenai corporate governance. Menurut IICG, Good Corporate
Governance tata kelola perusahaan guna memberikan nilai tambah perusahaan yang baik pada hakekatnya merupakan struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh
organ perusahaan guna memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang. Struktur merupakan satu kesatuan yang
terdiri dari dewan komisaris, dewan direksi, dan pihak – pihak yang berkepentingan stakeholders. Sistem merupakan suatu landasan operasional yang menjadi dasar
mekanisme check and balances kewenangan atas pengelolaan perusahaan. Proses merupakan cara untuk memastikan pelaksanaan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang
Baik tanggung jawab, akuntabilitas, keadilan, dan transparansi dalam menentukan tujuan dan sasaran, pencapaian, pengukuran kinerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Corporate Governance adalah sistem yang mengatur, mengelola dan mengawasi proses
pengendalian usaha untuk menaikkan nilai saham sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholders, karyawan, kreditor, dan masyarakat sekitar. Good Corporate
Governance berusaha menjaga keseimbangan di antara pencapaian tujuan ekonomi dan tujuan masyarakat. Tantangan dalam Corporate Governance adalah mencari cara
untuk memaksimum penciptaan kesejahteraan sedemikian rupa sehingga tidak membebankan ongkos yang tidak patut kepada pihak ketiga atau masyarakat luas.
2.1.2.2 Manfaat Corporate Governance Utama 2005 menyatakan bahwa konsep Corporate Governance timbul
sebagai upaya untuk mengatasi perilaku manajemen yang mementingkan diri sendiri dan menciptakan mekanisme dan alat control untuk memungkinkan terciptanya
sistem pembagian keuntungan dan kekayaan yang seimbang bagi stakeholders dan menciptakan efisiensi bagi perusahaan.
Menurut The Forum For Corporate Governance In Indonesia, kegunaan dari Corporate Governance yang baik adalah :
1. Lebih mudah memperoleh modal.
2. Biaya modal cost of capital yang lebih rendah, yaitu sebagai dampak dari
pengelolaan perusahaam yang baik tadi menyebabkan tingkat bunga atas dana atau sumber daya yang dipinjam oleh perusahaan semakin kecil seiring
dengan turunnya tingkat resiko perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Memperbaiki kinerja usaha.
4. Mempengaruhi harga saham, serta
5. Memperbaiki kinerja ekonomi.
2.1.2.3 Prinsip – Prinsip Corporate Governance Organization Economic Cooperation and Development OECD
mengembangkan seperangkat prinsip – prinsip Corporate Governance, atau yang lebih dikenal sebagai The OECD Pinciples Of Corporate Governance. Prinsip –
prinsip dasar dari good corporate governance meliputi : a
Fairness Prinsip kewajaran menekankan pada adanya perlakuan dan jaminan hak-hak
yang sama kepada pemegang saham minoritas maupun mayoritas, termasuk hak-hak pemegang saham asing serta investor lainnya. Praktik kewajaran juga mencakup
adanya sistem hukum dan peraturan serta penegakannya yang jelas dan berlaku bagi semua pihak. Hal ini penting untuk melindungi kepentingan pemegang saham dari
praktik kecurangan fraud dan praktik-praktik insider trading yang dilakukan oleh agenmanajer. Prinsip kewajaran ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah yang
timbul dari adanya hubungan kontrak antara pemilik dan manajer karena diantara kedua pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda conflict of interest.
b Transparancy
Prinsip dasar transparansi berhubungan dengan kualitas informasi yang disajikan oleh perusahaan. Kepercayaan investor akan sangat tergantung dengan
Universitas Sumatera Utara
kualitas informasi yang disampaikan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang jelas, akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan
dengan indikator-indikator yang sama. Pinsip ini diwujudkan antara lain dengan mengembangkan sistem akuntansi yang berbasis standar akuntansi dan best practices
yang menjamin adanya laporan keuangan dan pengungkapan yang berkualitas, mengembangkan teknologi informasi dan sistem informasi akuntansi manajemen
untuk menjamin adanya pengukuran kinerja yang memadai dan proses pengambilan keputusan yang efektif oleh dewan komisaris dan direksi.
c Accountability
Prinsip akuntabilitas berhubungan dengan adanya sistem yang mengendalikan hubungan antara unit-unit pengawasan yang ada di perusahaan. Akuntabilitas
dilaksanakan dengan adanya dewan komisaris, direksi independen dan komite audit. Akuntabilitas diperlukan sebagai salah satu solusi mengatasi agency problem yang
timbul antara pemegang saham dan direksi serta pengendaliannya oleh komisaris. Praktik-praktik yang diharapkan muncul dalam menerapkan akuntabilitas diantaranya
pemberdayaan dewan komisaris untuk melakukan monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen guna memberikan jaminan perlindungan kepada
pemegang saham dan pembatasan kekuasaan yang jelas di jajaran direksi. d
Responsibility Responsibilitas diartikan sebagai tanggungjawab perusahaan sebagai anggota
masyarakat untuk mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku serta pemenuhan terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial. Responsibilitas menekankan pada adanya
Universitas Sumatera Utara
sistem yang jelas untuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Hal tersebut
untuk merealisasikan tujuan yang hendak dicapai GCG yaitu mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti masyarakat,
pemerintah, asosiasi bisnis dan pihak lainnya.
2.1.2.4 Mekanisme Penerapan Corporate Governance Terdapat dua mekanisme dalam penerapan corporate governance sesuai
kerangka corporate governance menurut World Bank 1999, yaitu mekanisme intern dan mekanisme ekstern. Mekanisme intern berkaitan dengan pengendalian intern
perusahaan khususnya peranan dewan komisaris. Dewan Komisaris berfungsi sebagai wakil pemegang saham khususnya dan stakeholders lainnya umumnya untuk
mengawasi aktivitas manajemen sehingga asimetri informasi antara manajer dan pemegang saham dapat diatasi. Dengan asumsi dewan komisaris merupakan alat
pengendalian dan merupakan elemen yang sangat penting dalam mekanisme intern corporate governance. Anggota dewan komisaris dapat terjadi dari anggota yang
berasal dari dalam perusahaan intern dan dari luar perusahaan ekstern. Dewan komisaris intern lebih banyak mengetahui seluk beluk perusahaan, tetapi mungkin
tidak memiliki tingkat independensi yang besar dibanding anggota dewan komisaris ekstern.
Universitas Sumatera Utara
Mekanisme intern lainnya yaitu penunjukkan anggota dewan direktur dan dewan komisaris independen serta pembentukan komite audit oleh komisaris yang
beranggotakan auditor independen dan staf internal audit Pendapat dari anggota independen harus lebih mengacu kepada kepentingan
stakeholders, tidak hanya kepentingan komersial perusahaan, oleh karena itu, pemilihan orangnya sangat menentukkan kinerjanya. Direktur Independen harus
orang dari luar perusahaan yang tidak mempunyai hubungan afiliasi maupun jasa konsultasi serta tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan pihak manajemen.
Mekanisme lain dari Corporate Governance adalah mekanisme ekstern, yaitu mekanisme control yang memanfaatkan semua perangkat yang ada di luar
perusahaan, baik ekonomi, hukum, dan social untuk mengontrol jalannya perusahaan agar sesuai dengan keinginan pemegang saham dan stakeholders lainnya. Perangkat
tersebut mencakup pasar uang dan pasar modal yang bersaing, perangkat hukum dan perundang – undangan yang lengkap, penerapan hokum yang konsisten dan adil,
pasar barang dan jasa termasuk tenaga kerja yang professional yang aktif dan terbuka, konsumen yang aktif, tanggap dan sadar akan hak dan kewajibannya.
Mekanisme ekstern ini kadangkala lebih berperan dalam medisplinkan manajemen dan perusahaan dibanding mekanisme intern. Sebagai contoh pasar modal
yang terbuka, aktif dan likuid memungkinkan para pemegang saham menindak secara langsung perilaku manajemen yang tidak sesuai dengan kepentingan pemegang
saham. Mereka dapat melepas atau menjual saham kepasar apabila harapan mereka tidak terpenuhi. Dengan demikian nilai perusahaan akan turun apabila pemegang
Universitas Sumatera Utara
saham secara serentak melakukan yang sama. Secara sistematis mekanisme GCG tersebut dapat dilihat dalam gambar di bawah ini
INTERNAL EKSTERNAL
PRIVATE REGULATORY
Gambar 2.1. Kerangka Mekanisme Corporate Governance
Sumber : Cadbury 2000, Corporate Governance : A framework For Implementation
2.1.3 Kepemilikan institusional