kewajiban sebagai orang sakit obligation. Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain terutama keluarganya,
yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit the sick role. Perilaku ini meliputi :
a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan. b. Mengenalmengetahui fasilitas atau sarana pelayananpenyembuhan
penyakit yang layak. c. Mengetahui hak misalnya : hak memperoleh perawatan, memperoleh
pelayanan kesehatan, dan sebagainya dan kewajiban orang sakit memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada
dokterpetugas kesehatan, tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya.
2.7. Pengertian Persepsi
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-
faktor tersebut antara lain susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, proses belajar, lingkungan, dan sebagainya. Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang
dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indra. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun
mengamati objek yang sama. Motivasi yang diartikan sebagai suatu dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku.
Perilaku juga dapat timbul karena emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani yang pada hakekatnya merupakan faktor keturunan bawaan. Manusia di dalam mencapai kedewasaannya, semua
aspek tersebut di atas akan berkembang sesuai dengan hokum perkembangan Notoatmodjo, 2003.
Thoha 2008 mengemukakan bahwa proses pembentukan persepsi antar satu individu dengan yang lain berbeda-beda. Pembentukan persepsi tergantung berbagai
faktor yang memengaruhi, baik faktor internal seperti pengalaman, keinginan, proses belajar, pengetahuan, motivasi, pendidikan, dan faktor eksternal yang meliputi
lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, faktor sosial budaya, lingkungan fisik dan hayati, dimana seseorang itu bertempat tinggal.
Menurut Robin 2002, faktor-faktor yang memengaruhi persepsi yaitu: 1. Pelaku persepsi perceiver; pelaku persepsi memandang suatu target dan
mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya. Penafsiran tersebut sangat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik pribadinya. Karakteristik pribadi
yang lebih relevan memengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu dan pengharapan.
2. Objek atau target yang dipersepsikan; karakteristik-karakteristik dari target atau objek juga memengaruhi apa yang dipersepsikan. Karakteristik objek
atau target yang dipersepsikan yaitu kedekatan. Objek-objek yang berdekatan satu sama lain akan cenderung dipersepsikan bersama-sama, bukan secara
terpisah. 3. Situasi dimana persepsi itu dilakukan; unsure-unsur lingkungan sekitar dan
waktu memegaruhi persepsi individu. Situasi dimana suatu objek atau
Universitas Sumatera Utara
peristiwa dilihat dapat memengaruhi perhatian, seperti lokasi, cahaya, panas atau setiap jumlah faktor situasional.
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya
diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya dinilai baik. Inilah yang disebut praktek practice kesehatan, atau dapat
juga dikatakan perilaku overt behavior kesehatan. Oleh sebab itu indikator praktek kesehatan ini juga mencakup hal-hal tersebut di atas, yakni Notoatmodjo, 2003:
1. Tindakan praktek sehubungan dengan penyakit, tindakan ini mencakup: 1 pencegahan penyakit dan 2 penyembuhan penyakit.
2. Tindakan praktek pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. 3. Tindakan praktek kesehatan lingkungan.
Adapun jenis persepsi adalah sebagai berikut Glanz dkk, 1997: 1. Persepsi kerentanan Perceived susceptibility merupakan persepsi subjektif
individu mengenai risiko mengalami kondisi kesehatan tertentu. 2. Persepsi keparahan Perceived severity merupakan perasaan individu
mengenai keseriusan akibat yang ditimbulkan oleh suatu penyakit. 3. Persepsi manfaat Perceived benefit mengacu pada keyakinan individu
mengenai keefektifan suatu tindakan dalam mengurangi ancaman yang ditimbulkan oleh suatu penyakit.
4. Persepsi hambatan Perceived barriers merupakan aspek negatif yang terdapat pada suatu tindakan kesehatan tertentu, yang mungkin menjadi
Universitas Sumatera Utara
penghalang untuk melakukan perilaku pencegahan penyakit, misalnya rasa malu, takut, rasa sakit.
Berdasarkan rangkaian penjelasan di atas, maka sangat penting dikaji persepsi ibu mengenai tindakan pencegahan diare. Selanjutnya, dampak dari persepsi adalah
bentuk tindakan ibu melakukan pencegahan diare pada balita meliputi, pemberian ASI, pemberian makanan pendamping ASI, mencuci tangan dengan sabun,
menggunakan air bersih yang cukup, penggunaan jamban, membuang tinja balita, imunisasi campak.
Universitas Sumatera Utara
2.8. Kerangka Konsep Penelitian