6. Membuang tinja anak kecil pada tempat yang tepat a. Kumpulkan tinja anak kecil atau bayi secepatnya, bungkus dengan daun atau
kertas koran dan kuburkan atau buang di kakus. b. Bantu anak untuk membuang air besar ke dalam wadah yang bersih dan
mudah dibersihkan, kemudian buang ke dalam kakus dan bilas wadahnya atau anak dapat buang air besar di atas suatu permukaan seperti kertas koran atau
daun besar dan buang ke dalam kakus. c. Bersihkan anak segera setelah anak buang air besar dan cuci tangannya.
7. Imunisasi terhadap campak, anak harus diimunisasi terhadap campak secepat mungkin setelah usia 9 bulan.
2.3.2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan tingkat kedua meliputi diagnosa dan pengobatan yang tepat. Pada pencegahan tingkat kedua, sasarannya adalah mereka yang baru terkena penyakit
diare. Menurut Ngastiyah 2005 penatalaksanaan atau penanggulangan penderita
diare di rumah antara lain: a. Memberi tambahan cairan
Berikan cairan lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian, jika anak memperoleh ASI eksklusif berikan oralit atau air matang sebagai tambahan. Anak
yang tidak memperoleh ASI eksklusif berikan satu atau lebih cairan berikut: oralit, cairan makanan kuah, sayur, air tajin atau air matang. Petugas kesehatan atau kader
kesehatan harus memberitahu ibu berapa banyak cairan sehatinya: 1 Sampai umur 1 tahun: 50 sampai 100 ml setiap kali buang air besar.
Universitas Sumatera Utara
2 Umur 1 sampai 5 tahun: 100 sampai 200 ml setiap kali buang air besar. Minumkan cairan sedikit demi sedikit tetapi sering dan jika muntah tunggu 10
menit kemudian lanjutkan lagi sampai diare berhenti. b. Memberi makanan
Saat diare anak tetap harus diberi makanan yang memadai, jangan pernah mengurangi makanan yang biasa dikonsumsi anak, termasuk ASI dan susu. Hindari
makanan yang dapat merangsang pencernaan anak seperti makanan yang asam, pedas atau buah-buahan yang mempunyai sifat pencahar. Bila diare terjadi berulang kali,
balita atau anak akan kehilangan cairan atau dehidrasi.
2.3.3. Pencegahan Tersier
Sasaran pencegahan tingkat ketiga adalah penderita penyakit diare dengan maksud jangan sampai bertambah berat penyakitnya atau terjadi komplikasi. Bahaya
yang dapat diakibatkan oleh diare adalah kurang gizi dan kematian. Kematian akibat diare disebabkan oleh dehidrasi, yaitu kehilangan banyak cairan dan garam dari
tubuh. Diare dapat mengakibatkan kurang gizi dan memperburuk keadaan gizi yang telah ada sebelumnya. Hal ini terjadi karena selama diare biasanya penderita susah
makan dan tidak merasa lapar sehingga masukan zat gizi berkurang atau tidak ada sama sekali. Pada tingkat ini perlu dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah
terjadinya akibat samping dari penyakit diare. Usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan terus mengkonsumsi makanan bergizi dan menjaga keseimbangan cairan
Fahrial Syam, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Program Pencegahan Diare