F.2. Manfaat Praktis Kegunaan Penelitian I. 1. Manfaat Teoritis

konsep pendidikan yang komprehensif dan integral. dalam pendidikan multikultural, terdapat pengungkapan hakikat manusia yaitu diantaranya, pertama pendidikan multikultural memandang bahwa manusia memiliki beberapa dimensi yang harus diakomodir dan dikembangan secara keseluruhan, orientasi pendidikan multikultura l adalah “memanusiakan manusia.” Kemanusiaan manusia pada dasarnya adalah pengakuan akan pluralutas, heterogenitas dan keragaman manusia itu sendiri. keragaman itu bisa berupa ideolog, agama, paradigm, pola pikir, kebutuhan keinginan, tingkat ekonomi, strata sosial, suku, etnis, ras, budaya, dan nilai-nilai tradisi.

3. Hakikat Media Pendidikan

Media itu berarti sebuah wadah, sebuah sarana, dan perantara seorang guru atau pengajar mentransferkan ilmunya kepada anak didik atau siswa. hal ini dikatakan pula oleh Yudhi Munadhi dalam buku yang berjudul Media Pembelajaran yaitu, “kata media berasal dari bahasa Latin, yakni Medius yang secara harfiahnya berarti „tengah‟, „pengantar‟, atau „perantara‟. Dalam bahasa Arab media disebut „wasail‟ berbentuk jama‟ dari „wasilah‟ yakni sinonim al wast yang artinya juga „tengah‟. Kata tengah itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai „perantara‟ wasilah atau yang mengentarai kedua sisi tersebut.Karena posisinya berada di tengah ia bisa juga disebut sebagai penghantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.” 9 Sedangkan berdasarkan KBBI Media adalah 1. Alat; 2. Alat sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, telefisi film, poster dan spanduk; 3. Terletak di antara dua pihak orang, golongan, dsb; wayang bisa dipakai sebagai – pendidikan; 4. Perantara, penghubung. 10 Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa media menunjuk kedalam suatu saluran, atau perantara dari satu sisi ke dalam sisi si penerima pesan.Pengertian media pendidikan menunjukkan pada 9 Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat: Gaung Perseda Press, 2012, h. 6. 10 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2007, h. 726. gabungan dari pengertian atau makna kata „media, dan makna kata „pendidikan‟. Ji ka makna kata media adalah „sarana‟, maka, makna kata pandidikan adalah suaru proses pendewasaan atau perubahan mental manusia ke arah konstruktif. Maka media pendidikan adalah sarana atau saluran yang dipakai dalam menunjang suatu pesan berupa proses pendewasaan, perubahan mental, psikis, jiwa, rohaniah, kognitif, intelektual manusia secara positif yang berlandaskan prinsip kemanusiaan dan hubungan manusia dengan alam, Tuhan, dan masyarakat.

4. Tradisi Lisan dan Cerita Rakyat

Tradisi Lisan dalam KBBI adalah Folklor lisan. 11 Namun tradisi lisan lebih luas cakupannya dari folklor lisan, folklor, erat kaitannya dengan sebuah cerita lisan yang menyangkut legenda, mite atau dongeng. Pada mulanya informasi atau pesan ada dan berkembang melalui sebuah tradisi lisan, yakni yang dikatakan oleh James Danadjaja hal itu disebut dengan ilmu menggosip, seni bercerita dan mendongeng. 12 Pada cara ini, maka mungkinlah suatu masyarakat dapat menyampaikan sejarah lisan, sastra lisan, hukum lisan dan pengetahuan lainnya ke generasi seterusnya tanpa melibatkan bahasa tulisan. Biasanya isi informasinya agak bias dan terdapat lebih dari ribuan versi, tergantung dari redaksi orang yang berceritanya. karena dongeng diceritakan dari mulut ke mulut, selain itu seseorang yang memiliki kepentingan yang berlainan, bisa saja merubah ceritanya, menjadi cerita yang lain, namun bertema atau bertokoh yang mungkin sama. adapun James Danadjaya mengatakan bahwa Folklor tisan terbagi menjadi legenda, mite dan dongeng. kemudian James Danadjaya dalam bukunya yang berjudul Folklor Indonesia, mengatakan bahwa suatu foklor tidak berhenti menjadi foklor jika ia berubah menjadi cetakan. Suatu folklor memiliki identitas, selama ia berasal dari peredaran lisan. 13 Transkripsi cerita rakyat yang diambil dari tradisi lisan misalnya. Jadi cerita rakyat pada mulanya diawali dari tradisi 11 Ibid., h. 1208. 12 James Danadjaya, Folklor Indonesia: Ilmu Gosip Dongeng dan Lain-Lain, Jakarta: Grafitypers, 1986, h.5. 13 Ibid., h. 23.