Sesudah tanaman pertama dipanen, lahan disemprot dengan herbisida yang selektif terhadap tanaman kedua.
Herbisida pasca-tumbuh juga dapat disemprotkan di lahan yang sudah ada tanamannya, misalnya pengendalian gulma di perkebunan. Tanaman perkebunan
yang sudah cukup umur dan sudah berkayu, umumnya cukup toleran terhadap berbagai jenis herbisida pra-tumbuh, bahkan yang nonselektif sekalipun. Akan
tetapi, penggunaan herbisisda pada tanaman semusim harus yang selektif. Bila terpaksa menggunakan herbisida yang nonselektif, mungkin perlu menggunakan
teknik dan alat khusus, misalnya penyemprotan terarah directed spray, kalau perlu dengan menggunakan pelindung semprotan spray shield. Herbisida pasca-
tumbuh umumnya digunakan pada lahan terbuka non-pertanian, seperti pinggir jalan raya, jalur rel kereta api. Sekitar gedung, empalasemen, dsb. Karena tidak
harus mempertimbangkan tanaman pokoknya, maka penyemprotan dapat dilakukan kapan saja, asalkan cuaca mengijinkan.
2.2.4 Waktu Aplikasi Insektisida
Waktu aplikasi adalah pilihan rentang waktu yang tepat untuk mengaplikasikan pestisida. Waktu aplikasi tersebut merupakan salah satu faktor
yang sangat menentukan efektifitas pestisida yang diaplikasikan. Jika dikaitkan dengan tahap perkembangan hama, maka dikenal waktu aplikasi insektisida,
yaitu: aplikasi preventif, kuratif, sistem kalender dan aplikasi berdasar ambang kendali atau ambang ekonomi.
1. Aplikasi Preventif
Adalah aplikasi insektisida yang dilakukan sebelum ada serangan hama dengan tujuan untuk melindungi tanaman. Aplikasi insektisida secara preventif dianggap
Universitas Sumatera Utara
tidak sesuai dengan prinsip pengendalian hama terpadu prinsip no pest no spray. Akan tetapi, dalam kondisi tertentu, aplikasi preventif seringkali perlu dilakukan
dengan cara sebagai berikut : a.
Perlakuan benih seed treatment dengan insektisida untuk menanggulangi hama yang menyerang benih stadia perkecambahan atau tanaman muda.
Aplikasi preventif dengan cara perawatan benih merupakan cara aplikasi preventif yang terbaik, baik dipandang dari segi keselamatan lingkungan
maupun dari segi ekonomi. b.
Penaburan insektisida butiran diseluruh kebun broad casting ataupun hanya pada lubang-lubang tanam saja localized application. Dipandang dari sudut
keselamatan lingkungan, aplikasi pada lubang tanam localized placement lebih baik dari pada ditabur diseluruh kebun.
c. Pencelupan dipping benih tanaman termasuk stek ke dalam larutan
insektisida untuk mencegah serangan hama yang terbawa oleh bibit. d.
Penyemprotan dengan insektisida, bila diketahui bahwa tanpa penyemprotan preventif hama tersebut akan menimbulkan kerugian yang besar dan cara lain
untuk melindungi tanaman belum atau tidak diketahui. 2.
Aplikasi dengan sistem kalender Aplikasi sistem kalender atau aplikasi berjadwal, tetap banyak dilakukan oleh
petani, misalnya seminggu sekali atau bahkan seminggu dua kali. Dengan aplikasi semacam ini, jumlah aplikasi permusim menjadi sangat banyak. Para petani
bawang dan cabai di Brebes dan sekitarnya, misalnya menyemprot tidak kurang dari 20 kali permusim untuk tanaman bawang merah dan sampai 35 kali
permusim untuk tanaman cabai. Di daerah Dieng, Pangalengan dan Garut juga
Universitas Sumatera Utara
banyak petani yang melakukan penyemprotan pestisida dengan sistem kalender untuk tanaman kentang. Pada penyemprotan dengan sistem kalender, insektisida
dan fungisida umumnya digunakan bersama-sama. Penyemprotan dengan sistem kalender sebenarnya merupakan salah satu dari aplikasi preventif, bersifat untung-
untungan hama belum tentu datang, cenderung boros karena tidak ada hamapun disemprot, beresiko besar bagi pengguna, konsumen dan lingkungan, dan
“Tidak dianjurkan dalam pengendalian hama terpadu”. 3.
Aplikasi Kuratif Aplikasi kuratif adalah kebalikan dari aplikasi preventif. Aplikasi ini termasuk
aplikasi eradikatif dilakukan sesudah ada serangan hama dengan maksud untuk menghentikan serang hama atau menurunkan populasi hama tersebut. Aplikasi
kuratif banyak dilakukan dengan cara penyemprotan termasuk mist blowing, fogging, fumigasi, injeksi, dan sebagainya.
4. Aplikasi berdasarkan ambang pengendalian atau ambang ekonomi
Penentuan waktu aplikasi berdasarkan ambang ekonomi atau ambang pengendalian meruapakan salah satu variasi dari aplikasi insektisida secara kuratif
dan merupakan cara yang dianjurkan dalam pengendalian hama terpadu. Konsep pengendalian hama terpadu, pengendalian secara kimiawi
dilakukan apabila populasi hama atau kerusakan karena hama sudah mencapai tingkat atau ambang tertentu. Pemikiran ini didasarkan pada
kenyataan-kenyataan sebagai berikut : a.
Pertanaman yang 100 mulus tanpa kerusakan oleh hama pada kenyataannya hampir tidak ada. Umumnya, petani dapat menerima adanya sedikit
Universitas Sumatera Utara
kerusakan, asalkan kerusakan itu secara ekonomi tidak mendatang kerugian yang banyak.
b. Pada tingkat kerusakan rendah, biaya pengendalian kimiawi dapat menjadi
lebih mahal dibandingkan dengan kerugian karena kerusakan itu sendiri. Oleh karena itu, pengendalian sebaiknya hanya dilakukan bila biaya pengendalian
lebih rendah dari pada tambahan hasil yang akan diperoleh. c.
Setiap hama memilki daya rusak yang berbeda-beda. Ada hama yang mempunyai potensi merusak sangat besar dan ada pula hama yang potensi
merusaknya tidak terlalu besar. Disamping itu, ada juga yang disebut hama utama, hama sekunder, hama potensi dan hama migran .Dalam pengendalian
hama, kita harus berkonsentrasi pada hama-hama yang daya rusaknya besar, terutama hama-hama utama.
d. Di lahan pertanian banyak organisme serangga lain yang tidak merugikan
tanaman, bahkan beberapa diantaranya menguntungkan petani. Bila kita melakukan penyemprotan secara sembarangan, maka organisme non target
dapat ikut terbunuh. e.
Penggunaan pestisida secra sembarangan, kecuali pemborosan, dapat menimbulkan efek buruk bagi pengguna, konsumen dan lingkungan.
Salah satu syarat untuk suksesnya pengendalian hama terpadu adalah pengamatan pertanaman secara berkala, misalnya seminggu sekali. Tanaman dalam satu
hamparan tidak perlu semuanya diamati, tetapi cukup diambil sempelnya saja. Apabila penyemprotan harus dilakukan, hendaknya pestisida yang dipilih harus
sesuai dengan hama tersebut. Bila dalam contoh tersebut didapati kurang dari batas ambang, maka penyemprotan tidak perlu dilakukan. Fungsi aplikasi
Universitas Sumatera Utara
insektisida dan fungisida berdasarkan pengendalian sistem PHT adalah untuk menekan populasi hama atau tingkat kerusakan karena hama dan penyakit, agar
tetap berada di bawah ambang pengendalian atau ambang ekonomi. Itulah sebabnya, konsep PHT adalah mengendalikan hama dan penyakit, bukan
membrantas. Adanya hama dan penyakit dapat diterima sejauh populasi atau tingkat kerusakannya tidak melampaui ambang ekonomi atau ambang
pengendalian. Dengan kata lain, secara ekonomi serangan hama dan penyakit tersebut tidak merugikan. Ambang pengendalian atau ambang ekonomi bukan
suatu statis. Ambang ekonomi yang ideal harus memperhitungkan berbagai faktor, misalnya ongkos produksi, harga jual komoditi, harga pestisida, musim, biaya,
tenaga kerja, dan sebagainya. Oleh karena itu, ambang ekonomi yang ideal dapat berbeda dari satu tempat ketempat lain, dari satu tahun ke tahun yang lain, bahkan
dari musim ke musim yang lain.
2.2.5 Kaidah penggunaan pestisida