Penyebab keracunan dan tindakan pencegahan

2.2.6 Penyebab keracunan dan tindakan pencegahan

Kasus keracunan pestisida dikalangan pengguna atau petani pada umumnya terjadi karena hal-hal sebagai berikut : 1. Penggunapetani tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan pada umumnya. 2. Penggunapetani tidak memiliki informasi tentang pestisida, risiko penggunaan pestisida, dan teknik aplikasi pestisida yang benar dan bijaksana. Kalaupun sudah mendapat informasi yang cukup, pengguna seringkali tidak mematuhi syarat-syarat keselamatan dalam menggunakan pestisida. Banyak penggunapetani yang tidak memperdulikan atau menganggap enteng resiko yang mungkin timbul dari pestisida. Keracunan pestisida, terutama keracunan kronis,tidak terasa dan akibatnya sering sulit diramalkan. Karena itu kebanyakan petani mengatakan bahwa mereka sudah sekian belas tahun mengaplikasikan pestisida dengan cara mereka dan mereka tidak merasa terganggu.Anggapan attitude petani terhadap yang demikian itu harus dirubah,walaupun sulit. Untuk menekan resiko dan menghindari dampak negatif penggunaan pestisida bagi pengguna petani, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut : 1. Peraturan perundangan Banyak peraturan yang mengatur pestisida, termasuk penggunaannya serta tindakan keselamatan yang harus diambil. Perlu disosialisasikan agar peraturan tersebut dapat dilaksanakan dan ditaati dengan penuh kesadaran. 2. Pendidikan dan latihan Pengguna pestisida perlu dibekali informasi yang memadai tentang seluk-beluk pestisida dan cara penggunaannya yang legal, benar, dan bijaksana. Latihan Universitas Sumatera Utara semacam itu dapat disisipkan, misalnya, melalui Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT atau pada penyuluhan-penyuluhan pertanian. 3. Peringatan bahaya Setiap kemasan pestisida brosur yang menyertainya selalu memuat petunjuk yang harus dipenuhi oleh pengguna. Pengguna disarankan untuk selalu membaca label atau petunjuk penggunaan sebelum menggunakan pestisida. Pengguna diharapkan juga mempelajari piktogram tanda-tanda gambar yang terdapat pada kemasan pestisida atau pada brosur leaflet Pestisida. 4. Penyimpanan pestisida Pestisida sebaiknya disimpan ditempat khusus dan aman bagi siapapun, terutama anak-anak. Tempat untuk menyimpan pestisida harus terkunci dan tidak mudah dijangkau oleh anak-anak atau bahkan oleh hewan peliharaan. Pestisida harus disimpan di wadah aslinya, bila diganti wadah, harus diberi tanda nama yang besar dan jelas pada wadah tersebut dan peringatan tanda bahaya; misalnya, AWAS RACUN PESTISIDA BERBAHAYA. Untuk tempat atau gudang penyimpanan pestisida yang besar misalnya, gudang pestisida suatu usaha tani atau perkebunan, wadah-wadah kaleng-kaleng. Pestisida harus diatur disusun sesuai dengan kelompoknya, misalnya insektisida, fungisida, dan herbisida. Gudang penyimpanan pestisida harus berventilasi baik, bila perlu dilengkapi dengan kipas untuk mengeluarkan udara exhaust fan.Di gudang penyimpanan pestisida harus disediakan pasir atau serbuk gergaji untuk membersihkan atau menyerap pestisida bila ada yang tumpah. Siapkan pula sapu dan wadah kosong untuk menyimpan bekas kemasan pestisida sebelum di musnahkan. Universitas Sumatera Utara 5. Tempat kerja. Tempat kerja untuk mencampur pestisida harus bersih, terang, dan berventilasi baik. Pencampuran pestisida harus dilakukan di luar ruangan. Sediakan pasir atau serbuk gergaji dan air di dekat tempat kerja. Pasir atau serbuk gergaji tersebut berguna untuk menyerap atau membersihkan pestisida yang tumpah dan air digunakan untuk mencuci tangan bila terkena pestisida. 6. Kondisi kesehatan pengguna Pengguna petani yang kondisi badannya tidak kurang sehat dan atau belum makan perut kosong lapar, jangan bekerja dengan pestisida. Namun, badan yang sehat, kuat, dan perut cukup terisi tidak menjamin bebas dari keracunan pestisida, tetapi kondisi yang kurang sehat dan perut kosong akan memperburuk keadaan bila terjadi kontaminasi atau keracunan. Anak-anak di bawah umur jangan pernah diizinkan bekerja dengan pestisida. 7. Penggunaan pakaian dan peralatan pelindung Pakaian dan atau peralatan pelindung tubuh harus dipakai bukan saja waktu aplikasi, tetapi sejak mulai mencampur, mencuci peralatan aplikasi dan sesudah aplikasi selesai. Pakaian serta peralatan pelindung yang harus digunakan adalah sebagai berikut : a. Pakaian sebanyak mungkin menutupi tubuh : ada banyak jenis bahan yang dapat digunakan sebagai pakaian pelindung, tetapi pakaian yang sederhana cukup terdidi atas celana panjang dan kemeja lengan panjang yang terbuat dari bahan yang cukup tebal dan tenunannya rapat. Pakaian kerja sebaiknya tidak berkantung karena adanya kantung cenderung digunakan untuk menyimpan benda-benda seperti rokok dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara b. Semacam celemek apron. Yang dapat dibuat dari plastik atau kulit. Apron terutama harus digunakan ketika menyemprot tanaman yang tinggi. c. Penutup kepala, misalnya berupa topi lebar atau helm khusus untuk menyemprot. Pelindung kepala juga penting, terutama ketika menyemprot tanaman yang tinggi d. Pelindung mulut dan lubang hidung, misalnya berupa masker sederhana atau sapu tangan atau kain sederhana lainnya. e. Pelindung mata, misalnya kacamata, goggle, face shield. f. Sarung tangan yang terbuat dari bahan yang tidak tembus air. g. Sepatu bot untuk menyemprot di lahan basah sawah, memang agak menyulitkan, tetapi untuk aplikasi dilahan kering perlu digunakan. Ketika mengguna sepatu bot, ujung celana panjang jangan dimasukkan ke dalam sepatu, tetapi ujung celana harus mengikuti sepatu bot.

2.2.7 Prosedur penggunaan pestisida