84
F. Kebiasaan Mengonsumsi Tuak pada Keluarga di Desa Lumban Siagian
Jae Kebiasaan keluarga juga menjadi salah satu faktor yang mendorong konsumsi
tuak.
Grafik 5.11 Kebiasaan Mengonsumsi Tuak pada Keluarga Peminum Tuak di Desa Lumban
Siagian Jae
Grafik di atas menunjukkan bahwa sebagian besar 76,2 peminum tuak, sebagai anak dalam keluarga, menyatakan bahwa keluarganya memiliki
kebiasaan mengonsumsi tuak karena melihat ayahnya mengonsumsi tuak. Beberapa keluarga yang memiliki kebiasaan meminum tuak tentu memiliki
alasan masing-masing mengenai kebiasaan tersebut.
Informan 1:
“
Tuak ini kan katanya obat, ya tapi jangan ditambahi minuman yang beralkohol. Kalau cuma tuak aja memang obat, untuk
penyakit gula katanya, tapi jangan terlalu banyak diminum”.
Menurut informan pertama, alasan keluarganya mengonsumsi tuak karena minuman tersebut telah dianggap sebagai obat jika tidak dicampur
dengan minuman beralkohol. Berdasarkan pemaparan tersebut, asumsi yang
76.2
23.8 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
Ya Tidak
P er
se n
ta si
Kebiasaan Keluarga
85
diperoleh adalah bahwa informan pertama menganggap bahwa tuak tidak beralkohol dan dapat menjadi obat untuk penyakit diabetes melitus.
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tanggapan peminum tuak mengenai dukungan keluarganya terhadap konsumsi tuak.
Grafik 5.12 Tanggapan Peminum Mengenai Dukungan Keluarga terhadap Konsumsi Tuak
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa peminum tuak paling banyak 59,2 merasa tidak didukung oleh keluarganya untuk mengonsumsi
tuak. Konsumsi tuak telah menjadi kebiasaan sejak dulu dalam keluarga para
informan, yaitu sejak para suami menginjak usia remaja. Anak-anak mereka juga memulai kebiasaan tersebut ketika menginjak usia remaja. Pada dasarnya,
sebagian besar dari mereka tidak mendukung keturunan mereka untuk ikut mengonsumsi tuak. Hal tersebut diketahui melalui data yang diperoleh dari
responden sebagai berikut.
17.1 59.2
23.7 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
Ya Tidak
Tidak ada respon Per
se nt
as i
Dukungan Keluarga
86
Grafik 5.13 Tanggapan Peminum Tuak di Desa Lumban Siagian Jae Terkait Konsumsi Tuak
pada Keturunan Mereka
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa peminum tuak paling banyak tidak setuju jika keturunannya mengonsumsi tuak. Hal tersebut juga
didukung dengan data pada Grafik 5.4 yang menyebutkan bahwa peminum tuak mengonsumsi tuak bukan atas ajakan keluarganya melainkan atas
kemauan sendiri atau ajakan teman. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga sebenarnya tidak memberikan dukungan kepada keturunannya untuk
meminum tuak, namun karena konsumsi tuak telah menjadi tradisi masyarakat Desa Lumban Siagian Jae dan dipercaya dapat menyehatkan badan, maka para
keluarga membiarkan keturunan mereka untuk mengikuti kebiasaan konsumsi tuak.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa peminum tuak mengonsumsi tuak karena ingin melepaskan keletihan dan masalah. Hal
tersebut juga diungkapkan oleh informan, dimana informan akan mendukung kebiasaan tersebut selama tidak membahayakan kesehatan.
6.6 7.9
57.9 27.6
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
setuju sedikit setuju
tidak setuju sangat tidak setuju
Per se
nt as
i
Tanggapan
87
Informan 1:
“Ya kita mendukung. Kita pun enggak kasih contoh yang enggak baik buat keluarga. Kan tuak ini kan bagus buat kesehatan.
Keluarga kan kerja berat, ya mesti masuk itu tuak untuk meringankan badan, biar badan tetap fit. Tetap kita dukung keluarga minum tuak”.
Informan 2:
“Keluarga harusnya bisa memberikan yang terbaik buat keluarga. Kasih contoh yang baiklah gitu. Kalau untuk minum tuak,
dikasih contoh yang baik kalau minum tuak itu tidak boleh berlebihan, tidak boleh membuat kerusuhan.
Tuak itu sudah jadi obat orang itu kan. Kalau kita larang makin sakit orang itu kita juga yang repot. Kecuali
kalau udah larangan dari dokter, kan biasanya dikasih tahu itu subangnya kalau sakit.”
Pemaparan informan di atas menunjukkan bahwa mereka mendukung keluarganya mengonsumsi tuak agar keletihan yang dirasakan saat bekerja
dapat terasa lebih ringan. Mereka tidak dapat melarang perilaku tersebut karena menurut mereka perilaku tersebut akan bermanfaat bagi mereka asal
tidak berlebihan dan tidak menimbulkan dampak negatif. Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan
keluarga tidak secara keseluruhan dipengaruhi oleh dukungan dari keluarga. Keluarga di satu sisi tidak memberikan dukungan kepada anggota keluarganya
untuk meminum tuak karena mereka mengkhawatirkan dampak negatif tuak jika dikonsumsi berlebihan, namun di sisi lain mereka mendukung karena
konsumsi tuak telah menjadi tradisi masyarakat Desa Lumban Siagian Jae dan
88
dipercaya dapat menyehatkan badan, maka dari itu para keluarga memilih untuk membiarkan keturunan mereka untuk mengikuti kebiasaan konsumsi
tuak.
G. Peran Petugas Kesehatan dalam Mengatasi Pola Konsumsi Tuak di Desa