22
permukaan laut, termasuk di Indonesia. Maka dari itu tuak dapat dengan mudah diproduksi di wilayah Indonesia Ikegami, 1997.
Tuak  memiliki  posisi  sebagai  minuman  sehari-hari  bagi  laki-laki Suku Batak Toba. Tuak juga berperan penting sebagai tradisi dalam adat
Batak  Toba,  misalnya  dalam  adat  manulangi,  yaitu  upacara  penjamuan orang tua yang telah bercucu oleh keturunan-keturunannya, tuak menjadi
menu utama dalam jamuan tersebut Ikegami, 1997. Tuak juga berperan penting dalam acara  manuan ompu-ompu, dimana tuak digunakan untuk
menyiram  tanaman  yang  dinamakan  ompu-ompu  yang  ditanam  pada sawah atau kebun orang yang sudah meninggal.  Tuak merupakan sarana
perwujudan silaturahmi dengan adanya jamuan kehormatan bagi Dalihan Na  Tolu,  yaitu  nama  lain  yang  diberikan  bagi  tiga  garis  hubungan  yang
dihormati oleh suatu keluarga Lumban Gaol  Husin, 2013.
2. Kandungan Tuak
Tuak  yang  sering  dikonsumsi  oleh  masyarakat  Batak  Toba  dapat dibuat dari air nira dari batang aren, biasanya resep ini akan turun-temurun
kepada  anak-anak  pembuat  tuak  tersebut.
Eka  pada  penelitiannya  tahun 2008 menjelaskan bahwa komponen yang dikandung oleh nira antara lain
air 88,4; gula 11; protein 0,41; lemak 0,17 dan asam-asam organik seperti asam sitrat, asam tartarat, asam malat, asam suksinat, asam  laktat,
23
asam  fumarat  dan  asam  piroglutamat  sebesar  0,02  Haryanti    dkk, 2012.
Fermentasi  yang  terjadi  pada  nira  dibantu  oleh  adanya  bakteri Saccharomyces  sp,  nira  sangat  mudah  mengalami  fermentasi  karena
memiliki  ragi  liar  Muku    Sukadana,  2009.  Fermentasi  yang  terjadi mengakibatkan
adanya perombakan
terhadap senyawa-senyawa
penyusunnya.  Perombakan  salah  satunya  terjadi  pada  gula  yang  akan berubah  menjadi  alkohol  dan  selanjutnya  berubah  menjadi  asam  cuka.
Pada pembuatan tuak, biasanya ditambahkan kulit batang  Sonneratia sp. kayu raru, penambahan kulit batang tersebut berguna untuk menghambat
proses  fermentasi  nira  khususnya  pada  proses  oksidasi  alkohol  menjadi asam cuka Sinda  Len, 2003.
Setelah  melalui  proses  fermentasi,  air  nira  akan  memproduksi  tuak yang mengandung  air 88,4; protein 0,38; lemak 0,2; mineral 0,02 dan
karbohidrat 7 dan alkohol 4 diperoleh dari perombakan gula dalam air nira Noviyanti, 2014.  Noviyanti 2014 menjelaskan bahwa air nira yang
baru diambil dari pohonnya memiliki rasa manis dengan pH netral sekitar 7, akan tetapi karena adanya pengaruh lingkungan dan fermentasi menyebabkan
air nira tersebut terkontaminasi sehingga pH menurun menjadi 5,34 dan rasa manis pada nira berubah menjadi asam.
24
C. Dampak Konsumsi Tuak
WHO  dalam  Putusan  Mahkamah  Agung  2012  menyebutkan  bahwa terdapat  dampak  negatif  bagi  konsumen  minuman  keras,  dampak  tersebut
dikelompokkan  berdasarkan  jangka  waktu.  Dampak  konsumsi  minuman  keras berdasarkan jangka waktu konsumsi terbagi menjadi 2 dua, yaitu:
a. Jangka Pendek
Dampak  yang  dirasakan  jika  konsumsi  minuman  keras  dalam  jangka  waktu pendek  antara  lain  mulut  akan  terasa  kering,  pupil  mata  membesar,  detak
jantung lebih kencang, rasa mual dan kesulitan bernafas. Dampak psikis yang terjadi  adalah  perasaan  merasa  hebat,  tidak  ada  rasa  malu  dan  merasa  santai
relax. b.
Jangka Panjang Dampak  yang  dirasakan  jika  konsumsi  minuman  keras  dalam  jangka  waktu
panjang adalah konsumen akan terancam masalah kesehatan yang serius seperti kerusakan  hati,  ginjal,  paru-paru,  jantung,  radang  usus,  penyakit  liver,
kerusakan otak bahkan hingga gangguan jiwa. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat diakibatkan oleh konsumsi alkohol
secara berlebihan.
1. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Konsumsi  tuak  dan  minuman  lain  yang  mengandng  alkohol  dapat merusak beberapa sistem organ, salah satunya adalah sistem kardiovaskular.
25
Sistem  kardiovaskuler  merupakan  organ  sirkulasi  darah  yang  berfungsi memberikan  dan  mengalirkan  suplai  oksigen  dan  nutrisi  keseluruh  jaringan
tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh, terdiri dari jantung, komponen  darah  dan  pembuluh  darah.  Menurut  ICD  International
Classification  of  Disease  menyebutkan  bahwa  penyakit  jantung  dan pembuluh darah terdiri dari rematik akut, jantung rematik kronik, hipertensi,
penyakit hati iskemik, penyakit paru dan sirkulasi, penyakit serebrovaskular, penyakit pada arteri, arteriola dan kapiler, penyakit pada vena dan sistem limfa
dan lain-lain Bustan, 2007. Pada  beberapa  penelitian,  disebutkan  bahwa  alkohol  dengan  kadar
sedang  dan  ringan  akan  memberikan  efek  protektif  terhadap  penyakit kardiovaskular karena alkohol dapat meningkatkan kadar HDL. Namun, jika
berlebihan,  alkohol  akan  meningkatkan  trigliserida  dalam  darah  Artanti, 2008.  Tingginya  kadar  trigliserida  mengakibatkan  adanya  gangguan  kadar
lemak  di  dalam  darah.  Kadar  lemak  akan  meningkat  dan  menumpuk  dalam pembuluh  darah  sehingga  membentuk  plak.  Hasil  penelitian  menunjukan
bahwa  gangguan  kadar  lemak  dalam  darah  dapat  menjadi  salah  satu  faktor penyebab penyakit jantung dan pembuluh darah Teo dkk, 2011.
Britton  menyatakan  pada  hasil  review  bahwa  hubungan  antara konsumsi  minuman  keras  dan  kematian  akibat  penyakit  jantung  merupakan
hubungan  kausalitas  yang  memiliki  implikasi  lebih  luas  Britton    McKee, 2000.    Penelitian  Chenet  menunjukkan  bahwa  terdapat  hubungan  yang
26
signifikan antara peningkatan kematian akibat penyakit kardiovaskular dengan konsumsi alkohol Chenet  dkk, 1998. Keil menjelaskan bahwa konsumsi
alkohol  dalam  jumlah  yang  banyak  akan  meningkatkan  prevalensi  penyakit hipertensi  dan  stroke  hemoragik  serta  penyakit  kardiovaskular  Keil    dkk,
1997. Salah  satu  penyakit  kardiovaskuler  yang  paling  sering  mendapat
perhatian  dari  semua  kalangan  masyarakat  adalah  hipertensi.  Hipertensi merupakan  gerbang  awal  yang  memicu  munculnya  penyakit  degeneratif
lainnya,  seperti  penyakit  stroke,  jantung,  diabetes  melitus  dan  ginjal. Seseorang  dikatakan  hipertensi jika  darahnya  mencapai  tekanan  140  mmHg
ke  atas.  Diagnosis  hipertensi  secara  umum  mengacu  kepada  klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa umur
≥18 tahun yang diukur berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau
lebih kunjungan klinis Direktorat Bina Farmasi dan Klinis, 2006. Sesso menyebutkan terdapat hubungan positif antara konsumsi alkohol
dengan munculnya penyakit hipertensi baik pada pria maupun wanita Sesso, 2008.  Beilin  juga  mendukung  pernyataan  tersebut  dengan  menyebutkan
bahwa  konsumsi  alkohol  yang  rendah  akan  menurunkan  risiko  terjadinya hipertensi  Beilin    dkk,  1996.  Selain  hipertensi,  penyakit  lain  yang
disebabkan konsumsi alkohol adalah penyakit jantung koroner. Beberapa studi menyebutkan  bahwa  terdapat  hubungan  yang  kuat  antara  konsumsi  alkohol
dengan munculnya penyakit jantung koroner Rimm, 2000.
27
2. Diabetes Melitus
Konsumsi  alkohol  secara  berlebihan  akan  mengubah  sistem metabolisme.  Tuak  sebagai  salah  satu  minuman  yang  mengandung  alkohol
akan  memicu  risiko  munculnya  diabetes  melitus  pada  seseorang.  Diabetes melitus  merupakan  salah  satu  penyakit  kronis  yang  muncul  karena  turunan
keluarga, karena kekurangan produksi insulin oleh pankreas atau karena tidak efektifnya insulin yang dihasilkan WHO, 2015.
Beberapa  penelitian  menyatakan  bahwa  mengonsumsi  alkohol memiliki  asosiasi  terbalik  terhadap  risiko  penyakit  diabetes  melitus.  Salah
satunya adalah penelitian Ajani yang menunjukkan bahwa peminum alkohol dengan  kadar  menengah  memiliki  risiko  diabetes  lebih  rendah  dari  pada
dengan kadar tinggi Ajani, 2000. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa hal tersebut  karena  alkohol  memberikan  efek  hipoglikemi  pada  peminumnya,
maka peminum dengan riwayat diabetes melitus berisiko lebih rendah terkena diabetes yang lebih parah. Namun jika alkohol dikonsumsi secara berlebihan
maka kadar glukosa dalam tubuh akan semakin menurun sehingga seseorang akan lebih sering mengonsumsi glukosa. Hal ini malah semakin meningkatkan
risiko munculnya diabetes melitus Hassan  dkk, 2002. Penelitian  Sampfer  dan  rekan-rekannya  menemukan  bahwa  wanita
yang  mengonsumsi  alkohol  sebanyak  15  gram  setiap  hari  lebih  berisiko menderita diabetes melitus dibandingkan dengan yang tidak meminum alkohol
Rimm    dkk,  1994.  Hasil  penelitian  tersebut  didukung  oleh  penelitian
28
Hassan  dan  kawan-kawan  yang  menunjukkan  adanya  hubungan  yang signifikan  antara  konsumsi  alkohol  secara  berlebihan  dengan  munculnya
diabetes melitus pada seseorang Hassan  dkk, 2002. Penelitian Kao juga membuktikan bahwa konsumsi alkohol secara berlebihan akan meningkatkan
risiko  diabetes  melitus  namun  jika  dikonsumsi  hanya  dengan  kadar  sedang maka tidak akan meningkatkan risiko diabetes melitus Kao  dkk, 2002.
3. Penyakit Mulut dan Gigi
Penyakit mulut dan gigi juga dapat diakibatkan oleh konsumsi alkohol. Touyz menyebutkan  bahwa  alkohol  akan  menyebabkan  kerusakan  pada  gigi,
kerusakan tersebut berupa erosi gigi, oklusal dan bruksisme Touyz, 2010. Berdasarkan  penelitian  Noviyanti  2014  membuktikan  bahwa
konsumsi  tuak  dalam  waktu  yang  lama  akan  menyebabkan  terjadinya  erosi gigi  pada  peminumnya.  Erosi  gigi  disebabkan  oleh  kontak  langsung
berkelanjutan  antara  permukaan  gigi  dengan  zat-zat  asam.  Demineralisasi email  gigi  akan  terjadi  apabila  pH  lingkungan  mulut  mencapai  tingkat
keasaman  5,5  Noviyanti,  2014.  Diketahui  dari  penelitian  Fadhilah  2012 menunjukkan bahwa tingkat keasaman tuak adalah 5,34 yang berarti minuman
tuak  tersebut  bersifat asam  dan  sangat  berpeluang  besar  menyebabkan  erosi gigi.
Menurut  Isidora  dkk  2003,  seseorang  yang  mengonsumsi  tuak cenderung  memiliki  gizi  yang  buruk.  Gizi  buruk  yang  dialami  akan
29
menyebabkan  mukosa  dari  selaput  lendir  rongga  mulut  menjadi  lemah sehingga  mukosa  rongga  mulut  sangat  mudah  mengalami  mikro  lesi  baik
akibat trauma mekanis. Mikro lesi dapat berupa sariawan atau bahkan dapat berdampak lebih besar seperti kanker mulut.
Boyle  dalam  sebuah  review  menyebutkan  bahwa  dalam  masa pengamatan  selama  10  sepuluh  tahun  ditemukan  adanya  hubungan  antara
munculnya kanker mulut dengan kebiasaan konsumsi alkohol Boyle  dkk, 1990.  Rothman  dan  Keller  mendukung  penelitian  tersebut  dengan
menyatakan  bahwa  paparan  gabungan  antara  mengonsumsi  alkohol  dan merokok dapat menyebabkan kanker oral mulut, maka dari itu kedua paparan
tersebut perlu ditiadakan untuk mencegah terjadinya kanker mulut Rothman Keller, 1972.
4. Penyakit Ginjal
Penyakit  ginjal  kronis  atau  sering  disebut  sebagai  Chronic  Kidney Disease CKD merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya abnormalitas
struktur  atau  fungsi  ginjal  selama  tiga  bulan  atau  lebih.  Penyakit  ginjal dimanisfetasikan  oleh  salah  satu  dari  beberapa  gejala  sebagai  berikut
Rahmadi, 2010: a.
Abnormalitas pada komposisi darah atau urin b.
Abnormalitas pada pemeriksaan pencitraan c.
Abnormalitas pada biopsi ginjal.
30
Mengonsumsi  alkohol  secara  berlebihan  akan  mengganggu mekanisme  kerja  ginjal,  sehingga  memunculkan  gangguan-gangguan  baru
pada sistem perkemihan. Sifat alkohol sebagai diuretik dapat mempengaruhi keseimbangan elektolit  dalam  darah.  Alkohol akan  menekan produksi  ADH
Antidiuretik  Hormone  dari  kelenjar  hipofisis.  Selanjutnya  tubuh  akan mengeluarkan  air  terus  menerus  sehingga  tubuh  akan  kekurangan  air  dan
proses ekskresi urin dalam ginjal akan terganggu Dasgupta dalam Adnyana, 2012.
Studi kohort yang dilakukan oleh Shankar dan rekannya membuktikan bahwa  konsumsi  alkohol  sebanyak  empat  porsi  atau  lebih  per  hari
berhubungan  dengan  munculnya  penyakit  ginjal  kronik  Shankar    dkk, 2006.  Penelitian  Yamagata  menunjukkan  bahwa  konsumsi  alkohol  kurang
dari 20 gram per hari akan mengurangi risiko albuminuria pada pria, namun efek  proteksi  tersebut  akan  hilang  jika  seseorang  mengonsumsi  minuman
sebanyak 20 gram atau lebih per harinya Yamagata  dkk, 2007.
5. Penyakit Hati
Penyakit  hati  yang  paling  banyak  terjadi  akibat  penyalahgunaan alkohol antara lain adalah perlemakan hati, alkoholik hepatitis dan sirosis hati
Maher,  1997.  Pada  penelitian  Saskara  dan  Suryadarma  2013  sirosis  hati terjadi  karena  apanya  perkembangan  dari  penyakit  hati  kronis  yang
disebabkan  oleh  konsumsi  alkohol  yang  berlebihan.  Hal  tersebut  dikuatkan
31
oleh pengakuan dari para responden bahwa mereka gemar mengonsumsi arak tradisional  sejak  muda.  Arak  yang  diminum  sebanyak  1-2  gelas  selama  2-3
kali tiap minggu.
Gambar 3. Mekanisme alkohol menyebabkan penyakit hati
Timbulnya  penyakit  hati  akibat  alkohol  dapat  dijelaskan  secara biokimia. Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan dimetabolisme dalam hati
dan  berubah  menjadi  asetaldehida  Adnyana,  2012.  Alsetaldehida  yang diperoleh dari interaksi alkohol dengan enzim alkohol dehidrogenase ALD
dapat  meningkatkan  jumah  radikal  bebas  dalam  tubuh.    Semakin  banyak asetaldehida  yang  diproduksi  maka  akan  semakin  meningkat jumlah  radikal
bebas  dalam  tubuh.  Stres  oksidatif  kemungkinan  besar  dapat  terjadi  jika peningkatan  jumlah  radikal  bebas  tersebut  melebihi  kapasitas  tubuh  untuk
menetralkannya Gramenzi dkk, 2006.
32
Stress  oksidatif  yang  telah  terjadi  selanjutnya  dapat  mengakibatkan rendahnya  sistem  antioksidan  dalam  tubuh  sehingga  dapat  meningkatkan
kepekaan  terhadap  reaksi  senyawa  oksigen  reaktif  SOR.  Peroksidasi  lipid merupakan  kerusakan  pada  proses  oksidasi  lemak  akibat  reaktivitas  SOR
Setiawan dan Suhartono, 2007. Gangguan pada proses oksidasi lemak dapat memicu  terjadinya  penimbunan  lemak  dalam  hati.  Peroksidasi  lipid  akan
menyebabkan timbulnya inflamasi pada hati karena adanya reaksi pertahanan tubuh.  Inflamasi  ini  selanjutnya  akan  berkembang  ke  arah  sirosis  hati  jika
konsumsi alkohol tetap belanjut Gramenzi dkk, 2006.
6. Penyakit pada Saluran Pencernaan
Penyakit pada  saluran
pencernaan sering
disebut sebagai
gastrointestinal.  Penyakit  Gastrointestinal  yang  termasuk  yaitu  kelainan penyakit  kerongkongan  eshopagus,  lambung  gaster,  usus  halus
intestinum, usus besar colon, hati liver, saluran empedu traktus biliaris dan pankreas  Hadi, 2002.
Penelitian  Kaufman  dan  rekannya  membuktikan  bahwa  konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada gastrointestinal,
misalnya  gastritis  besar  dan  perdarahan  pada  duodenum  Kaufman    dkk, 1995.    Pronko  menjelaskan  mengenai  dampak  konsumsi  alkohol  terhadap
terjadinya  kerusakan  mukosa  kolon  atau  rektum,  dampak  lain  yang  dapat
33
terjadi  adalah  hiper  regenatif  sehingga  terjadi  penumpukan  pada  lokasi tertentu dan menyebabkan tumor Pronko  dkk, 2002.
Penyakit gastrointestnal yang sering muncul pada masyarakat adalah maag. Maag terjadi karena sekresi asam klorida HCl yang berlebihan dalam
lambung.  Pada  dasarnya  HCl  diperlukan  untuk  membantu  menghancurkan makanan dalam lambung, akan tetapi akan menjadi masalah ketika produksi
HCl berlebihan atau ketika perut dalam keadaan kosong sementara HCl tetap bekerja. Hal ini yang dapat menyebabkan terjadinya maag pada seseorang.
Minuman  keras,  termasuk  tuak,  dapat  memicu  munculnya  penyakit maag, hal tersebut karena adanya kandungan alkohol. Menurut Avinash dkk
2011  dan  Andyana  2012,  minuman  dengan  jumah  alkohol  rendah  dapat dengan  cepat  merangsang  sekresi  asam  lambung  dan  mempercepat
pengosongan lambung.
7. Gangguan Psikologi
Dampak  umum  yang  disebabkan  oleh  konsumsi  alkohol  adalah dampak secara psikologis. Menurut Utina, beberapa dampak psikologis akibat
konsumsi alkohol secara berlebihan adalah mudah tersinggung, mudah marah, gelisah, menghindar dari kegiatan yang tidak memberikan kesempatan untuk
minum  seperti  belajar  atau  bekerja,  sulit  membuat  keputusan,  tidur  terlalu banyak,  hiperbola  yaitu  berlebihan  dalam  mengekspresikan  suatu  perasaan
Utina, 2011. Wiers dalam penelitiannya membuktikan bahwa alkohol akan
34
memberikan kepekaan pada peminum berat, sehingga peminum tersebut akan memberikan respon cepat apabila mendapatkan penawaran hal-hal baru seperti
narkoba Wiers  dkk, 2002. Pengaruh  alkohol  terhadap  psikologis  berhubungan  dengan  efeknya
terhadap sistem saraf pusat. Terdapart neurotransmitter yang berperan dalam menyampaikan  rasa  senang,  yaitu  dopamin,  yang  berpusat  pada  ventral
tergmental area VTA di daerah otak tengah. Alkohol, dengan sifat kimianya, mampu  mengaktivasi  pengeluaran  dopamin  secara langsung  sehingga  orang
yang meminum alkohol cenderung merasa senang dan lupa akan masalahnya Adnyana, 2012.
D. Konsumsi Tuak
1. Definisi Konsumsi Tuak