20
lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial Efendi Makhfudli, 2009. Faktor lingkungan yang paling berperan dalam membentuk perilaku
mengonsumsi alkohol adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial tersebut dapat berupa tradisi, budaya, adat
istiadat, norma, kebijakan, kepercayaan, agama, sikap, standar dan gaya hidup, pekerjaan, ekonomi, organisasi dan politik. Masyarakat terpapar
oleh lingkungan sosial karena adanya interaksi dan dukungan media komunikasi yang telah berkembang Chandra, 2006.
B. Tuak
1. Definisi
Alkohol adalah cairan transparan yang dapat diperoleh dari fermentasi karbohidrat dan ragi, mudah menguap, dapat bercampur dengan
air, eter atau kloroform Iskandar, 2012. Peraturan Presiden nomor 74 tahun 2013 menyatakan bahwa minuman beralkohol merupakan minuman
yang mengandung etil alkohol atau etanol C2H5OH yang diproses
dengan cara fermentasi dengan atau tanpa destilasi dari bahan hasil pertanian. Minuman beralkohol tradisional merupakan minuman
beralkohol yang diproduksi secara tradisional dan dikemas sederhana serta dipergunakan untuk kebutuhan adat istiadat atau upacara keagamaan.
Berdasakan kadar
alkoholnya, minuman
Beralkohol diklasifikasikan ke dalam tiga golongan, yaitu:
21
a. Golongan A adalah minuman dengan kadar etil alkohol atau etanol
C2H5OH sampai dengan 5 lima persen; b.
Golongan B adalah minuman dengan kadar etil alkohol atau etanol C2H5OH 6 enam persen sampai dengan 20 dua puluh persen;
dan c.
Golongan C adalah minuman dengan kadar etil alkohol atau etanol C2H5OH 21 dua puluh satu persen sampai dengan 55 lima
puluh lima persen. Tuak adalah minuman beralkohol tradisional di daerah Sumatera
Utara, terutama pada Suku Batak Toba, yang mengandung alkohol dengan
kadar 4 Ilyas, 2013. Berdasarkan keputusan dan peraturan yang telah ditetapkan, maka tuak dapat digolongkan sebagai salah satu jenis minuman
keras. Dengan demikian, tuak dapat digolongkan sebagai minuman keras golongan A. Jika dibandingkan dengan minuman alkohol import, seperti
whisky atau brandy yang mengandung kadar alkohol sebesar 20 - 50 golongan C Mahkamah Agung, 2012, kadar alkohol tuak jauh lebih
rendah. Tuak terbuat batang pohon aren Arenga pinnata dan diambil
airnya, yaitu air nira, kemudian dicampurkan dengan kayu raru. Menurut Sunanto, pohon aren dapat tumbuh dengan baik dan mampu berproduksi
pada daerah dengan tanah subur pada ketinggian 500 m – 800 m di atas
22
permukaan laut, termasuk di Indonesia. Maka dari itu tuak dapat dengan mudah diproduksi di wilayah Indonesia Ikegami, 1997.
Tuak memiliki posisi sebagai minuman sehari-hari bagi laki-laki Suku Batak Toba. Tuak juga berperan penting sebagai tradisi dalam adat
Batak Toba, misalnya dalam adat manulangi, yaitu upacara penjamuan orang tua yang telah bercucu oleh keturunan-keturunannya, tuak menjadi
menu utama dalam jamuan tersebut Ikegami, 1997. Tuak juga berperan penting dalam acara manuan ompu-ompu, dimana tuak digunakan untuk
menyiram tanaman yang dinamakan ompu-ompu yang ditanam pada sawah atau kebun orang yang sudah meninggal. Tuak merupakan sarana
perwujudan silaturahmi dengan adanya jamuan kehormatan bagi Dalihan Na Tolu, yaitu nama lain yang diberikan bagi tiga garis hubungan yang
dihormati oleh suatu keluarga Lumban Gaol Husin, 2013.
2. Kandungan Tuak