48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Gambaran Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Gugus Plangkawati, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. SD yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini adalah SDN Pudakpayung 01 dan SDN Pudakpayung 02. Letak kedua sekolah tersebut sangat strategis karena terletak di pinggir jalan raya. Secara
umum kondisi fisik kedua sekolah sudah baik karena semua ruangan memenuhi standar bangunan yang baik diantaranya fentilasi udaria baik,
memiliki meja dan kursi yang memadai, terdapat media pembelajaran di kelas, memiliki LCD untuk penunjang media belajar.
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 di SDN Pudakpayung 01 yang secara paralel terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas 4-A
dan kelas 4-B, dan SDN Pudakpayung 02 yang memiliki 1 kelas. Ketiga kelas tersebut diberikan tes membaca dengan soal yang sama. Jumlah siswa
di ketiga kelas hampir sama banyak seperti tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Jumlah Siswa
Jenis kelamin
SDN Pudakpayung 01 SDN Pudakpayung 02
Kelas 4-A Kelas 4-B
Kelas 4 Laki-laki
21 21
21 Perempuan
24 24
25 Jumlah
45 45
46
Menurut data homogenitas sampel, ketiga kelas tersebut bersifat homogen sehingga tidak ada ketimpangan sosial. Artinya, data berdistribusi
normal dan memiliki varians yang sama. Siswa berprestasi ataupun kurang berprestasi menyebar. Seluruh siswa mendapat perlakuan kegiatan belajar
mengajar yang sama. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui hubungan tes membaca berdasarkan standar PIRLS terhadap
kemampuan membaca siswa kelas 4. Pelaksanaan penelitian ini bergiliran sesuai waktu yang diberikan oleh guru kelas.
4.1.2 Pelaksanaan Tes Membaca Berdasarkan Standar PIRLS
Tes membaca berdasarkan PIRLS dilakukan melalui 2 tahap yaitu pengisian angket dan melakukan tes membaca. Angket diisi oleh siswa
dalam waktu 15 menit. Kemudian diberikan jeda waktu 5 menit untuk istirahat dan dibagikan teks bacaan untuk melakukan tes membaca. Angket
dan teks bacaan yang dibagikan kepada siswa di ambil dari PIRLS Framework. Setelah semua siswa mendapatkan teks bacaan, siswa diminta
bersiap untuk membaca teks dan dihitung lama waktu membacanya. Selanjutnya setelah selesai membaca, teks bacaan dikumpulkan kembali dan
di berikan lembar pertanyaan untuk dijawab siswa sesuai teks yang di baca. Instrumen yang digunakan berasal dari PIRLS. Peneliti
menggunakan instrumen dari PIRLS karena teks bacaan yang digunakan tidak hanya untuk mengetahui kecepatan membaca siswa tetapi juga
kemampuan membaca pemahaman siswa, pencapaian tujuan membaca dan
proses membaca siswa yang telah dirumuskan dalam PIRLS. Selain itu, melalui pengisian angket siswa dapat diketahui kebiasaan siswa dalam
membaca. Deskripsi variabel tes membaca berdasarkan standar PIRLS
diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap skor jawaban responden dapat dilakukan dengan analisis deskritif persentase. Tes membaca PIRLS
memiliki tiga aspek literasi yaitu tujuan membaca, proses pemahaman dan kebiasaan membaca. Menurut hasil perhitungan tes membaca yang telah
dilakukan berkaitan dengan tujuan membaca dalam bentuk diagram pie dari 136 siswa yang menjadi yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat
di lihat sebagai berikut.
Diagram 4.1 persentase Tujuan Membaca Tujuan membaca PIRLS dibagi menjadi dua bagian yaitu
pengalaman sastra dan memperoleh dan menggunakan informasi dimana masing-masing bagian tersebut memiliki persentase 50. Hasil analisis
deskritif persentase menujukkan bahwa pencapaian pengalaman sastra
18
32 22
28
Tujuan Membaca
Pengalaman Sastra Memperoleh dan
menggunakan informasi
Belum tercapai
sebesar 18. Sedangkan untuk tujuan memperoleh dan menggunakan informasi sebesar 22.
Pada proses pemahaman dibagi menjadi empat aspek yang terdiri dari fokus pengambilan informasi secara eksplisit; membuat kesimpulan
sederhana; menginterpretasi dan mengintegrasikan ide-ide dan informasi; dan memeriksa, mengevaluasi konten, bahasa dan elemen tekstual. Masing-
masing dari keempat aspek tersebut memiliki kontribusi sebesar 20, 30, 30, dan 20. Berikut disajikan persentase pencapaian dari aspek-aspek
tersebut.
Diagram 4.2 persentase Proses Membaca Menurut hasil perhitungan yang tampak pada diagram pie di atas,
pada proses membaca yang terdiri dari empat aspek pencapaian untuk fokus pengambilan informasi secara eksplisit sebesar 10; membuat kesimpulan
sederhana sebesar 14; menginterpretasi dan mengintegrasikan ide-ide dan informasi 12; dan memeriksa, mengevaluasi konten, bahasa dan elemen
tekstual sebesar 7. persentase pencapaian keempat aspek tersebut masih
10 10
14 16
12 18
7 13
Proses Membaca
Fokus pengambilan informasi secara eksplisit
Membuat kesimpulan sederhana
Menginterpretasi dan mengintegrasikan ide-ide
dan informasi Memeriksa, mengevaluasi
konten, bahasa dan elemen tekstual
Belum tercapai
tergolong rendah. Skor jawaban responden pada proses membaca terpusat pada membuat kesimpulan sederhana.
Variabel tes membaca dalam penelitian ini meliputi taraf kesukaran soal yang terdiri dari soal mudah, soal sedang dan soal sukar.
Deskripsi taraf kesukaran soal diperoleh melalui perhitungan persentase taraf kesukaran soal terhadap skor jawaban responden seperti yang
tercantum pada lampiran. Menurut perhitungan, diperoleh hasil seperti tampak pada tabel berikut.
Tabel 4.2 persentase Tingkat Kesulitan Soal No. Tingkat Kesulitan
Frekuensi 1.
Mudah 686
8,6 2.
Sedang 2336
33,37 3.
Sukar 311
3,9
Tabel di atas menunjukkan bahwa skor jawaban responden menurut taraf kesukaran soal terpusat pada soal sedang yaitu sebesar
33,37 dari seluruh responden. Pada soal dengan kategori mudah responden yang dapat menjawab benar sebanyak 8,6. Sedangkan soal
dengan kategori sukar responden yang dapat menjawab benar sebesar 3,9. Temuan penelitian ini menunjukkan dalam proses pemahaman terhadap isi
teks bacaan dengan kategori soal sukar tergolong rendah, siswa masih kesulitan dalam menjawab soal terkait isi bacaan yang memerlukan
pemahaman yang cukup mendalam.
Dari hasil tabulasi data perolehan nilai tes membaca melalui pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa dari teks
bacaan yang telah dibaca berdasarkan skor yang diperoleh seperti tercantum pada lampiran dengan kategori pada tabel di bawah ini diperoleh hasil yang
dapat dilihat pada halaman selanjutnya. Tabel 4.3 Kriteria Penilaian
No. Interval Nilai Kriteria
1 – 20
Sangat Rendah 2
21 – 40
Rendah 3
41 – 60
Cukupsedang 4
61 – 80
Baik 5
81 – 100
Sangat Baik
Diagram 4.3 Nilai Tes Membaca Pertama
Diagram di atas menunjukkan nilai tes membaca yang pertama dilaksanakan. Dari diagram di atas dapat diketahui 15 siswa memperoleh
nilai kurang dari 20, 70 siswa mendapatkan nilai antara 21 – 40, 36 siswa
mendapatkan nilai antara 41 – 60, 14 siswa memperoleh nilai antara 61 – 80,
dan 1 siswa mendapat nilai antara lebih dari 81. Nilai tes membaca yang
10 20
30 40
50 60
70
0 - 20 21 - 40
41 - 60 61 - 80
81 - 100 Nilai Tes Membaca Pertama
15 70
36 14
1
B a
ny a
k Sis
w a
Nilai Tes Membaca Pertama
pertama mayoritas siswa mendapatkan nilai antara 21 – 40. Hasil ini
tergolong rendah.
Diagram 4.4 Nilai Tes Membaca Kedua Sedangkan pada tes membaca yang kedua diperoleh hasil seperti
diagram 4.4 pada halaman sebelumnya. Dari 136 siswa terdapat 14 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 20, 40 siswa memperoleh nilai antara 21
– 40, 66 siswa memperoleh nilai antara 41 – 60, 14 siswa memperoleh nilai antara 61
– 80, dan 2 siswa memperoleh nilai di atas 81. Pada tes membaca kedua mayoritas siswa memperoleh nilai antara 41
– 60 yang dapat dikategorikan sedang. Bila dibandingkan antara tes membaca yang pertama
dengan tes membaca yang kedua, pada tes membaca yang kedua ada peningkatan perolehan nilai.
10 20
30 40
50 60
70
0 - 20 21 - 40
41 - 60 61 - 80
81 - 100 Nilai Tes Membaca Kedua
14 40
66 14
2
B a
ny a
k s
is w
a
Nilai Tes Membaca Kedua
Diagram 4.5 Rata-rata Tes Membaca Setelah dilaksanakan tes membaca sebanyak 2 dua kali,
perolehan nilai pertama dan kedua yang selanjutnya di rata-rata sebagaimana yang terlampir berdasarkan perhitungan diperoleh hasil seperti
pada diagram di atas. Dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes membaca hasil akhir yang diperoleh dari rata-rata tes membaca yang pertama dan
kedua terdapat 9 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 20, 58 siswa memperoleh nilai antara 21
– 40, 54 siswa memperoleh nilai antara 41 – 60, 14 siswa memperoleh nilai antara 61
– 80, dan 1 siswa memperoleh nilai di atas 81. Diagram di atas menunjukkan mayoritas hasil akhir siswa terletak
pada nilai antara 21 – 40 dan 41 – 60 yang dapat dikategorikan sedang. Dan
rata-rata nilai tes membaca keseluruhan siswa sebesar 40,63. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tes membaca pada
siswa kelas 4 gugus Plangkawati, termasuk sedang. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata nilai tes membaca siswa yang termasuk kategori sedang. Rendah
atau tingginya hasil tes membaca pada penelitian ini dipengaruhi faktor lain .
10 20
30 40
50 60
0 - 20 21 - 40
41 - 60 61 - 80
81 - 100 Rata-rata Nilai Tes Membaca
9 58
54 14
1
B a
ny a
k s
is w
a
Rata-rata Nilai Tes Membaca
Faktor lain pada variabel tes membaca berdasarkan standar PIRLS dalam penelitian ini meliputi kebiasaan atau perilaku membaca. Deskripsi
kebiasaan atau perilaku tersebut diperoleh dari tanggapan siswa melalui kuisioner angket. Deskripsi kebiasaan atau perilaku membaca siswa
diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap skor jawaban siswa sebagaimana tercantum pada lampiran. Hasil perhitungan jawaban pada
angket tidak terperinci karena perhitungan terperinci terpusat pada hasil tes membaca dan kemampuan membaca siswa.
Angket siswa diisi oleh 136 siswa yang terdiri dari 63 siswa laki- laki dan 73 siswa perempuan. Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 136
siswa terdiri dari 40,44 55 siswa berumur 10 tahun; 55,14 75 siswa berumur 11 tahun; dan 4,41 6 siswa berumur 12 tahun. Dalam
komunikasi sehari-hari di rumah siswa berbicara ada yang menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah, diketahui 0,73 1 siswa
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia; 58,08 79 siswa berkomunikasi menggunakan bahsa Indonesia dan bahasa daerah; dan
41,17 56 siswa ketika di rumah berkomunikasi tidak pernah menggunakan bahasa Indonesia. Kegemaran siswa dalam membaca dilihat
dari kepemilkan buku yang di miliki diumah sebanyak 23,52 32 siswa memiliki buku yang sangat sedikit atau kurang dari 10 buku; 57,35 78
siswa memiliki buku sebanyak 11-25 buku yang cukup mengisi setengah rak buku; 16,17 22 siswa memiliki buku sebanyak 26-100 buku yang
cukup mengisi satu rak buku; dan 2,94 4 siswa memiliki buku sebanyak 101-200 buku taucukup mengisi dua rak buku.
Selain buku setiap siswa di rumah memiliki benda-benda pribadi seperti meja belajar, kamar tidur, dll. Berdasarkan jawaban siswa mengenai
kepemilikan benda pribadi diketahui 36,02 49 siswa memiliki kompu- terlaptop di rumah; 90,44 123 siswa memiliki meja belajar yang diguna-
kan untuk belajar; 80,88 110 siswa memiliki buku-buku tambahan selain buku dari sekolah; 65,44 89 siswa tidur dikamarnya sendiri; dan 37,5
51 siswa memiliki koneksi ke jaringan internet di rumah. Sebagian siswa memiliki komputer dan koneksi ke jaringan internet di rumah yang bisa di
gunakan oleh siswa untuk mencari pengetahuan-pengetahuan baru dari in- ternet. Selain di rumah komputer dan internet dapat tersedia ditempat lain
seperti sekolah dan warnet. Intensitas penggunaan komputer siswa disetiap tempat diketahui 51,1 menggunakan komputer disekolah; 31,06 tidak
pernah menggunakan komputer disekolah; dan 46,88 menggunakan kom- puter di tempat lain seperti warnet. Komputer dapat digunakan siswa se-
bagai sumber referensi pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Peng- gunaan komputer dan pengerjaan pekerjaan rumah baiknya diawasi oleh
orang tua. Dari jawaban siswa beberapa hal sering terjadi di rumah dianta- ranya 85,11 orang tua se-ring bertanya tentang yang telah dipelajari di se-
kolah, 74,63 siswa bercerita mengenai tugas sekolah kepada orang tua, 79,22 orang tua siswa memastikan anaknya mengerjakan pekerjaan ru-
mah, dan 82,53 orang tua siswa memeriksa pekerjaan rumah anaknya.
Sekolah merupakan tempat siswa belajar, memperoleh pendidikan, berkumpul dan bermain. Setiap siswa memiliki pendapat yang berbeda me-
ngenai sekolah mereka. Dari pendapat jawaban siswa mengenai sekolah me- reka diketahui 90,07 siswa merasa senang berada disekolah; 86,94 me-
rasa aman ketika disekolah; dan 74,81 merasa memliki sekolah. Selain be- lajar, di sekolahsiswa juga bermain dan melakukan banyak hal bersama
teman-temannya. Beberapa hal yang sering terjadi di sekolahantara lain 58,08 dijadikan olok-olok oleh siswa lain; 40,99 ditinggalkan bermain
sendiri; 41,91 menyebarkan kebohongan tentang siswa lainnya; 38,05 merasa beberapa barang diambil oleh teman lain seperti pensill, penghapus,
dan pulpen; 39,15 dipukulterluka oleh siswa lain biasanya dialami siswa laki-laki yang sering bertengkar; 35,84 merasa dibuat melakukan sesuatu
yang tidak ingin dilakukan. Diluar sekolah siswa memiliki kegemaran yang berbeda-beda salah
satunya yaitu membaca. Banyak waktu yang dihabiskan siswa untuk mem- baca ketika diluar sekolah yaitu 60 81 siswa membaca kurang dari 30
menit, 31 42 siswa membaca selama 30 sampai 60 menit, 8 11 siswa membca selama satu sampai dua jam, dan 1 2 siswa menghabiskan wak-
tu untuk membaca lebih dari 2 jam. Kegiatan membaca yang dilakukan sis- wa diluar sekolah memiliki alasan yang berbeda satu sama lain. Alasan sis-
wa membaca diantaranya 69,85 membaca untuk kesenangan atau sebagai hobi; 66,36 membaca hal-hal yang dipilihnya sendiri; dan 87,86 mem-
baca untuk mecari tahu hal-hal yang ingin dipelajari.
Selain waktu dan alasan membaca yang berbeda-beda, buku yang digemari untuk membaca juga berbeda. Berdasarkan skor jawaban siswa
diketahui 58,63 membaca buku certa atau novel; 75,55 membaca buku yang menjelaskan sesuatu seperti buku pelajaran; 56,43 lebih suka
membaca majalah; dan 58,82 gemar membaca komik. Buku yang dibaca siswa biasanya merupkan buku yang di pinjam dari perpustkaan. Dari
keseluruhan siswa intensitas siswa ke perpustakaan yaitu sebanyak 45 61 siswa pergi ke perpustakaan seminggu sekali, 21 29 siswa pergi ke
perpustakaan sekali atau dua kali sebulan, 15 siswa 20 siswa mengunjungi perpustkaan beberapa kali dalam setahun, dan sebanyak 19
26 siswa tidak pernah ke perpustkaan. Selain diluar sekolah kegiatan membaca dilakukan juga pada
pembelajaran disekolah. Beberapa pernyataan telah diajukan pada siswa mengenai pembelajaran membaca siswa dan didapatkan hasil 87,68 suka
terhadap yang dibaca di sekolah; 89,52 setuju bahwa gurunya memberi hal menarik untuk dibaca; 84 mengetahui yang diharapkan gurunya untuk
dilakukan; 45,77 terkadang memikirkan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran; 85,47 setuju bahwa guru mereka mudah dipahami;
82,9 merasa tertarik pada apa yang disampaikan gurunya; dan 86,21 setuju guru mereka memberikan hal menarik untuk dilakukan. Dapat
disimpulkan bahwa siswa merasa senang dan tertarik apabila guru mereka memberikan hal-hal baru yang menarik untuk dibaca dan dilakukan.
Ketika membaca suatu buku bacaan ada hal-hal yang terjadi. Hal- hal yang terjadi diantaranya siswa membaca diam-diam sebesar 50,91
dilakukan oleh siswa dan 75,55 siswa memilih sendiri buku yang akan mereka baca. Siswa memiliki pendapat tentang kegiatan membaca yang
mereka lakukan. Beberapa pendapat antara lain 69,85 membaca hanya jika mereka ingin; 70,4 suka membicarakan apa yang telah dibaca dengan
orang lain; 85,48 merasa senang apabila diberikan hadiah buku; 43,57 merasa membaca buku membosankan; 83,64 merasa senang apabila
memiliki waktu lebih untuk membaca; dan 88,05 menikmati membaca. Hasil perhitungan persentase pada seberapa baik siswa dalam
membaca diperoleh hasil 89,15 merasa bisa membaca dengan baik; 90,07 beranggapan membaca itu mudah; 49,26 merasa membaca itu
sulit; 69,3 merasa bila buku itu menarik seberapapun sulitnya akan tetap dibaca; 57,9 memiliki masalah dalam membaca cerita yang memiliki kata-
kata sulit; 88,05 dianggap oleh gurunya sebagai pembaca yang baik; dan 46,69 merasa membaca itu sulit dariapada hal yang lain. Sedangkan hasil
perhitungan persentase perolehan skor pada membaca untuk beberapa alasan berikut sebesar 84,19 membaca hal-hal yang membuat berpikir;
89,34 merasa penting menjadi pembaca yang baik; 91,36 merasa orang tua mereka senang melihat anaknya membaca; 89,89 merasa membaca itu
penting untuk masa depan; dan 81,62 senang ketika dapat membayangkan tempat lain dari buku yang dibaca.
4.1.3 Kemampuan Membaca Siswa Kelas 4