KERANGKA BERPIKIR HIPOTESIS PENELITIAN

menunjukkan perbedaan pencapaian pemahaman membaca menggunakan strategi guessing meaning from context dengan nilai signifikan 2-tailed sebesar 0,000. Strategi guessing meaning from context dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca disemua aspek. h. Ratri, Safitri Yosita 2016 dengan judul “School Factors Influencing Indonesia Student Reading Literacy Based on PIRLS Data 2006 and 2011” yang menunjukkan sektor letak sekolah mempengaruhi membaca keaksaraan selama lima tahun penilaian, pemberian petunjuk dipengaruhi oleh komputer dan audio visual yang berbeda, ketersediaan sumber daya perpustakaan dan laboraturium tidak mempengaruhi membaca keaksaraan, kolaborasi guru mempengaruhi kegiatan belajar mengajar.

2.3 KERANGKA BERPIKIR

Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang merupakan suatu kegiatan atau kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam sebuah teks. Mutu pendidikan bisa di nilai salah satunya dari kebiasaan membaca. Masyarakat yang gemar membaca dapat meningkatkan kecerdasan dan menambah pengetahuan untuk memberikan solusi tantangan hidup pada masa kini dan masa yang akan datang. Kemampuan membaca yang dimiliki setiap individu berbeda- beda. Kemampuan membaca adalah perpaduan antara kecepatan membaca dan pemahaman isi dari sebuah teks bacaan. Kemampuan membaca seseorang dapat diukur dari tes membaca, tes tersebut berupa bacaan yang berisi teks sastra dan teks informasi yang didalamnya terdapat 4 proses pemahaman. Tes membaca yang di ujikan dalam penelitian ini berdasarkan soal bacaan dari PIRLS booklet. Menurut uraian di atas maka tes membaca berdasarkan standar PIRLS adalah variabel bebas X, dan kemampuan membaca adalah variabel terikat Y. Kerangka berpikir penelitian ini dapat di skemakan sebagai berikut : Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN

Menurut Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman 2011, hipotesis adalah pernyataan sementara yang mencerminkan dugaan penelitian harapan penelitian yang harus diuji kebenarannya. Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini sebagai berikut. H o : tidak ada hubungan positif tes membaca berdasarkan standar PIRLS terhadap kemampuan membaca pada siswa kelas 4 Gugus Plangkawati. Tes membaca berdasarkan standar PIRLS a. Tujuan membaca b. Proses membaca Kemampuan Membaca a. Kecepatan membaca b. Pemahaman isi H 1 : ada hubungan positif tes membaca berdasarkan standar PIRLS terhadap kemampuan membaca pada siswa kelas 4 Gugus Plangkawati. 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 JENIS DAN DESAIN PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel Supardi, 2013:165. Penelitian korelasional mengunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan. Penelitian koresional digunakan untuk mendeteksi variasi-variasi pada suatu faktor berdasarkan koefisien korelasi dan untuk menentukan hubungan antara variabel untuk membuat sebuah prediksi. Rancangan penelitian ini adalah explanatory research design rancangan penelitian penjelasan yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua variabellebih dimana perubahan satu variabel merefleksi perubahan variabel lain. Desain penelitian korelasional pada dasarnya adalah terdapat dua variabel yakni variabel bebas variabel independen dan variabel terikat variabel dependen. Variabel bebas X dalam penelitian ini tes membaca berdasarkan standar PIRLS, sedangkan variabel terikat Y adalah kemampuan memabaca siswa. Koefisien korelasi yang dihasilkan