Analisis Faktor Fisik Tanah

4.5 Analisis Faktor Fisik Tanah

Analisis faktor fisik tanah yang telah dianalisis di Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian USU dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Analisis Faktor Fisik Tanah No. Daerah Faktor Fisik Suhu Kelembaban pH 1. Sibakua 25 o C 3,09 6,8 2. Huta Lambung 24,5 o C 2,04 6,5 Suhu atau temperatur tanah yang diperoleh pada desa Sibakua dan Huta Lambung keduanya yaitu 25 o C dan 24,5 o C termasuk suhu yang optimum untuk pertumbuhan tanaman. Menurut Hanafiah 2005, perbedaan temperatur merupakan cerminan energi panas matahari yang sampai ke suatu wilayah yang berfungsi sebagai pemicu proses fisik dalam pembentukan liat dari mineral-mineral bahan induk tanah, keanekaragaman hayati yang aktif karena memiliki temperatur optimum spesifik serta kesempurnaan proses dekomposisi biomassa tanah hingga ke mineralisasinya dan sebagai hasilnya maka kadar biomassa tanah akan bervariasi. Tanah-tanah yang terbentuk pada temperatur 18-30 o C termasuk dalam kondisi optimum pada daerah humid temperatur sedang akan mempunyai jenis dan populasi mikroba yang ideal, maka aktivitas biologisnya dalam dekomposisi biomassa juga akan ideal. Sumber biomassanya berlimpah karena semua jenis tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Menurut Hanafiah 2005, temperatur suhu adalah suatu sifat tanah yang sangat penting, secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan juga terhadap kelembaban, aerasi, struktur, aktivitas mikrobial dan enzimatik, dekomposisi serasahsisa tanaman dan ketersediaan hara-hara tanaman. Temperatur tanah sangat mempengaruhi aktivitas mikrobial tanah. Aktivitas ini sangat terbatas pada temperatur dibawah 10 o C, laju optimum aktivitas biota tanah yang menguntungkan terjadi pada temperatur 18-30 o C, seperti bakteri pengikat pada tanah berdrainase baik. Nitrifikasi berlangsung optimum pada temperatur sekitar 30 o C. Universitas Sumatera Utara Kelembaban tanah pada tanaman merupakan salah satu faktor fisik tanah. Kelembaban tanah yang didapat dari desa Sibakua dan Huta Lambung adalah sedang dan tidak terlalu tinggi ataupun rendah. Menurut Yunus 2004, pada kelembaban yang rendah, tanah akan keras dan bergumpal-gumpal karena perekatan antara partikel-partikel kering tanah, bila tanah pada keadaan ini diolah dibajak maka akan timbul bongkahan-bongkahan tanah. Bila kelembaban tanah ditingkatkan, maka molekul-molekul air ditingkatkan pada permukaan partikel-partikel tanah dan menurunkan bentuk gumpalan dan pengolahan tanah memberikan hasil yang optimum. Kemudian bila air ditambah, kohesi lapisan air di sekitar partikel tanah akan meningkat, menyebabkan tanah menjadi lekat dan plastis. Tanah akan mudah melumpur pada keadaan ini. Menurut Sutedjo Kartasaputra 1988, dapat ditegaskan bahwa tanpa adanya air di dalam tanah, suatu jenis tanaman apapun tidak mungkin dapat tumbuh dan berkembang, demikian pula semua makhluk hidup di dalam tanah. Air mutlak sangat dibutuhkan oleh tanaman demi pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan air bagi tanaman antara lain sebagai pengangkut hara tanaman dari tanah ke tempat fotosintesa, mengedarkan hasil fotosintesa dan metabolisme, mempertahankan ketegangan sel-sel tanaman, dengan demikian maka berlangsungnya berbagai mekanisme dalam tubuh tanaman dapat tetap terjamin, menjamin keberlangsungan fotosintesa karbohidrat. Keasaman tanah merupakan faktor kima tanah yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. pH yang didapat yakni sekitar 6,5 pada desa Huta Lambung bersifat agak asam, sedangkan pada desa Sibakua yaitu 6,8 yang bersifat netral. Menurut Poerwodido 1991, pengukuran pH tanah dapat berdasar pada metode kolorimetri yang lazim dilakukan dilapangan dan mampu memberi gambaran akurat pH tanah lapangan secara cepat dan metode elektrometrikal yang lazim dilakukan dilaboratorium. Faktor yang mempengaruhi penetapan pH tanah antara lain nisbah bahan pengekstraksi dan tanah, kandungan garam dalam larutan tanah, keseimbangan CO 2 atmosfir dan CO 2 tanah. Universitas Sumatera Utara Menurut Mukhlis 2007, nilai pH tanah tidak sekedar menunjukkan suatu tanah asam atau alkali, tetapi juga memberikan informasi tentang sifat-sifat tanah yang lain, seperti ketersediaan posfor, status kation-kation basa atau unsur racun, dsb. Kebanyakan tanah pertanian memiliki pH 4 hingga 8. Tanah yang lebih asam biasanya ditemukan pada jenis tanah gambut dan tanah yang tinggi kandungan aluminium atau belerang. Sementara tanah yang basa ditemukan pada tanah yang tinggi kapur dan berada di kawasan pantai. pH tanah merupakan suatu ukuran intensitas keasaman, bukan ukuran total asam yang ada di tanah tersebut.

4.6 Analisis Faktor Kimia Tanah