Analisis Faktor Kimia Tanah

Menurut Mukhlis 2007, nilai pH tanah tidak sekedar menunjukkan suatu tanah asam atau alkali, tetapi juga memberikan informasi tentang sifat-sifat tanah yang lain, seperti ketersediaan posfor, status kation-kation basa atau unsur racun, dsb. Kebanyakan tanah pertanian memiliki pH 4 hingga 8. Tanah yang lebih asam biasanya ditemukan pada jenis tanah gambut dan tanah yang tinggi kandungan aluminium atau belerang. Sementara tanah yang basa ditemukan pada tanah yang tinggi kapur dan berada di kawasan pantai. pH tanah merupakan suatu ukuran intensitas keasaman, bukan ukuran total asam yang ada di tanah tersebut.

4.6 Analisis Faktor Kimia Tanah

Analisis faktor kimia tanah yang telah dianalisis di Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian USU dapat dilihat pada Tabel 4.5 sdi bawah ini. Tabel 4.6 Analisis Faktor Kimia Tanah No. Daerah Faktor Kimia Unsur Hara C Unsur Hara N Unsur Hara P ppm Unsur Hara CN 1. Sibakua 3,41 0,40 4,94 12,35 2. Huta Lambung 3,90 0,39 0,75 10,00 Unsur hara yang diukur dari kedua desa yaitu C Carbon, NNitrogen, PFosfor dan CN. Dimana desa Sibakua memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan Huta Lambung pada unsur hara N, P dan CN. Desa Huta Lambung memiliki nilai yang lebih rendah kecuali pada unsur hara C. Menurut Mukhlis 2007, karbon adalah komponen utama dari bahan organik. Kadar C organik tanah cukup bervariasi, tanah mineral biasanya mengandung C organik antara 1 hingga 9, sedangkan tanah gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40 sampai 50 C organik dan biasanya 1 di tanah gurun pasir. Tanaman lebih sering mengalami kekurangan nitrogen N dibandingkan unsur-unsur yang lain, disebabkan karena 97-99 dari N di tanah berada sebagai kompleks organik dan lambat menjadi tersedia bagi tanaman melalui dekomposisi mikroorganisme. Fosfor P merupakan salah satu unsur hara yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman karena berperan dalam menyimpan dan mentransfer Universitas Sumatera Utara energi serta sebagai komponen protein dan asam nukleat. Oleh fungsi tersebut maka suplai P yang tinggi ditunjukkan oleh perkembangan akar, dan pembuahan yang cepat. Menurut Notohadiprawiro 1998, sifat dan tampakan tanah yang mengimplikasikan kegiatan hayati ialah nisbah CN, kadar bahan organik atau kandungan biomassa tiap satuan luasvolume tanah, tingkat perombakan bahan organik, pembentukan krotovina, dan permintaan oksigen hayati biologycal oxygen demand, BOD. Nisbah CN berguna sebagai penanda kemudahan perombakan bahan organik dan kegiatan jasad renik tanah. Kebanyakan energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan populasi tanah berfungsi dan mendukung kelangsungan proses tanah yang begitu banyak berasal dari konversi karbon organik menjadi karbon dioksida. Akan tetapi, apabila nisbah CN terlalu lebar, berarti ketersediaan C sebagai sumber energi berlebihan menurut bandingannya dengan ketersediaan N bagi pembentukan protein mikrobia, kegiatan jasad renik akan terhambat. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan