Wisata Perkebunan Dalam Antropologi Pariwisata Dampak Wisata

Kajian antropologi dalam pariwisata dapat menjadi nilai tambah dalam kegiatan wisata, selain memberikan pemahaman mengenai wisata juga memberikan pandangan dari sudut lain mengenai kegiatan wisata dari aspek sosial, budaya. Kemampuan menjelaskan wisata dalam konteks sosial, budaya belum menjadi suatu hal yang penting, namun antropologi dapat menjadi penghubung dari hal tersebut, dimana kegiatan wisata tidak sekedar mengunjungi objek wisata melainkan memberikan pemahaman dan gambaran mengenai sosial dan budaya objek wisata tersebut.

4.2 Wisata Perkebunan Dalam Antropologi Pariwisata

Upaya untuk menyajikan suatu kegiatan wisata agar lebih menarik adalah dengan mengemasnya sebagai salah satu unsur dari perilaku pariwisata, pariwisata di sini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusaha objek, dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata Pendit, 2003: 14. Wisata perkebunan juga turut menjadi objek lapangan penelitian bagi antropologi, disamping memberi pengalaman wisata juga memberikan pengalaman budaya dalam praktiknya, hal ini tampak pada kegiatan wisata perkebunan yang memuat beragam unsur menarik, seperti adanya unsur sejarah, unsur sosial-budaya, unsur kehidupan masyarakat dan lain-lain. Salah satu unsur terkuat yang menjadi fokus antropologi adalah adanya keterikatan dalam waktu antar wisatawan dengan objek wisata dan masyarakat Universitas Sumatera Utara setempat, hal ini memberi suasana yang berbeda yang selama ini ditawarkan oleh kegiatan wisata sejenis. Pola hubungan yang tercipta antara wisatawan dan penduduk setempat serta interaksi yang terbangun selama proses wisata turut memberi ruang pengalaman budaya yang kaya nilai bagi wisatawan dan penduduk setempat. Melalui kegiatan “live-in” maupun kegiatan wisata perkebunan lainnya hubungan-hubungan lintas-budaya dapat tercapai sehingga dapat memberi pengalaman lebih terhadap kehidupan.

4.3 Dampak Wisata

Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang prospeknya cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Peluang tersebut didukung oleh kondisi-kondisi alamiah seperti: letak dan keadaan geografis lautan dan daratan sekitar khatulistiwa, lapisan tanah yang subur dan panoramis akibat ekologi geologis, serta berbagai flora dan fauna yang memperkaya isi daratan dan lautannya. Setidaknya terdapat 5 aspek potensi pariwisata Indonesia, yaitu : • Warisan budaya yang kaya • Bentang alam yang indah • Letak dekat pasar pertumbuhan Asia • Penduduk potensial jumlah mampu • Tenaga kerja jumlah dan murah Usaha pengelolaan pariwisata mempunyai pengaruh yang tidak dapat dihindari sebagai akibat datangnya wisatawan ke suatu wilayah tertentu yang mempunyai kondisi berbeda dari tempat asal wisatawan tersebut. Universitas Sumatera Utara Berkaitan dengan aspek potensi wisata tersebut, pengembangan pariwisata perkebunan memiliki beberapa asek diantaranya, seperti : bentang alam yang indah, penduduk yang potensi dari segi jumlah dan kemampuan dalam dunia wisata secara sederhana dan ketersediaan tenaga kerja. Aspek-aspek pengembangan pariwisata sebagaimana telah dideskripsikan sebelumnya telah dipenuhi oleh wisata perkebunan PTPN II Kebun Klumpang, hal ini menjadikan objek wisata perkebunan PTPN II Kebun Klumpang memiliki potensi yang cukup sebagai modal pengembangan lebih lanjut sebagai daerah tujuan wisata yang berada dibawah kordinasi Kabupaten Deli Serdang dan PTPN II. Secara singkat, terdapat beberapa dampak positif dalam suatu penyelenggaraan kegiatan pariwisata dan obyek wisata dapat memberikan setidaknya dampak positif, adapun dampak positif tersebut yaitu:  Penyumbang devisa negara,  Menyebarkan pembangunan,  Menciptakan lapangan kerja,  Memacu pertumbuhan ekonomi melalui dampak penggandaan multiplier effect,  Wawasan masyarakat tentang bangsa-bangsa di dunia semakin luas,  Mendorong semakin meningkatnya pendidikan dan ketrampilan penduduk. Selain dampak positif, terdapat pula dampak-dampak negatif yang timbul dari pariwisata secara ekonomi, yaitu :  Semakin ketatnya persaingan harga antar sektor  Harga lahan yang semakin tinggi Universitas Sumatera Utara  Mendorong timbulnya inflasi  Bahaya terhadap ketergantungan yang tinggi dari negara terhadap pariwisata  Meningkatnya kecenderungan impor  Menciptakan biaya-biaya yang banyak  Perubahan sistem nilai dalam moral, etika, kepercayaan, dan tata pergaulan dalam masyarakat, misalnya mengikis kehidupan bergotong royong, sopan santun dan lain-lain.  Memudahkan kegiatan mata-mata dan penyebaran obat terlarang  Dapat meningkatkan pencemaran lingkungan seperti sampah, vandalisme Masyarakat dalam lingkungan suatu obyek wisata sangatlah penting dalam kehidupan suatu obyek wisata karena mereka memiliki kultur yang dapat menjadi daya tarik wisata, dukungan masyarakat terhadap tempat wisata berupa sarana kebutuhan pokok untuk tempat obyek wisata, tenaga kerja yang memadai dimana pihak pengelola obyek wisata memerlukannya untuk menunjang keberlangsungan hidup obyek wisata dan memuaskan masyarakat yang memerlukan pekerjaan dimana membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Pengembangan suatu obyek wisata yang dilakukan dengan proses baik akan menghasilkan dan meningkatkan pendapatan ekonomi yang baik juga untuk komunitas setempat, kedua aspek ini saling berkaitan satu sama lain dalam fokus kepariwisataan. Mengenai korelasi antar aspek dalam pengembangan pariwisata bahwa suatu tempat wisata yang direncanakan dengan baik, tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi yang memperbaiki taraf , kualitas dan pola Universitas Sumatera Utara hidup komunitas setempat, teapi juga peningkatan dan pemeliharaan lingkungan yang lebih baik. Bila dilakukan dengan benar dan tepat maka pariwisata dapat memaksimalkan keuntungan dan dapat meminimalkan permasalahan. Penduduk setempat mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya pengembangan obyek wisata, karena penduduk setempat mau tidak mau terlibat langsung dalam aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan kepariwisataan di daerah tersebut, misalnya bertindak sebagai tuan rumah yang ramah, penyelanggara atraksi wisata dan budaya khusus tarian adat, upacara-upacara agama, ritual, dan lain-lain, produsen cindera mata yang memiliki kekhasan dari obyek tersebut dan turut menjaga keamanan lingkungan sekitar sehingga membuat wisatawan yakin, tenang, aman selama mereka berada di obyek wisata tersebut. Akan tetapi apabila suatu obyek wisata tidak dikembangkan atau ditangani dengan baik atau tidak direncanakan dengan matang, dapat menyebabkan kerusakan baik secara lingkungan maupun dampak-dampak negatif terhadap ekonomi maupun sosial. Proses pengembangan objek pariwisata merupakan suatu hal tentang hubungan tempat wisata dan lingkungan dimana bila ditangani dengan baik maka akan terjadi peningkatan lingkungan ke arah yang lebih baik tetapi apabila tidak ditangani dengan baik bisa merusak. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN