Hingga saat ini belum ada objek wisata yang terdata maupun dipublikasikan memiliki beragam unsur dalam objek wisata tersebut, kalaupun
ada telah terjadi perubahan yang signifikan terhadap kehidupan budaya didaerah tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Picard 2006 mengenai kondisi
pariwisata Bali yang telah terkontaminasi oleh unsur ekonomi semata.
3.7 Fasilitas Pendukung
Sarana dalam hal ini diartikan sebagai aspek penting yang menjadi kebutuhan dalam kegiatan wisata sedangkan prasarana adalah bagian bagian
kelengkapan dari kegiatan wisata, hubungan diantara keduanya menciptakan kondisi yang dinamis dari suatu proses pariwisata.
Untuk mewujudkan kegiatan pariwisata berbasiskan perkebunan ini maka diperlukan adanya fasilitas pendukung yang dapat menunjang kegiatan pariwisata
tersebut, seperti transportasi, akomodasi, telekomunikasi dan lain sebagainya. Beberapa fasilitas pendukung bagi kegiatan wisata perkebunan di PTPN II
Kebun Klumpang berdasarkan observasi dan wawancara lapangan memberikan titik terang bagi pengembangan pariwisata, seperti akses transportasi yang telah
tersedia dengan baik dan terdapatnya moda transportasi darat yang menghubungkan beberapa wilayah, akses telekomunikasi yang telah mendukung
seperti telah sampainya jaringan telefon dan internet didaerah tersebut dan akses terhadap akomodasi yang telah mencukupi walaupun perlu dilakukan peningkatan
terhadap akses akomodasi ini. Fasilitas pendukung lainnya, meliputi :
Tour Guide, yang didefinisikan secara bebas sebagai pemandu kegiatan
wisata adalah sarana yang mendukung terciptanya pemahaman dan transfer
Universitas Sumatera Utara
pengalaman bagi para wisatawan, tour guide ini memiliki kemampuan mendeskripsian mengenai sejarah perkebunan yang lengkap dan pemahaman
mengenai perkebunan di Sumatera-Utara. Interaksi antara tour guide dan wisatawan menjadi modal penting dalam kegiatan wisata.
Akomodasi dan transportasi, dalam hal ini difokuskan sebagai prasarana
yang mendukung perkebunan sebagai objek wisata, termasuk juga usaha promosi untuk mengenalkan wisata perkebunan kepada para wisatawan. Aspek
transportasi adalah prasarana penting lainnya yang perlu diperhatikan mengingat aksesbilitas wisatawan menuju wisata perkebunan PTPN II Kebun Klumpang
menjadi perhatian penting yang tidak dapat diabaikan.
Biro perjalanan, prasarana biro perjalanan menjadi ujung tombak dari
promosi objek wisata perkebunan kepada wisatawan yang berkunjung dengan menawarkan paket wisata perkebunan beserta unsur pendukungnya kepada
wisatawan.
Souvenir, adalah kenang-kenangan yang dapat menjadi milik wisatawan
sebagai penanda bahwa telah mengunjungi wisata perkebunan PTPN II Kebun Klumpang, untuk prasarana ini, pihak penyelenggara kegiatan wisata memberikan
paket wisata mengunjungi perkebunan PTPN II Kebun Klumpang yang termasuk didalamnya souvenir, pelayanan ini menjadi faktor penarik bagi wisatawan,
dimana souvenir tersebut memuat sejarah dan perkembangan perkebunan PTPN II Kebun Klumpang.
Beragam sarana dan prasarana yang terdapat dalam kegiatan wisata perkebunan menjadi bagian-bagian yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk
menciptakan kondisi wisata perkebunan, kaitan antara sarana dan prasarana menjadi faktor yang menentukan kemajuan suatu kegiatan wisata sejarah.
Universitas Sumatera Utara
Kerjasama antar lembaga juga mendapat perhatian yang lebih, seperti perhatian antara pemegang kebijakan bidang pariwisata dan pelaku wisata, tanpa
adanya kerjasama yang baik diantaranya menyebabkan wisata perkebunan hanya berupa perjalanan melihat pemandangan tanpa nilai lebih. secara ideal hubungan
ini perlu ditingkatkan untuk menjadi suatu sinergi sarana dan prasarana yang mendukung objek wisata perkebunan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV WISATA PERKEBUNAN DALAM ANTROPOLOGI
Pariwisata dapat didefiniskan sebagai : “a tourist is “a temporarily leisured person who voluntarily
visits a place away from home for the purpose of experiencing a change” Smith 1989, p. 2.”
Terjemahan bebas dari kutipan diatas adalah : “turis adalah orang bersantai sementara yang secara sukarela
mengunjungi tempat yang jauh dari rumah untuk tujuan mengalami perubahan” Smith 1989, p. 2.”
Berdasarkan definisi tersebut maka kegiatan wisata sebagai suatu kegiatan yang memberikan suasana baru dalam kehidupan juga dapat memberi perubahan
bagi penduduk setempat yang tinggal di kawasan wisata. Kegiatan wisata adalah suatu hal yang sangat menjanjikan, baik secara ekonomi maupun sosial, hal ini
dikemukakan oleh Sugiama 2001 : “Pertumbuhan pariwisata sebagai fenomena sosial dan
sebagai usaha ekonomi telah berkembang secara dramatis selama setengah abad terakhir di abad dua puluhan. Memasuki milenium
ke tiga ini ditandai dengan berkembangnya isu 4T Transportasi, Telekomunikasi, Pariwisata dan Teknologi. Dalam hal ini
pariwisata akan berkembang menjadi salah satu industri yang tumbuh dengan dominan di berbagai belahan dunia.”
Pernyataan ini sangat mungkin terjadi dengan bermunculannya kreativitas untuk mengembangkan kegiatan wsiata sebagai suatu kegiatan yang lazim
dilakukan oleh setiap individu manusia, tentu saja hal ini didukung dengan sumber daya alam yang menjadi potensi kegiatan wisata, untuk itu Kartawan
Universitas Sumatera Utara