3.4 Proyeksi Pariwisata Perkebunan
Kegiatan pariwisata secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan melakukan suatu perjalanan antar daerah dan menetap didaerah tersebut dalam
kurun waktu 24 jam, walaupun definisi ini juga mendapat tentangan mengenai unsur waktu yang menyertai kegiatan wisata akan tetapi penelitian ini mengambil
suatu garis merah definisi kegiatan wisata sebagai perjalanan seseorang dari satu daerah ke daerah lain dan menetap atau tinggal dalam kurun waktu kurang lebih
24 jam. Berangkat dari definisi tersebut maka kegiatan wisata perkebunan termasuk dalam suatu kegiatan wisata.
Adapun beberapa proyeksi pariwisata perkebunan PTPN II Kebun Klumpang memiliki beberapa bagian, seperti sejarah perkebunan, produksi
perkebunan, sosial-masyarakat perkebunan dan wisata alam.
Tabel 5. Potensi Pariwisata
POTENSI - POTENSI PARIWISATA PERKEBUNAN
PTPN II KEBUN KLUMPANG DESA KLUMPANG KEBUN
DELI SERDANG Sejarah; meliputi pengenalan awal
terhadap keberadaan unit usaha perkebunan di Sumatera Utara yang
dilatar-belakangi oleh kolonial Belanda pada zaman penjajahan
Sosial; kehidupan masyarakat setempat menjadi nilai lebih bagi wisatawan,
ketika terjadi proses silang-budaya melalui interaksi dengan masyarakat
Budaya; wisatawan yang memilih untuk melakukan kegiatan live in di
wisata perkebunan PTPN II Kebun Klumpang, Deli Serdang akan terikat
pada aturan, norma yang berlaku pada masyarakat setempat
Kuliner; wisatawan akan disuguhi dengan beragam kuliner tradisi yang
ada di kehidupan masyarakat perkebunan
Alam; wisatawan juga akan diberikan pemandangan yang lain daripada
biasanya oleh struktur alam di daerah perkebunan
Universitas Sumatera Utara
Proyeksi pariwisata perkebunan merupakan suatu potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar, hal ini
diungkapan oleh Ismanto Kepala Desa Klumpang Kebun yang mengatakan bahwa :
“kalau itu, apabila dari pihak perkebunan juga menyetujui akan hal itu, saya selaku pemimpin di desa ini pasti ikut
mendukung. Tapi bila pihak dari PTPN II juga setuju akan ide tersebut, kalau mereka tidak setuju saya gak bisa berbuat banyak
walaupun saya sangat-sangat setuju dengan adanya objek wisata tersebut … belum ada objek wisata yang bisa dikembangkan disini,
karena sumber daya manusianya tidak mampu untuk melihat hal itu menjadi prospek dibidang pariwisata. Paling hanya
pemandangan alam perkebunan yg banyak di lihat orang. Informasi tersebut memberikan data penting terhadap pengembangan
wisata perkebunan yang diharapkan masyarakat dapat membuka kesempatan lapangan pekerjaan namun usaha ini terkendala dengan kemampuan sumber daya
manusia yang menjadi tulang punggung penggerak kegiatan pariwisata.
Tabel. 6 Proyeksi pariwisata
No Proyeksi Pariwisata
Sumber Daya Kegiatan
1 Sejarah Sejarawan, pendidikan,
alat promosi sejarah Local tour, alur
produksi, bangunan bersejarah, sovenir
2 Budaya Pembelajaran budaya
lokal oleh masyarakat setempat
Ritual perkawinan, jarang kepang, wirit,
dll.. 3 Sosial
Kegiatan sosial
masyarakat, peningkatan kapasitas
sumber daya manusia Live in
4 Kuliner Pengolahan kuliner
lokal Pecal, Tumpeng, dll..
5 Air Infrastruktur
transportasi air, peningkatan keamanan
Local tour, berenang
Universitas Sumatera Utara
6 Aero wisata
Kerjasama dengan organisasilembaga
dibidang aeroudara Aero modelling
7 Transportasi darat
Peningkatan infrastruktur jalan,
infrastruktur transportasi darat
sepeda, sepeda ,motor dan minibus
Local tour, bersepeda, tour group
Proyeksi pariwisata perkebunan PTPN II Kebun Klumpang -
Sejarah : Perkembangan perkebunan di Indonesia khususnya Sumatera
Utara, direpresentasikan dalam kegiatan perkebunan tembakau pada era kolonial Sehingga wisatawan mendapat pengetahuan asal muasal
perkebunan di Sumatera Utara. Hingga saat ini beberapa kegiatan perkebunan tembakau masih memiliki kaitan dengan sejarah
perkembangan dari masa ke masa. Sumber daya yang harus dimiliki adalah pendidik atau pengajar seperti sejarawan yang mau membagi
pengetahuannya kepada masyarakat tentang sejarah Sumatera Utara khususnya di bidang perkebunan, agar masyarakat nantinya dapat menjadi
local guide para wisatawan yang bekunjung. Buku dan buklet juga dapat membantu tersebarnya pengetahuan tentang sejarah perkebunan kepada
para wisatawan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh para wistawan adalah mengikuti alur produksi tembakau hingga diekspor,
perjalanan wisata local tour, melihat bangunan bersejarah atau bangunan yang terus dibuat ada dari zaman dulu serta souvenir untuk para
wisatawan. -
Budaya : Budaya adalah suatu pandangan hidup masyarakat yang pada
umumnya berakar pada kebiasaan dan adat-istiadat, dalam konteks perkebunan, masyarakat setempat didominasi oleh etnik Jawa, sehingga
Universitas Sumatera Utara
nilai budaya yang tampak adalah budaya Jawa, seperti ritual perkawinan, menyambut kelahiran anak, dan ritual daur hidup lainnya serta kegiatan
ekspresi kesenian. Wisatawan dapat berinteraksi dengan kegiatan maupun proses budaya yang terjadi di masyarakat setempat dengan parameter yang
telah disetujui oleh masyarakat setempat. Sumber dayanya adalah karena wisatawan memiliki batasan budaya, dalam artian kehidupan wisatawan
terikat dengan norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat sehingga wisatawan akan diberikan pembelajaran budaya lokal serta punishment
and reward terhadap perilaku wisatawan tersebut dengan kegiatan- kegiatan seperti, ritual perkawinan, jarang kepang, wirit dan adat-istiadat
suku jawa lainnya. -
Sosial : kehidupan masyarakat setempat yang terikat dengan norma-norma
kehidupan menjadi modal dalam pengembangan potensi wisata berbasiskan perkebunan dengan nilai tambah pada kehidupan masyarakat
setempat. Para wisatawan akan berinteraksi langsung dengan masyarakat oleh karena itu pendidikan kepada masyarakat untuk meningkatkan
kapasitas sumber daya manusia menjadi hal yang utama agar para wisatawan merasa diterima di kawasan wisata ini. Kegiatan wisata yang
dilakukan adalah live in yaitu para wisatawan akan tinggal dikawasan wisata bersama masyarakat setempat dan berbaur dalam kehidupan sehari-
hari. -
Kuliner : Masyarakat yang tinggal di daerah perkebunan tembakau
memiliki ciri khas dalam penyajian konsumsi sehari-hari, seperti nasi dan kuliner lainnya yang memiliki korelasi dengan alam sekitar. Sumber daya
yang harus diperhatikan adalah perlunya adaptasi dalam pengolahan
Universitas Sumatera Utara
kuliner lokal yang akan disajikan kepada wisatawan sehingga wisatawan dapat menkmati kuliner tradisi seperti pecal, tumpeng, tiwul dan makanan
tradisi lainnya yang ada di lokasi wisata. -
Air : Infrastruktur perkebunan yang memiliki bendungan air yang
berfungsi sebagai pengairan utama perkebunan dapat dikembangkan menjadi peta lokasi potensi wisata lainnya, wisatawan dapat mengelilingi
atau menyusuri daerah perkebunan tembakau dari sisi lain air. Perlunya peningkatan modal transportasi air dan peningkatan keamanan menjadi
sumber daya yang paling dibutuhkan. Kegiatannya meliputi local tour, berenang dan kegiatan wisata air lainnya.
- Aero wisata : Lokasi perkebunan yang cukup luas dengan jenis tanaman
yang homogen tembakau dan memiliki jeda waktu penanaman memberi kesan luas dan dapat dimanfaatkan sebagai potensi wisata udara melalui
beragam cara. Sumber daya yang diperlukan meliputi, kerjasama dengan organisasi atau lembaga yang bergerak dibidang Aero Modelling dan
peningkatan sumber daya manusia melalui pengetahuan Aero modeling kepada masyarakat setempat. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah Aero
Modelling dan kegiatan yang berhubungan dengan wisata udara lainnya. -
Transportasi Darat : Daerah perkebunan yang luas dapat dicapai dengan
sepeda, seperti layaknya masyarakat sekitar menggunakan moda transportasi sepeda dalam kegiatan sehari-hari mereka, disediakan jalur
khusus sepeda dan jalur khusus bagi pejalan kaki apabila wisatawan ingin menikmati pemandangan serta suasana perkebunan tembakau.
Peningkatan infrastruktur jalan yang memadai dan kendaraan sepeda, sepeda motor dan bus dalam jumlah yang cukup, peningkatan sumber
Universitas Sumatera Utara
daya manusia lokal dalam pengelolaan potensi pariwisata menjadi sumber daya yang sangat dibutuhkan. Kegiatannya meliputi, local tour, sepeda
bersama, sepeda individu, jalan bersama tour group atau tour individual. Dalam proses pengembangan pariwisata disuatu wilayah, diperlukan
adanya peningkatan kapasitas pada beberapa unsur, seperti : faktor non-fisik meliputi unsur pendidikan, unsur pelatihan dan faktor fisik, seperti kemampuan
pembangunan infra-struktur pendukung. Unsur pendidikan merupakan unsur yang memberikan pendidikan dasar
dalam konteks peningkatan kemampuan dalam pengelolaan manajemen kepariwisataan, hal ini berkaitan erat dengan sistem pengorganisasian yang
menunjang suksesnya pariwisata. Konteks wisata perkebunan, setiap individu yang terlibat dalam pengelolaan pariwisata akan diberi pengetahuan mengenai
tata-cara mengembangkan pariwisata, manajemen pariwisata dan pendidikan mengenai hal-hal yang terkait pada wisata perkebunan, seperti : faktor sejarah,
kehidupan masyarakat setempat dan lain sebagainya. Unsur pelatihan merupakan unsur menitikberatkan pada memberi
pengalaman dalam mengelola suatu objek wisata maupun pengembangan potensi wisata, hal ini dapat tercapai melalui serangkaian pelatihan mengenai pariwisata
sejenis maupun tidak. Melakukan studi perbandingan terhadap objek wisata lain, tata-cara pengelolaan pada beberapa objek wisata lain hingga pada serangkaian
proses uji coba trial-error process dalam pengembangan wisata perkebunan. Faktor pembangunan fisik juga menjadi bagian dari peningkatan kapasitas
potensi wisata beserta kemampuan sumber daya manusia setempat, pembangunan fisik meliputi perbaikan jalan menuju lokasi wisata, penyediaan akomodasi yang
Universitas Sumatera Utara
layak hospitality, sarana komunikasi serta penguatan nilai-nilai budaya lokal yang menjadi daya tarik wisata perkebunan.
Beberapa unsur tersebut setidaknya dapat memberikan sentuhan dalam pengembangan potensi wisata secara lebih lanjut. Proses peningkatan kapasitas
tersebut menekankan pada penguatan kemampuan sumber daya manusia masyarakat setempat dan tidak menanggalkan sistem, aturan serta norma adat
yang selama ini berlaku pada masyarakat tersebut, hal ini untuk semakin memberi pengalaman budaya kepada wisatawan yang nantinya berkunjung.
Antropologi pembangunan sebagai salahsatu sub-bagian dalam antropologi menjadi rujukan dalam meningkatkan nilai potensi yang telah ada
sebelumnya, proses pembangunan terhadap masyarakat merupakan faktor penting yang harus diutamakan, mengingat proses wisata yang berlangsung memiliki
fokus pada kehidupan masyarakat setempat sehingga masyarakat harus dipersiapkan untuk kegiatan pariwisata tersebut. Chio 2009: 211 memberi
tanggapan terhadap usaha pengembangan wisata melalui komparasi terhadap kehidupan lokal wisata dan wisatawan :
“By so doing, they implicitly evoke the developmental discourse that the rural is ‘backward’ dirty, unsanitary and the
urban is ‘modern’ clean, safe.”
Terjemahan bebas dari kutipan diatas adalah : “Dengan demikian, mereka secara implisit membangkitkan wacana
bahwa perkembangan pedesaan adalah terbelakang kotor, tidak sehat dan perkotaan modern bersih, aman”
Proses pembangunan yang dilakukan dalam pengembangan potensi wisata juga harus memperhatikan beberapa bagian kehidupan yang menjadi pembeda
karakteristik kehidupan masyarakat perkotaan dan masyarakat perkebunan,
Universitas Sumatera Utara
sehingga pengembangan potensi wisata tersebut dapat mengakomodir keinginan wisatawan dengan lata-belakang budaya yang berbeda.
Kerjasama antar pihak dalam usaha pengembangan pariwisata sangat penting karena pariwisata bukanlah suatu kegiatan individual melainkan suatu
kegiatan yang bersifat kolektif atau kebersamaan. Selain itu juga pengembangan terhadap sumber daya manusia merupakan suatu hal yang mendasar untuk
mengembangkan potensi wisata suatu daerah. Proyeksi pariwisata tersebut dapat dilihat pada visualisasi berikut ini :
Foto.2 Pemeraman Tembakau bangsal
sumber foto : Fauzi Akbar
Pada beberapa usaha perkebunan tembakau didunia sudah tidak lagi menggunakan proses produksi tembakau secara tradisional, salah satu pengolahan
tembakau secara tradisional terdapat pada usaha perkebunan di Indonesia, hal ini terlihat dari proses pemeraman atau suatu proses mendiamkan untuk
mengeringkan kadar air tembakau sehingga layak digunakan yang masih menggunakan bangunan sederhana.
Universitas Sumatera Utara
Foto. 3 Perkebunan Tembakau
sumber foto : Fauzi Akbar
Foto. 4 Seorang Pekerja Kebun Tembakau Membawa Bibit Tembakau untuk Ditanam
sumber foto : Fauzi Akbar
Universitas Sumatera Utara
Foto. 5 Proses Penanaman Bibit Tembakau
sumber foto : Fauzi Akbar
Foto. 6 Jalan disekitar Kebun Tembakau
sumber foto : Fauzi Akbar
Universitas Sumatera Utara
Foto. 7 Tembakau
sumber foto : Fauzi Akbar
Satu hal penting dalam kegiatan wisata, selain melakukan perjalanan adalah menikmati keindahan alam sebagai suatu sarana menenangkan pikiran, hal
ini terpenuhi oleh perkebunan tembakau PTPN II Kebun Klumpang dengan hamparan perkebunan tembakau yang dapat menjadi objek wisata.
3.5 Tanggapan Masyarakat