Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tembakau secara sederhana dapat dikatakan sebagai bentuk komoditas ekspor yang menjanjikan, daun tembakau atau disingkat dengan sebutan tembakau terdapat diberbagai belahan dunia, seperti kawasan Amerika Latin Kuba, Brazil, Kosta Rika, dan kawasan Asia Indonesia hal ini dikarenakan produksi tembakau hanya dihasilkan oleh daerah-daerah selintasan khatulistiwa. Persebaran produksi tembakau di dunia didominasi oleh dua perkebunan tembakau, di daerah Amerika Latin dan Indonesia. Indonesia sebagai salah satu negara agraris memiliki lahan dan usaha perkebunan yang cukup potensial, hal ini terlihat dari banyaknya unit usaha perkebunan yang dimiliki oleh pemerintah maupun pihak swasta. Perkebunan di Indonesia telah mencapai tingkat yang memuaskan, hal ini terlihat pada beberapa swasembada yang terjadi terhadap hasil-hasil perkebunan, seperti tembakau, gula, karet dan lain sebagainya. Hasil-hasil perkebunan Indonesia seperti tembakau bahkan telah menembus pasaran internasional dan diakui sebagai tembakau dengan kualitas terbaik. Pada saat sekarang ini lokasi perkebunan tembakau di Indonesia terdapat salah satunya di Kebun Klumpang, Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara Pasaran dunia tembakau dikuasai oleh Kuba dan Deli Sumatera Utara – Indonesia hal ini telah dibuktikan dengan adanya pengakuan dari dunia internasional atas keduanya, dengan istilah Cerutu Kuba dan Tembakau Deli. Produksi tembakau di Indonesia dihasilkan oleh perkebunan tembakau Deli yang terdapat di daerah Kesultanan Deli Sumatera Utara, pada masa penjajahan Belanda di Nusantara, komoditas perkebunan tembakau menjadi primadona dikalangan penjajah Belanda. Pasca kolonialisme, perkebunan di Indonesia dibawah wewenang Perusahaan Nasional Perkebunan yang kemudian berkembang menjadi PTPN Perusahaan Terbuka Perkebunan Negara yang terbagi atas 12 bagian produksi, dimana produksi perkebunan menghasilkan tembakau, tebu, sawit, karet dan lain sebagainya. Produksi perkebunan tembakau di Indonesia dihasilkan dari unit usaha perkebunan milik negara yang terdapat di Sumatera Utara, tepatnya di wilayah PTPN II Sumatera Utara, seperti Kebun Klambir, Kebun Klumpang, Kebun Tandem, Kebun Saentis, Kebun Buluh Cina, Kebun Helvetia, Kebun Bandar Klipa, Kebun Sampali dan Kebun Batang Kwis. Keberhasilan perkebunan tembakau di Kebun Klumpang, Deli Serdang menjadikan tembakau menjadi komoditas primadona dalam ekspor-impor selain itu hal tersebut menjadikan lokasi perkebunan PTPN II Kebun Klumpang, Deli Serdang memiliki potensi menjadi salah satu objek wisata di Sumatera Utara dalam konteks wisata perkebunan. Universitas Sumatera Utara Riwayat masa lampau merupakan obyek studi sejarah, berkenaan dengan peristiwa-peristiwa pada kehidupan manusia yang menyangkut segala aspeknya. Dalam penuturan sejarah, peristiwa-peristiwa tadi diurutkan kurun-kurun waktu secara kronologis. Dari analisis sejarah tentang suatu peristiwa atau suatu masalah, kita dapat mengadakan prediksi terhadap hal-hal tersebut pada masa yang akan datang. Penelaahan suatu gejala atau suatu masalah dengan menggunakan pendekatan sejarah, ini termasuk penelaahan yang dinamis, karena memperhatikan urutan prosesnya dari waktu ke waktu. Sejarah, dalam terminologi bahasa Indonesia dapat berarti riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan terutama untuk raja-raja yang memerintah. Umumnya sejarah dikenal sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah lampau. Sejarah juga sebagai riwayat tentang masa lampau yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau tersebut sesuai dengan apa yang terjadi tanpa dapat melepaskan diri dari kejadian dan serta kenyataan masa sekarang yang sedang kita alami bersama, dan tidak pula kita lepaskan dari perspektif masa depan. Sebagai sebuah kisah, sejarah menyajikan sesuatu yang benar-benar terjadi. Cerita sejarah disusun berdasarkan sumber-sumber, fakta-fakta dan bukti- bukti berupa peninggalan-peninggalan sejarah. Setiap individu, masyarakat maupun setiap bangsa memiliki sejarah sendiri-sendiri. Proses sejarah dapat memberikan pengalaman, pelajaran dan pemantapan kepribadian bagi seorang individu, masyarakat dan bangsa. Universitas Sumatera Utara Perkembangan dunia wisata tidak dapat dipisahkan dari keberadaan objek wisata beserta infrastruktur pendukungnya, objek wisata dapat tumbuh dan berkembang didasarkan atas potensi pendukung yang terdapat didalamnya, seperti wisata sejarah, wisata religi, wisata perkebunan dan lain sebagainya, dalam konteks tulisan ini pariwisata yang akan diangkat merupakan wisata perkebunan, yang berbasiskan pada wisata yang meliputi lokasi perkebunan, proses pekerjaan perkebunan, hasil perkebunan, infrastruktur dan masyarakat perkebunan. Wisata perkebunan memiliki unsur pendidikan selain dari unsur kenikmatan yang menjadi pokok dari kegiatan wisata, hal ini terlihat adanya proses panjang dalam perkembangan usaha perkebunan dilokasi penelitian yang meliputi aspek sejarah, aspek hiburan dan aspek budaya. Sebagai penghubung agar dapat mengerti tentang masa lalu atau cerita asal usul juga awal mula suatu daerah atau bangunan, sejarah memiliki andil yang cukup penting. Hal ini menjadikan sejarah tidak jarang bahkan selau dijadikan bahan yang dapat dijual. Maksud dari kata dijual di sini adalah bahwa sejarah dapat dikemas menjadi lebih menarik. Memperkenalkan sejarah kepada tiap generasi itu sangat penting. Oleh karenanya, haruslah kita memberi suatu terobosan khusus agar hikmah sejarah atau pengetahuan sejarah bisa dipahami oleh semua orang. Salah satu upaya untuk menyajikan suatu sejarah agar lebih menarik adalah dengan mengemasnya sebagai salah satu unsur dari perilaku pariwisata. Pariwisata di sini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusaha objek, dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait. Universitas Sumatera Utara Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tari wisata Pendit, 2003: 14. Potensi pariwisata yang dimiliki oleh perkebunan PTPN II Kebun Klumpang, Deli Serdang pada saat ini belum terangkat secara optimal, hal ini dapat dilihat dari infrastruktur jalan yang belum baik serta kurangnya perhatian pemerintah terhadap pengembangan potensi wisata perkebunan yang dapat dikembangkan pada beberapa unit usaha perkebunan di berbagai tempat di Indonesia. Penelitian yang akan dilakukan ini berusaha untuk mengoptimalkan potensi wisata dan mengembangkan potensi tersebut menjadi suatu objek wisata dengan kekhususan pada wisata perkebunan namun hal ini perlu dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkannya.

1.2 Perumusan Masalah