Investasi (Penanaman Modal)

11. Investasi (Penanaman Modal)

Sering terdapat kekeliruan dalam masyarakat berkaitan dengan istilah investasi. Suatu bank perdagangan, misalnya, membeli saham-saham perusahaan di pasaran saham. Tindakan ini dapat dipandang sebagai investasi. Begitu juga seseorang yang menggunakan tabungannya Sering terdapat kekeliruan dalam masyarakat berkaitan dengan istilah investasi. Suatu bank perdagangan, misalnya, membeli saham-saham perusahaan di pasaran saham. Tindakan ini dapat dipandang sebagai investasi. Begitu juga seseorang yang menggunakan tabungannya

Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan.

Dalam prakteknya; dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/perbelanjaan yang berikut:

i. Pembelian berbagai jenis barang modal, yang mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri

dan perusahaan.

ii. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.

iii. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.

Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang

a. Fungsi Investasi

Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ia sejajar dengan sumbu datar, atau (ii) bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makroekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.

Mengapakah dalam analisis makroekonomi yang diperhatikan adalah investasi otonomi? Untuk memperoleh jawabannya terlebih dahulu perlu didefinisikan investasi otonomi. Investasi otonom berarti pembentukan modal yang tidak dipengaruhi pendapatan nasional. Dengan perkataan lain, tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Berdasarkan kepada pandangan ini maka kurva investasi berbentuk sejajar dengan sumbu datar, yaitu seperti

yang digambarkan oleh kurva I 0 ,I 1 dan I 2 dalam Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Fungsi Investasi dan Tingkat Bunga

Analisis makroekonomi tidaklah mengabaikan penaruh tingkat pendapatan nasional kepada investasi. Tetapi ahli-ahli ekonomi menganggap bahwa faktor itu bukanlah faktor yang paling penting yang menentukan tingkat investasi. Uraian yang berikut akan

menerangkan beberapa faktor penting yang menentukan investasi. Investasi terutama ditentukan oleh tingkat bunga. Apabila tingkat bunga tinggi, jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya tingkat bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi. Akibat dari perubahan tingkat bunga kepada investasi digambarkan oleh kurva

I, dan I 2 . Misalkan apabila tingkat bunga adalah r 0 jumlah investasi adalah I 0 . Seterusnya misalkan tingkat bunga turun ke r 2 , ini akan menyebabkan pertambahan investasi, misalnya menjadi I 2 . sebaliknya apabila tingkat bunga naik menjadi r 1 , akan terjadi kemerosotan

investasi, yaitu menjadi I 1 .

b. Penentu Penentu Tingkat Investasi

Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen (rumahtangga), yang membelanjakan bahagian terbesar dari pendapatan mereka untuk membeli barang dan jasa yang mereka

butuhkan, penanam-penanam modal melakukan investasi bukan untuk butuhkan, penanam-penanam modal melakukan investasi bukan untuk

i. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.

ii. Tingkat bunga.

iii. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan. iv. Kemajuan teknologi. v. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.

vi. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

Bagaimana berbagai faktor di atas akan mempengaruhi kegiatan investasi dibicarakan dalam uraian-uraian berikut.

c. Investasi, Keuntungan Dan Tingkat Bunga

Walaupun faktor-faktor penting yang menentukan jumlah investasi para pengusaha terdiri dari enam faktor di atas, dua di antaranya mempunyai kesanggupan untuk menerangkan mengenai sebab-sebabnya perubahan tingkat investasi yang lebih penting dari

faktor-faktor lainnya. Faktor tersebut adalah tingkat keuntungan yang diramalkan dan tingkat bunag. Ramalan mengenai keuntungan masa

depan akan memberikan gambaran kepada para pengusaha mengenai jenis-jenis investasi yang kelihatannya mempunyai prospek yang baik dan dapat dilaksanakan, dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan tambahan barang-barang modal yang diperlukan. Sedangkan tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha dan dapat dilaksanakan.

Para pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk menanam modal apabila tingkat pengembalian modal dari penanaman modalnya Para pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk menanam modal apabila tingkat pengembalian modal dari penanaman modalnya

Walaupun seorang pengusaha memiliki tabungan yang cukup, dan oleh karenanya tidak perlu meminjam dari suatu lembaga keuangan untuk membiayai investasi yang ingin dilaksanakan, hal itu belumlah merupakan syarat yang cukup bagi terciptanya kegiatan investasi. Pengusaha tersebut mempunyai dua pilihan dalam menggunakan tabungannya, meminjamkan/membungakan uang tersebut atau menggunakannya untuk investasi. Di dalam keadaan di mana pendapatan yang akan diperolehnya adalah lebih kecil dari tingkat bunga, adalah lebih baik bagi pengusaha tersebut untuk membungakan uangnya dan membatalkan maksudnya untuk melakukan investasi. Kalau ia harus meminjam uang dari sebuah lembaga keuangan, pengusaha itu harus bertindak dengan lebih berhati-hati lagi. Investasi yang direncanakannya akan dilaksanakan hanya apabila tingkat keuntungan yang akan diperolehnya adalah lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayarnya. Hanya dalam keadaan seperti itu pengusaha tersebut akan memperoleh keuntungan dari usahanya.

d. Tingkat Pengembalian Modal

Pendapatan yang diterima dari sesuatu kegiatan menanam modal biasanya akan diterima dalam beberapa tahun. Mungkin dalam dua tahun pertama keuntungan belum diperoleh , dan baru semenjak tahun ketiga hasil penjualan melebihi perbelanjaan. Seterusnya, walaupun keuntungan dalam tahun ketiga adalah sama dengan pada tahun keenam (misalnya jumlahnya adalah lima juta rupiah), dari segi pandangan perusahaan nilai keuntungan sebenarnya adalah berbeda.

Keuntungan di tahun ketiga adalah lebih bernilai dari keuntungan di tahun keenam, oleh karena nilai sekarang dari keuntungan tersebut berbeda. Menghitung nilai sekarang dari pendapatan yang diperoleh di masa depan atau menghitung tingkat pengembalian modal

(keuntungan) merupakan cara yang digunakan perusahaan-perusahaan untuk menilai kesesuain dari sesuatu investasi yang akan dilakukan.

Suatu kegiatan investasi dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila nilai sekarang pendapatan di masa depan adalah lebih besar daripada nilai sekarang modal yang diinvestasikan. Nilai sekarang pendapatan di masa depan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

Dalam persamaan di atas:

i. NS adalah nilai sekarang pendapatan yang diperoleh di antara tahun 1 sehingga tahun n, apabila dimisalkan investasi tersebut didepresiasikan pada tahun n.

ii. Y1,Y2 … Yn adalah pendapatan neto (keuntungan) yang diperoleh perusahaan antara tahun 1 hingga tahun n.

iii. R r adalah tingkat bunga.

Dengan memisalkan nilai sekarang modal yang diinvestasikan adalah M, penanaman modal tersebut dikatakan menguntungkan apabila NS lebih besar dari M.

Cara lain untuk menentukan apakah sesuatu investasi merupakan kegiatan yang menguntungkan atau merugikan dapat dilakukan dengan menghitung tingkat pengembalian modal dari investasi tersebut. Tingkat pengembalian modal dinyatakan dalam persen, dan ia menggambarkan tingkat keuntungan per tahun dari modal yang diinvestasikan. Untuk menghitung tingkat pengembalian modal digunakan formula di bawh ini:

Dalam persamaan tersebut:

i. M adalah nilai modal yang diinvestasikan.

ii. Y1, Y2, Y3 hingga Yn adalah pendapatan neto (keuntungan) yang diperoleh dari tahun 1 hingga ke tahun n.

iii. R r adalag tingkat pengembalian modal.

Dalam persamaan di atas nilai yang akn dihitung adalah R karena M dan Y1 hingga Yn sudah diketahui nilainya. Sesuatu investasi dipandang menguntungkan apabila nilai R lebih besar daripada tingkat bunga.

e. Efisiensi Modal Marginal

Di dalam suatu waktu tertentu, misalnya dalam tempo setahun, dalam perekonomian akan terdapat banyak individu dan perusahaan yang mempertimbangkan untuk melakukan investasi. Berbagai proyek investasi ini mempunyai tingkat pengembalian modal yang berbeda, yaitu sebahagian dari proyek investasi itu akan menghasilkan keutungan yang tinggi, dan ada proyek investasi itu akan menghasilkan keuntungan yang tinggi, dan ada proyek keuntungannya rendah. Berdasarkan kepada jumlah modal yang akan ditanam dan tingkat pengembalian modal yang diramalkan akan diperoleh, analisis makroekonomi membentuk suatu kurva yang dinamakan efisiensi modal marginal (maginal efficiency of capital). Berdasarkan kepada hal-hal yang dihubungkannya efisiensi modal marginal dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menunjukkan hubungan di antara tingkat pengembalian modal dan jumlah modal yang akan diinvestasikan.

Gambar 2.4 Efisiensi Modal Marginal

Untuk memperjelas arti konsep efisiensi modal marginal, dalam Gambar 2.4. ditunjukkan satu contoh dari kurva efisiensi modal marginal (MEI). Sumbu tegak menunjukkan tingkat pengembalian modaldan sumbu datar menunjukkan jumlah investasi yang akan dilakukan. Pada kurva MEI ditunjukkan tiga buah titik: A,B DAN C.

titik A menggambarkan bahwa tingkat pengembalian modal adalah R 0 dan investasi adalah I 0 . Ini berarti titik A menggamberkan bahwa dalam perekonomian terdapat kegiatan investasi yang akan

menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R 0 atau lebih

tinggi, dan untuk mewujudkan investasi tersebut modal yang diperlukan adalah sebanyak I 0 . Titik B dan C juga memberikan gambaran yang sama. Titik B menggambarkan wujudnya kesempatan untuk menginvestasi dengan tingkat pengembalian modal R 1 atau lebih, dan modal yang diperlukan adalah I 1 . Dan titik C menggambarkan, untuk mewujudkan usaha yang menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R 2 atau lebih, diperlukan modal sebanyak I 2 .

f. Tingkat Bunga Dan Tingkat Investasi

Mengetahui Mei saja belumlah mencukupi untuk memperoleh jawaban ke atas persoalan: berapakah tingkat investasi yang akan dilakukan dalam ekonomi? Para penanam modal harus pula mempertimbangkan tingkat bunga. Apabila tingkat bunga lebih tinggi dari tingkat pengembalian modal, investasi yang direncanakan tidak menguntungkan, oleh sebab itu rencana perusahaan untuk melakukan investasi akan dibatalkan. Kegiatan investasi hanya akan dilaksanakan apabila tingkat pengembalian modal lebih besar atau sama dengan tingkat bunga. Dengan demikian, untuk menentukan besarnya investsi yang harus dilakukan kita perlu menghubungkan kurva MEI dengan tingkat bunga, yaitu seperti yang terdapat dalam Gambar 2.5. Pada

tingkat bunga sebesar r 0 terdapat investasi bernilai I 0 yang mempunyai tingkat pengembalian modal sebanyak r 0 atau lebih. Maka pada tingkat bunga sebanyak r 0 , investasi yang akan dilakukan perusahaan adalah

I 0 . apablia tingkat bunga adalah r 1 diperlukan modal sebanyak I 1 untuk mewujudkan investasi yang mempunyai tingkat pengembalian modal r 1 atau lebih. Dengan demikian pada tingkat bunga sebanyak r 1

investasi yang akan dilakukan adalah sebanyak I 1 .

Gambar 2.5

Tingkat Bunga dan Tingkat Investasi

g. Pendapatan Nasional

Dalam kebanyakan analisis mengenai penentuan pendapatan nasional pada umumnya dianggap investasi yang dilakukan para pengusaha adalah berbentuk investasi otonomi. Walau bagaimanapun, pengaruh pendapatan nasional kepada investasi toleh diabaikan. Perlulah disadari bahwa tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat, dan selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa. Maka keuntungan lebih banyak investasi. Dengan perkataan lain, apabila pendapatan nasional bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula. Apabila dimisalkan ciri-ciri perkaitan di antara investasi dan pendapatan nasional adalah seperti yang dinyatakan ini, fungsi investasinya adalah seperti yang ditunjukkan oleh fungsi I i dalam Gambar 2.6. Gambar Dalam kebanyakan analisis mengenai penentuan pendapatan nasional pada umumnya dianggap investasi yang dilakukan para pengusaha adalah berbentuk investasi otonomi. Walau bagaimanapun, pengaruh pendapatan nasional kepada investasi toleh diabaikan. Perlulah disadari bahwa tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat, dan selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa. Maka keuntungan lebih banyak investasi. Dengan perkataan lain, apabila pendapatan nasional bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula. Apabila dimisalkan ciri-ciri perkaitan di antara investasi dan pendapatan nasional adalah seperti yang dinyatakan ini, fungsi investasinya adalah seperti yang ditunjukkan oleh fungsi I i dalam Gambar 2.6. Gambar

nasional dari Y 0 menjadi Y 1 menyebabkan investasi naik dari I 0 menjadi I 1 . Investasi yang bercorak demikian dinamakan investasi

terpengaruh atau induced investment.

Gambar 2.6 Investasi Terpengaruh