METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian eksplanatori atau pengujian hipotesis. Tujuan studi penelitian ini adalah pengujian hipotesis (Hypothesis testing ) yaitu penelitian dimana peneliti menguji hipotesis yang menjelaskan hubungan antar variabel suatu fenomena. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh PDRB DIY, PMDN, Inflasi dan tingkat suku bunga terhadap penanaman modal asing (PMA) di Daerah Istimewa Yogyakarta periode 1986 sampai dengan 2011.

B. Data dan Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dan yang digunakan penulis antara lain:

a. Metode Penelitian Kepustakaan Penulis mengumpulkan data yang diperlukan melalui penelitian kepustakaan. Hal ini dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku ekonomi, masalah-masalah, surat kabar-surat kabar dan bahan-bahan kuliah yang relevan dengan materi yang penulis susun.

b. Metode Penelitian Lapangan Dalam melengkapi data penulis mengadakan penelitian lapangan. Hal ini dilakukan dengan melakukan kunjungan ke BPS (Biro Pusat Statistik) Propinsi DIY, Dinas Indakop Propinsi DIY, Dinas Kimpraswil Propinsi DIY, BAPEDA Propinsi DIY dan tempat-tempat lain yang erat hubungannya dengan materi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Metode Analisis Data Metode pengolahan data yang peneliti gunakan adalah analisis regresi dengan bantuan software IBM Statistic versi 19. Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Analisa Deskriptif Metode analisis dengan cara mendeskripsikan penulisan variable- variabel yang berhubungan dengan permasalahan. Maksud dengan mendeskripsikan variabel-variabel ini adalah sebagai pendukung hasil dari analisis kuantitatif.

2. Analisis Kuantitatif Metode analisis data dari hal-hal yang berhubungan dengan angka, dan menggunakan rumus-rumus serta teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisis masalah-masalah yang sedang diteliti.

Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing di Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan metode kuadrat terkecil (OLS) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel terikat). Secara fungsional model tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

Selanjutnya bentuk fungsi tersebut dapat diformulasikan secara sederhana sebagai berikut :

Y= 0 + 1 X 1 + 2 X 2 + 3 X 3 + 4 X 4 +e

Dimana : Y

= Besarnya penanaman modal asing (juta rupiah)

= PDRB DIY (juta rupiah)

X 2 = PMDN (juta rupiah)

= Tingkat inflasi (%)

= Tingkat suku bunga (%)

0 = Konstanta

1 – 4 = Koefisien regresi

e = Residual

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Investasi pada umumnya banyak dipenagruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi, namun dengan pertimbangan agar analisa lebih terarah dan mudah, maka peneliti menetapkan factor-faktor yang menentukan tingkat investasi di DIY, adalah tingkat suku bunga, tingkat inflasi, panjang jalan, PDRB, besarnya PMA tahun lalu dan krisis ekonomi, sedangkan untuk factor-faktor lain dianggap konstan.

Dengan demikian berarti penanaman modal asing merupakan variabel dependen, sedangkan tingkat suku bunga, tingkat inflasi, panjang jalan, PDRB, besarnya PMA tahun lalu dan krisis ekonomi, masing-masing merupakan variabel independen.

a. Penanaman Modal Dalam Negeri adalah keseluruhan Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui dan telah terealisasi di Propinsi Daerah Istemewa Yogyakarta. Dalam penelitian ini menggunakan data nilai realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Daerah Istemewa Yogyakarta yang dinyatakan dalam satuan juta rupiah (Rp). Menurut definisi yang diberikan oleh Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, penanaman modal dalam negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Data PMDN yang digunakan dalam penelitian ini adalah data realisasi PMDN di Provinsi Daerah Istemewa Yogyakarta dari tahun 1986-2011 dalam satuan juta rupiah. Data Penanaman Modal Dalam Negeri yang digunakan dalam penelitianini adalah nilai realisasi PMDN tahunan yang terdiri dari a. Penanaman Modal Dalam Negeri adalah keseluruhan Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui dan telah terealisasi di Propinsi Daerah Istemewa Yogyakarta. Dalam penelitian ini menggunakan data nilai realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Daerah Istemewa Yogyakarta yang dinyatakan dalam satuan juta rupiah (Rp). Menurut definisi yang diberikan oleh Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, penanaman modal dalam negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Data PMDN yang digunakan dalam penelitian ini adalah data realisasi PMDN di Provinsi Daerah Istemewa Yogyakarta dari tahun 1986-2011 dalam satuan juta rupiah. Data Penanaman Modal Dalam Negeri yang digunakan dalam penelitianini adalah nilai realisasi PMDN tahunan yang terdiri dari

b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi yang berada di suatu wilayah atau kabupaten, dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing total produksi bruto dari tiap-tiap kegiatan, sub sektor atau sektor dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). PDRB adalah salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah atau kabupaten, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Dalam penelitian ini, data PDRB yang digunakan di dasarkan pada harga yang berlaku. Karena dengan menggunakan harga berlaku lebih menggambarkan keadaan ekonomi saat ini.

c. Tingkat suku bunga menggambarkan biaya opportunies memegang uang dalam bentuk hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan bunga. Tingkat suku bunga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga yang berlaku secara internasional, yaitu London Inter Bank Offer Rate (LIBOR).

d. Tingkat inflasi menunjukan biaya opportunies memegang uang dibandingkan apabila uang itu dalam bentuk barang karena adanya penurunan nilai uang (daya beli) akibat inflasi. Tingkat inflasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia dalam menanamkan modalnya para investor melihat tingkat inflasi tidak hanya pada suatu daerah, tetapi pada tingkat inflasi nasional, karena akan mengetahui keadaan perekonomian suatu negara tersebut.

e. Besarnya penanaman modal asing yang digunakan dalam penelitian ini adalah besarnya nilai penanaman modal asing yang telah disetujui dan terdaftar di DIY.

f. Fasilitas (prasarana) merupakan realisasi dari penanaman modal asing di DIY yang disediakan oleh pemerintah. Dalam penelitian ini, fasilitas (prasarana) yang dimaksud dikhususkan pada sarana jalan angkutan darat f. Fasilitas (prasarana) merupakan realisasi dari penanaman modal asing di DIY yang disediakan oleh pemerintah. Dalam penelitian ini, fasilitas (prasarana) yang dimaksud dikhususkan pada sarana jalan angkutan darat

g. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sekitar tahun 1998 membuat keadaan ekonomi sangat tidak menentu sehingga menyebabkan iklim investasi di Indonesia sangat tidak baik. Dalam penelitian ini digunakan variabel dummy sebagai pengukur krisis ekonomi tahun 1998, dimana akan ditunjukkan keadaan ekonomi baik sebelum krisis ekonomi tahun 1998 maupun sesudah krisis ekonomi tahun 1998.

D. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Varian (Uji F)

Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh suku bunga, tingkat inflasi, fasilitas (prasarana) panjang jalan, PDRB DIY, PMA periode sebelumnya dan krisis ekonomi 1998 secara bersama-sama terhadap penanaman modal asing di Daerah Istimewa Yogyakarta digunakan uji F (Gujarati, 1993) :

Dimana:

F = Nilai F hitung ESS = Jumlah kuadrat yang dijelaskan (Estimated Sum of Square) RSS = Jumlah kuadrat residual (Residual Sum of Square) k

= Banyaknya variabel

= Banyaknya pengamatan Perumusan Hipotesis:

Artinya variabel suku bunga, tingkat inflasi, fasilitas (prasarana) panjang jalan, PDRB DIY secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap penanaman modal asing di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Artinya variabel suku bunga, tingkat inflasi, fasilitas (prasarana) panjang jalan, PDRB DIY secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penanaman modal asing di Daerah Istimewa Yogyakarta.

kebebasan (df) sebesar (k-1) (n-k), maka : -

-1, n-k })

- Jika F h

-1, n-k })

Gambar 3.1. Grafik Uji F

2. Uji t

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel-variabel penjelas terhadap variabel bebasnya secara individual. Hipotesa yang diajukan antara lain:

Artinya,

variabel

independen secara

individual tidak

mempengaruhi PMA di DIY.

Artinya, variabel independen secara individual mempengaruhi PMA di DIY.

Dengan tingkat kepercayaan

df ) sebesar (n – k), maka : - Jika t hitung > t tabel atau -t hitung < - t tabel - Jika –t tabel

Uji t yang digunakan adalah uji t untuk uji dua sisi dengan nilai t tabel sebesar t { /2, n – k} ±

Gambar 3.2. Grafik Uji t

t-hitung dirumuskan dengan (Gujarati, 1993):

Dimana: t

= Nilai t hitung

= Koesifien regresi ke j

= Standar defiasi koefisien regresi ke j

3. Koefisien Determinan (R 2 )

Uji R

digunakan untuk menghitung seberapa besar variasi dari variabel tergantung dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Nilai R

berada diantara 0 sampai 1, dimana semakin dekat nilai R

dengan 1 menunjukkan R

yang semakin baik. Jika nilai R

sama dengan 1, maka garis regresi yang dicocokkan menjelaskan 100 persen variasi dalam Y.

Sebaliknya, kalau nilai R

sama dengan 0, maka garis regresi tidak

menjelaskan sedikitpun variasi dalam Y. Besarnya nilai R

dapat diperoleh dengan menggunakan rumus (Gujarati, 1988) :

Dimana:

Residual sum of squares, RSS)

Total sum of squares, TSS)

4. Test Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi (Gujarati, 1988). Jadi multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Konsekuensi dari multikolinieritas adalah sebagai berikut: Apabila ada kolinieritas sempurna diantara X, koefisien regresinya tak tertentu dan kesalahan standarnya tak terhingga. Jika kolinieritas tingkatnya tinggi tetapi tidak sempurna, penaksiran koefisien regresi adalah mungkin, tetapi kesalahan standarnya cenderung untuk besar. Sebagai hasilnya, nilai populasi dari koefisien tidak dapat ditaksir dengan tepat.

Untuk mengetahui keberadaan multikolinieritas d antara lain dengan langkah pengujian terhadap masing-masing variabel

independen dengan mengetahui seberapa jauh korelasinya (r

) yang didapat dari hasil regresi bersama variabel independen dengan variabel

dependen jika ditemukan nilai r

melebihi nilai R

pada model penelitian, maka dari model persamaan tersebut terdapat

multikolinieritas, dan sebaliknya jika R

lebih besar dari semua r

maka menunjukkan tidak terdapatnya multikolinieritas pada persamaan yang diuji.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedasitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu Uji heterokedasitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu

Ho : tidak terdapat heterokedastisitas Ha : terdapat heterokedastisitas Jika hasil perhitungan menghasilkan t-hitung yang signifikan

atau t-hitung > t-tabel maka dapat dikatakan terdapat heterokedastisitas atau Ho ditolak. Jika t-hitung < t-tabel maka dapat dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas atau Ho diterima. Atau jika nilai signifikansi lebih besar dari 5% (0,05), maka tidak terdapat heterokedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (0,05), maka terdapat heterokedastisitas.

Metode Park dilakukan dengan cara meregresi logaritma residual kuadrat terhadap semua variabel penjelas. Jika ada satu minimum koefisien regresi maka terjadi heterokedastisitas. Hal ini disebabkan karena transformasi yang memantapkan skala untuk pengukuran variabel mengurangi perbedaan antara kedua nilai.

c. Uji Autokorelasi

Algifari (2000:89) mengemukakan bahwa autokorelasi merupakan korelasi antara anggota sampel yang di urutkan berdasarkan waktu. Untuk mendiagnosis adanya autokorekasi dalam suatu model regresi dilakukan dengan pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.1. Pengukuran Autokorelasi Hipotesis

Keputusan

Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak