Landasan Teori Bagi Ikut Sertanya Beberapa Variabel Dalam Model
23. Landasan Teori Bagi Ikut Sertanya Beberapa Variabel Dalam Model
a. Eclectic Theory
John Dunning mengajukan kerangka dalam menelaah terjadinya arus PMA dari satu negara ke negara lain, yang dikenal dengan Eclectic Theory, dan ternyata masih relevan hingga kini. Terdapat tiga hal pokok yang harus dipenuhi agar terjadi aliran PMA. Syarat pertama, harus ada keunggulan kepemilikan (Ownership Advantage ) dari perusahaan yang akan menanamkan modalnya. Keunggulan internal ini bersifat spesifik untuk tiap perusahaan dan diperlukan sebagai kompensasi menjadi perusahaan asing di negara lain.
Keunggulan kepemilikan ini dapat berupa monopoli atas suatu produk atau merk tertentu, proses produksi yang lebih efisien, kealian manajemen, dan pengetahuan yang lebih mengenai pasar maupun teknik pemasaran. Selain itu terdapat pula faktor eksternal seperti tingginya upah, energi yang semakin mahal, keterbatasan sumber daya alam, ketatnya peraturan mengenai lingkungan di dalam negeri, semua Keunggulan kepemilikan ini dapat berupa monopoli atas suatu produk atau merk tertentu, proses produksi yang lebih efisien, kealian manajemen, dan pengetahuan yang lebih mengenai pasar maupun teknik pemasaran. Selain itu terdapat pula faktor eksternal seperti tingginya upah, energi yang semakin mahal, keterbatasan sumber daya alam, ketatnya peraturan mengenai lingkungan di dalam negeri, semua
Kondisi kedua yang harus dipenuhi adalah bahwa negara tuan rumah harus mempunyai keunggulan-keunggulan lokasional (Locational Advantage) untuk menarik investor asing menanamkan modalnya. Keunggulan ini yang akan menjadi daya tarik bagi investor untuk mengeksploitasinya demi kepentingan bisnisnya. Keunggulan lokasional ini dapat berupa potensi pasar domestik yang besar, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi yang rendah, tenaga kerja yang murah, melimpahnya sumber daya alam, ketersediaan infrastruktur, insentif yang menarik dan longgarnya peraturan. Apabila kondisi pertama dapat terpenuhi namun syarat kedua tidak terpenuhi, maka perusahaan yang biasanya merupakan perusahaan multinasional akan memilih melakukan ekspor ke negara yang bersangkutan sebagai cara untuk memanfaatkan keunggulan kepemilikannya. Atraksi lokasional mengacu pada negara-negara alternatif atau daerah, untuk melaksanakan nilai tambah kegiatan MNEs.The lebih bergerak, alami atau dibuat sumber daya, yang perusahaan perlu menggunakan bersama-sama dengan keuntungan mereka sendiri kompetitif, mendukung kehadiran di lokasi yang asing, lebih banyak perusahaan akan memilih untuk menambah atau memanfaatkan keuntungan O spesifik mereka dengan terlibat dalam FDI.
Akhirnya meskipun syarat pertama dan kedua dipenuhi, harus ada keunggulan internasionalisasi (internalization Advantage) yang mendorong perusahaan untuk melakukan investasi langsung dalam bentuk PMA dan tidak memilih cara lain seperti lisensi, pembelian saham (portopolio) atau franchising (Sudaryanto, 1995). Perusahaan dapat mengatur penciptaan dan eksploitasi dari kompetensi inti Akhirnya meskipun syarat pertama dan kedua dipenuhi, harus ada keunggulan internasionalisasi (internalization Advantage) yang mendorong perusahaan untuk melakukan investasi langsung dalam bentuk PMA dan tidak memilih cara lain seperti lisensi, pembelian saham (portopolio) atau franchising (Sudaryanto, 1995). Perusahaan dapat mengatur penciptaan dan eksploitasi dari kompetensi inti
Tabel 2.2. Eclectic Theory
Sumber:
Dunning (1981) [
Kategori keuntungan
Kepemilikan
keuntungan
Lokasi keuntungan
Internalisasi keuntungan
Bentuk masuk pasar
Ekspor
Ya
Tidak Tidak
i. Teori Tentang Eclectic Theory
Ide di balik Paradigma Elektik adalah menggabungkan teori terisolasi beberapa ekonomi internasional di salah satu pendekatan. Tiga bentuk dasar dari kegiatan internasional dari perusahaan dapat dibedakan:. Ekspor, FDI dan Perizinan Yang disebut Oli-faktor tiga kategori keuntungan, yaitu keuntungan kepemilikan, keunggulan lokasi dan keunggulan internalisasi. Sebuah prasyarat untuk kegiatan internasional dari perusahaan adalah ketersediaan keuntungan kepemilikan bersih. Keuntungan ini bisa berdua akan material dan tidak material. Keuntungan kepemilikan jangka bersih digunakan untuk menyatakan keuntungan bahwa sebuah perusahaan memiliki di pasar luar negeri dan tidak dikenal.
Menurut Dunning dua jenis FDI dapat dibedakan. Sementara sumber daya investasi mencari dibuat dalam rangka membangun akses ke materi dasar seperti bahan baku atau faktor input lainnya, pasar investasi mencari dibuat untuk memasuki pasar yang sudah ada atau membentuk sebuah pasar baru. Perbedaan dekat dibuat oleh Dunning dengan hal efisiensi mencari investasi, mencari investasi strategis dan investasi dukungan.
Tabel 2.3. Teori Tentang Eclectic Theory
Perdagangan dan FDI pola
untuk industri dan negara.
Lokasi keuntungan Kuat
Outward FDI
Lemah
Inward FDI
Impor
Paradigma eklektik juga kontras endowment sumber daya suatu negara dan posisi geografis (memberikan keuntungan lokasional) dengan sumber daya perusahaan (keuntungan kepemilikan). Dalam model ini, negara dapat ditampilkan untuk menghadapi salah satu dari empat hasil yang ditunjukkan pada gambar di atas. Pada kotak, kanan atas pada gambar di atas perusahaan memiliki keunggulan kompetitif, tapi domisili rumah memiliki faktor lebih tinggi dan biaya transportasi dari lokasi asing. Perusahaan-perusahaan itu membuat FDI di luar negeri untuk menangkap uang sewa dari mereka keuntungan. Namun jika negara ini memiliki keuntungan lokasional, perusahaan lokal yang kuat lebih mungkin untuk menekankan ekspor. Kemungkinan ketika bangsa hanya memiliki perusahaan yang lemah, seperti di kebanyakan negara berkembang, menyebabkan hasil yang berlawanan. Kondisi ini mirip dengan yang disarankan oleh Porter Model berlian daya saing nasional.
ii. Aplikasi Dalam praktek
Dalam ketergantungan dari kategori keuntungan ada dapat dipilih bentuk kegiatan internasional. Jika sebuah perusahaan memiliki keuntungan kepemilikan seperti memiliki pengetahuan tentang target pasar luar negeri, misalnya staf dengan kemampuan bahasa, informasi tentang perizinan impor, produk yang sesuai, kontak dan sebagainya, ia bisa melakukan sebuah lisensi. Lisensi ini kurang biaya-intensif daripada bentuk-bentuk internalisasi.
Jika ada keuntungan internalisasi, perusahaan dapat berinvestasi lebih banyak modal di luar negeri. Hal ini dapat dicapai oleh ekspor dalam bentuk anak perusahaan ekspor.
FDI adalah kegiatan yang paling intensif modal bahwa perusahaan dapat memilih. Menurut Dunning, dianggap bahwa keuntungan lokasional yang diperlukan untuk FDI. Hal ini dapat diwujudkan dengan pabrik-pabrik yang baik membeli atau benar- benar dibangun di luar negeri. FDI adalah bentuk yang paling intensif modal aktivitas internalisasi.
b. Konsep Marginal Efficiency of Capital (MEC)
Dalam teori makro Keynes keputusan apakah suatu investasi akan dilaksanakan atau tidak, tergantung pada perbandingan antara besarnya keuntungan yang diharapkan (yang dinyatakan dalam per- satuan waktu) di satu pihak. Dalam teori Keynes, tingkat keuntungan yang diharapkan ini disebut dengan istilah Marginal Efficiency of Capital (MEC). Jadi secara singkat, bila keuntungan yang diharapkan (MEC) adalah lebih besar dari tingkat bunga maka investasi dilaksanakan dan sebaliknya. Bila MEC sama dengan tingkat bunga investasi boleh dilaksanakan boleh tidak bagi mereka yang memiliki dana.
Dari uraian di atas diketahui bahwa berapa tingkat pengeluaran investasi yang diinginkan oleh para investor ditentukan oleh dua hal, yaitu tingkat bunga yang berlaku dan MEC atau fungsi investasi. Fungsi MEC atau fungsi investasi ini menunjukkan hubungan antara tingkat bunga yang berlaku dengan tingkat pengeluaran investasi yang diinginkan oleh para investor.
Ada tiga hal yang perlu digarisbawahi mengenai fungsi investasi. Pertama, fungsi tersebut mempunyai slope yang negatif, artinya semakin rendah tingkat bunga semakin besar tingkat pengeluaran investasi yang diinginkan (atau direncanakan untuk dilaksanakan). Kedua, dalam kenyataan fungsi semacam ini sulit untuk
diperoleh sebab posisinya sangat tergantung pada nilai-nilai MEC dari proyek-proyek yang ada dan bahwa MEC adalah sesuatu tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor. Dan oleh karena didasarkan atas harapan masa depan atau expectation, maka MEC sesuatu proyek bisa saja berubah dari hari ke hari dan peka terhadap perubahan kondisi sosio-ekonomis-politis negara. Misalnya, ada gejala politik di suatu daerah, desas desus akan adanya devaluasi atau pembatasan impor, akan langsung mengubah penilaian subyektif investor terhadap sesuatu proyek. Karena begitu banyaknya faktor yang bisa mempengaruhi MEC, maka posisi fungsi investasi pun akan sangat mudah berubah. Kelebihan fungsi investasi ini merupakan penjelasan teoritis dari Keynes mengenai fakta yang disebutkan terdahulu, yaitu bahwa dalam kenyataan pengeluaran investasi menunjukkan gejolak naik turun yang sulit diduga dari waktu ke waktu. Kelebihan ini adalah satu ciri yang membedakan investasi dengan unsur-unsur permintaan agregat yang lain (C.G).
Hal ketiga yang perlu ditetapkan adalah hubungan antara teori Keynes tersebut dengan kenyataan, khususnya mengenai masalah tersedianya dana investasi. Teori Keynes didasarkan atas anggapan bahwa pada tingkat bunga yang berlaku setiap investor bisa memperoleh dana berapapun untuk membiayai proyek-proyek yang ia anggap menguntungkan untuk dilaksanakan. Yang membatasi jumlah yang ingin ia investasikan hanyalah penilaiannya mengenai MEC proyek-proyek yang terbuka baginya. Dalam kenyataan seringkali dijumpai keadaan yang sebaliknya, yaitu begitu banyaknya proyek yang menguntungkan (MEC tinggi), tetapi sulit untuk memperoleh dana untuk membiayai semuanya. Kesulitan memperoleh kredit dari bank, misalnya, mengakibatkan tingkat investasi yang direalisasikan lebih kecil dari tingkat investasi yang diinginkan. Mengenai fungsi investasi ini dapat ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut:
Gambar 2.9 Kurva Fungsi Investasi (MEC)
Tingkat bunga (r)
Tingkat investasi ( I )