Arti Penting PMA

3. Arti Penting PMA

Salah satu ciri negara berkembang adalah “modal kurang” atau tabungan yang rendah dan investasi yang rendah. Rata-rata investasi kotornya hanya mencapai 5% sampai dengan 6% dari GNP, padahal untuk negara maju berkisar antara 25% sampai dengan 20%. Laju pertumbuhan yang rendah ini sudah barang tentu tidak cukup untuk menghadapi pertumbuhan penduduk mencapai 2-2,5% per tahun, apalagi untuk investasi ke dalam proyek-proyek baru. Upaya memobilisasi tabungan domestik melalui perpajakan dan pinjaman masyarakat tidak cukup untuk meningkatkan laju pertumbuhan modal, malahan langkah tersebut menyebabkan merosotnya standar daya konsumsi dan daya beli masyarakat, sehingga justru membuat masyarakat menderita. Dalam hal ini kiranya PMA dapat membantu kekurangan tabungan domestik melalui peralatan modal dan bahan mentah, sehingga menaikkan laju tabungan marjinal dan laju pembentukan modal.

Keterbelakangan teknologi merupakan ciri lain dari negara berkembang. Keterbelakangan teknologi ini terlihat pada biaya rata-rata yang tinggi serta produktivitas modal dan buruh yang rendah, sebagai akibat rendahnya kualitas buruh dan peralatan modal. Keterbelakangan ini terlihat pula pada rasio output modal yang tinggi. Pemanfaatan modal asing tidak hanya akan mengatasi masalah keterbelakangan teknologi dan kelangkaan modal, namun lebih jauh dari itu akan membawa serta ketrampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman organisasi, informasi pasar, teknik produksi yang maju serta pembaharuan dan diversifikasi produk.

Penggunaan modal asing oleh negara berkembang dapat pula membantu pembangunan-pembangunan yang sekaligus mengurangi kekurangan modal overhead ekonomi yang sangat penting untuk lebih mempermudah investasi. Seperti proyek jalan raya, sungai, bendungan, jalan kereta api ataupun infrastruktur yang lain. Karena merupakan beban yang berat bagi negara berkembang untuk membangun semua itu tanpa dukungan modal asing.

Demikian menurut Jhingan (1990), negara berkembang tidak sanggup mengawali industri dasar dan industri kunci secara sendiri- sendiri. Sekali lagi melalui modal asinglah mereka dapat mendirikan pabrik baja, alat-alat mesin, pabrik elektronika berat dan kimia, dan lain- lain. Lebih dari itu, penggunaan modal asing pada suatu industri akan dapat mendorong perusahaan setempat dengan mengurangi biaya pada industri-industri lain yang dapat mengarah pada perluasan mata rantai industri terkait lainnya. Dalam hal ini modal asing akan membantu mengindustrialisasikannya.

Selanjutnya dikatakan pula bahwa perusahaan swasta di negara berkembang kurang berani melakukan usaha yang mengandung resiko, seperti penggarapan sumber daya alam yang belum dimanfaatkan dan penggarapan daerah-daerah baru. Modal asing biasanya lebih berani menanggung semua resiko dan kerugian yang timbul pada tahap perintisan. Dengan demikian, modal asing membuka daerah-daerah baru dan membantu melibatgandakan sumber alam dan menghilangkan ketidakseimbangan kawasan. Modal asing dapat membantu menekan laju inflasi sebagai akibat kesenjangan antara penawaran dan permintaan. Di samping itu, keuntungan lain dari pemanfaatan modal asing adalah dapat membantu mengatasi kesulitan neraca pembayaran yang dialami oleh negara berkembang akibat tidak serasinya antara ekspor dan impor. Melalui modal asing negara berkembang dapat memenuhi semua keperluan impornya pada saat yang sama menghindarkan kesulitan dalam neraca perdagangan dan sekaligus menambah devisa untuk membayar utang luar negeri.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah perlu membangun infrastruktur. Infrastruktur memberikan kontribusi besar terhadap akses ekonomi masyarakat dan juga dapat mengundang masuknya investor asing. Oleh karenanya, langkah awal pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi adalah dengan membangun infrastruktur seperti jalan, jaringan listrik, telekomunikasi dan air. Selanjutnya membangun infrastruktur kesehatan dan pendidikan.

Pembangunan kesehatan dan pendidikan sangat penting untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan indeks pembangunan manusia (IPM). Dengan pembangunan infrastruktur ini diharapkan pemerintah dapat menggairahkan ekonomi masyarakat. Adanya investasi yang menarik mampu mendorong investor asing maupun dalam negeri sehingga investasi tumbuh kembali sehubungan dengan membaiknya krisis global dan pada akhirnya dapat menggerakan ekonomi masyarakat (Boediono, 2009).

Pada setiap waktu, persediaan modal adalah determinan output perekonomian yang penting, karena persediaan modal bisa berubah sepanjang waktu, dan perubahan itu bisa mengarah ke pertumbuhan ekonomi. Terdapat dua kekuatan yang memengaruhi persediaan modal yaitu investasi dan depresiasi. Investasi mengacu pada pengeluaran untuk perluasan usaha dan peralatan baru, dan hal itu menyebabkan persedian modal berkurang (Mankiw, 2007). Ciri–ciri negara terbelakang adalah ”modal kurang” atau ”tabungan rendah” dan investasi rendah. Bukan hanya persediaan modal yang sangat rendah tetapi juga laju pembentukan modal uang sangat rendah. Rata–rata, investasi kotornya hanya 5–6 persen dari pendapatan nasional kotor, sedangkan di negara maju berkisar antara 15–20 persen. Laju tabungan yang rendah tersebut tentunya tidak cukup untuk menghadapi pertumbuhan penduduk yang cepat dengan laju pertumbuhan 2–21 persen per tahun, apalagi menginvestasi di proyek– proyek modal baru. Selain itu, tabungan–rendah dan investasi–rendah mencerminkan kurangnya modal, dan bersama dengan itu negara terbelakang mengalami keterbelangkangan teknologi. Penggunaan modal asing tidak hanya mengatasi kekurangan modal tetapi juga keterbelakangan teknologi. Sehingga, masuknya modal asing sangat diperlukan untuk mempercepat pembangunan ekonomi.

Dengan adanya modal asing, maka akan membantu dalam industrialisasi suatu daerah dalam rangka membangun modal overhead ekonomi dan dalam rangka menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas. Masuknya modal asing tidak hanya membawa uang dan mesin saja, tetapi Dengan adanya modal asing, maka akan membantu dalam industrialisasi suatu daerah dalam rangka membangun modal overhead ekonomi dan dalam rangka menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas. Masuknya modal asing tidak hanya membawa uang dan mesin saja, tetapi