Keadaan Alam

A. Keadaan Alam

1. Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif

Secara geografis Kabupaten Kebumen terletak pada 7°27’-7°50’ Lintang Selatan dan 109°22’-109°50’ Bujur Timur. Berdasarkan topografinya, wilayah Kabupaten Kebumen dibedakan menjadi tiga bagian yaitu wilayah bagian Selatan merupakan daerah pantai, wilayah bagian Tengah merupakan dataran dan juga wilayah bagian Utara merupakan perbukitan/pegunungan, sehingga ketinggiannya berkisar antara 0 sampai dengan 997,5 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kebumen berupa dataran rendah dengan total luas wilayah sebesar 128.111,50 hektar atau 1.281,115 kilometer persegi.

Secara administratif Kabupaten Kebumen terdiri dari 26 kecamatan yaitu antara lain Kecamatan Ayah, Buayan, Puring, Petanahan, Klirong, Buluspesantren, Ambal, Mirit, Bonorowo, Prembun, Padureso, Kutowinangun, Alian, Poncowarno, Kebumen, Pejagoan, Sruweng, Adimulyo, Kuwarasan, Rowokele, Sempor, Gombong, Karanganyar, Karanggayam, Sadang dan Karangsambung. Kabupaten Kebumen merupakan Kabupaten yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Tengah dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara Sebelah Timur : Kabupaten Purworejo Sebelah Selatan : Samudra Indonesia Sebelah Barat : Kabupaten Cilacap dan Banyumas

Kondisi geografis di Kabupaten Kebumen yang sebagian besar merupakan dataran rendah, sehingga sangat cocok untuk dikembangkannya sektor pertanian, terutama subsektor tanaman bahan makanan maupun subsektor pertanian lainnya. Beberapa jenis komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen meliputi komoditi tanaman pangan (padi dan palawija), sayur-sayuran dan buah-buahan. Selain itu, letak Kabupaten

commit to user

laut 68.670,5 hektar serta panjang pantai 57,5 kilometer dan terbentang sepanjang delapan kecamatan, sehingga memiliki potensi perikanan dan

kelautan yang baik untuk dikembangkan. Dengan beragam potensi wilayah yang ada di Kabupaten Kebumen tersebut sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta dapat membantu dalam kegiatan perekonomian daerah.

2. Keadaan Iklim

Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata pada suatu wilayah yang luas dalam kurun waktu satu tahun. Sedangkan cuaca merupakan keadaan udara pada saat tertentu di wilayah tertentu yang relatif sempit dan dalam jangka waktu yang singkat. Adapun data curah hujan dan jumlah hari hujan di Kabupaten Kebumen disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Kebumen

Tahun 2006-2010

Tahun Curah Hujan (mm) Jumlah Hari Hujan

Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Dari data pada Tabel 11. diketahui bahwa curah hujan di Kabupaten Kebumen cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 4.100,21 mm. Sedangkan data jumlah hari hujan dari tahun 2006-2010 semakin meningkat dengan jumlah hari hujan pada tahun 2010 sebanyak 172 hari.

Pada tahun 2010 suhu terendah yang terpantau di stasiun pemantauan Wadaslintang terjadi pada bulan Juli dengan suhu sekitar 23,20 o C dan suhu tertinggi sebesar 34,00 o

C terjadi pada bulan Februari dan Maret. Rata-rata kelembaban udara setahun yaitu sebesar 84,08% dan rata-rata kecepatan angin 0,94 meter/detik. Sedangkan pada stasiun pemantauan Sempor suhu

commit to user

sebesar 33,50 o

C terjadi pada bulan Februari. Rata-rata kelembaban udara setahun sebesar 85,83% dan rata-rata kecepatan angin 1,59 meter/detik.

3. Keadaan Tanah

Jenis tanah yang ada di Kabupaten Kebumen meliputi tanah alluvial, tanah latosol, tanah podsolik, tanah regosol, asosiasi glei humus dan alluvial kelabu, asosiasi litosol dan mediteran coklat. Potensi tanah tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar wilayahnya tergolong cukup subur sehingga dapat difungsikan sebagai lahan pertanian. Sedangkan hanya terdapat beberapa bagian wilayah saja di Kabupaten Kebumen yang kurang mampu untuk ditanami, seperti di sebagian wilayah Kecamatan Sempor, Kecamatan Karanggayam, Kecamatan Sadang dan Kecamatan Alian.

4. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di suatu daerah sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kondisi perekonomian di daerah tersebut. Pembagian penggunaan lahan yang tepat dapat berpotensi dalam meningkatkan perekonomian daerah. Secara umum penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Kebumen dibagi menjadi dua yaitu penggunaan untuk lahan sawah dan lahan kering. Adapun pembagian luas penggunaan lahan di Kabupaten Kebumen disajikan pada Tabel 9.

commit to user

No.

Macam Penggunaan

Luas (Ha) Persentase (%)

1.

2.

Luas Tanah Sawah

a. Sawah Irigasi Teknis

b. Sawah Irigasi Setengah Teknis

c. Sawah Irigasi Sederhana PU

d. Sawah Irigasi Desa

e. Sawah Tadah Hujan dan Pasang Surut

Luas Tanah Kering

a. Bangunan dan Lahan sekitarnya

b. Tegalan/Kebun

c. Penggembalaan

d. Tambak

e. Kolam

f. Tanah Sementara Tidak Diusahakan

g. Tanaman Kayu-kayuan

h. Hutan negara

i. Tanah lainnya

Sumber: BPS Kabupaten Kebumen, 2010

Berdasarkan Tabel 9. diketahui bahwa dari total luas wilayah Kabupaten Kebumen, pada tahun 2010 tercatat 39.768,00 hektar atau sekitar 31,04% merupakan lahan sawah dan 88.343,50 hektar atau 68,96% berupa lahan kering. Menurut sistem irigasinya, sebagian besar lahan sawah berupa irigasi teknis yaitu sebesar 20.020,00 hektar atau 50,34% dan hampir seluruhnya dapat ditanami padi dua kali dalam setahun. Sedangkan lahan sawah paling sedikit berupa irigasi desa yaitu hanya 1.053,00 hektar atau 2,65%. Selain itu lahan sawah berupa irigasi setengah teknis (9,23%), beririgasi sederhana (5,77%), dan sebagian berupa sawah tadah hujan dan pasang surut (32,02%). Penggunaan lahan kering (bukan sawah) di Kabupaten Kebumen paling banyak dipergunakan untuk bangunan dan lahan sekitarnya yaitu sebesar 35.935,00 hektar atau 40,68%. Sedangkan penggunaan lahan kering paling sedikit digunakan untuk tambak yaitu sebesar 24,00 hektar atau 0,03%.

commit to user