Strategi Pengembangan Jangka Pendek

1. Strategi Pengembangan Jangka Pendek

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan jangka pendek ini terdiri dari dua macam, yaitu pertama, mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima dengan cara meningkatkan kontribusi dan laju pertumbuhan komoditi prima. Kedua, mengembangkan komoditi potensial menjadi komoditi prima dengan cara meningkatkan laju pertumbuhan komoditi potensial. Adapun penjelasan secara rinci mengenai strategi pengembangan jangka pendek di Kabupaten Kebumen yaitu sebagai berikut:

a. Mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima Berdasarkan hasil analisis pendekatan Tipologi Klassen, klasifikasi komoditi tanaman bahan di Kabupaten Kebumen yang termasuk dalam komoditi prima yaitu komoditi jagung, ketela pohon, kacang hijau dan pisang. Meskipun keempat komoditi tersebut tergolong komoditi prima, namun tetap perlu dilakukan upaya-upaya pengembangan agar komoditi prima ini tetap menjadi komoditi prima yaitu dengan cara mempertahankan laju pertumbuhannya yang cepat dan besarnya kontribusi dari komoditi tersebut. Alternatif upaya pengembangan dalam jangka pendek tersebut antara lain:

1) Perluasan lahan tanam jagung

Tanaman jagung dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi, baik di tanah sawah, tegal maupun pekarangan, sehingga banyak petani di Kabupaten Kebumen yang mengusahakan tanaman jagung. Meskipun komoditi jagung di Kabupaten Kebumen tergolong komoditi prima, namun harus tetap diupayakan pengembangannya agar kontribusi yang diberikannya tidak menurun.

commit to user

beberapa lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara optimal yaitu di wilayah Kabupaten Kebumen bagian Utara yang merupakan daerah

perbukitan/pegunungan. Untuk itu, upaya pengembangan komoditi jagung dilakukan dengan perluasan lahan jagung di seluruh kecamatan Kebumen bagian utara, diantaranya yaitu Kecamatan Karangsambung, Alian, Sadang, Karanggayam, dan Sempor. Dengan dilakukannya perluasan areal tanam jagung tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi komoditi jagung serta dapat meningkatkan kontribusi dan laju pertumbuhan dalam jangka pendek.

2) Perluasan wilayah penggunaan benih unggul ketela pohon

Salah satu faktor keberhasilan dalam usahatani yaitu dengan penggunaan benih/ bibit unggul. Benih unggul merupakan benih yang memiliki sifat unggul, serta dapat menghasilkan produksi yang memiliki kualitas dan kuantitas tinggi. Saat ini, budidaya tanaman ketela pohon hampir dapat dijumpai di seluruh kecamatan Kabupaten Kebumen, sehingga produksi yang dihasilkan juga sudah cukup banyak. Meskipun komoditi ketela pohon telah memiliki jumlah produksi yang tinggi dan tergolong komoditi prima, namun tetap harus diupayakan pengembangannya yaitu dengan perluasan wilayah penggunaan benih unggul ketela pohon.

Penggunaan benih unggul ketela pohon di Kabupaten Kebumen telah diuji cobakan pada tahun ketiga. Varietas benih unggul yang digunakan yaitu Darul Hidayah dan Mango. Daerah yang telah dikembangkan menggunakan benih unggul ketela pohon ini diutamakan pada daerah yang tidak rawan banjir pada musim penghujan. Beberapa kecamatan yang belum menerapkan penggunaan benih unggul tersebut diantaranya yaitu Kecamatan Bonorowo, Kebumen, Adimulyo, Gombong, Prembun dan Kuwarasan. Hal tersebut disebabkan tanaman ketela pohon tidak dapat tumbuh dengan

commit to user

terjadinya gagal panen pada musim penghujan.

Tanaman ketela pohon hampir dapat ditemui di seluruh kecamatan Kabupaten Kebumen, sehingga diharapkan penggunaan

benih unggul ketela pohon tersebut dapat diterapkan di seluruh kecamatan Kabupaten Kebumen yang terdapat lahan ketela pohon. Dengan digunakannya benih unggul ketela pohon ini diharapkan dapat meningkatkan produksi komoditi, sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan kontribusinya terhadap subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen.

3) Peningkatan produksi kacang hijau

Tanaman padi memiliki umur tanam kurang lebih 4 bulan, sehingga dalam satu tahun tanaman padi dapat panen 2-3 kali. Namun, hampir semuanya tanaman padi yang ada di Kabupaten Kebumen dalam satu tahun hanya panen dua kali. Hal itu disebabkan oleh minimnya ketersediaan air untuk pengairan tanaman padi pada musim tanam ketiga. Oleh karena itu, lahan sawah yang dimiliki petani di Kabupaten Kebumen tidak semuanya berproduksi dalam satu tahun. Namun masih banyak petani yang membiarkan lahan sawahnya kosong setelah ditanami padi dua kali. Untuk memanfaatkan lahan sawah yang tidak berproduksi pada musim tanam ketiga tersebut, dapat digunakan untuk menanami palawija seperti kacang hijau.

Kebutuhan air yang minim untuk tanaman padi pada musim ketiga tersebut, namun cukup untuk pertumbuhan tanaman palawija seperti kacang hijau, karena tanaman kacang hijau tidak membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya. Tanaman kacang hijau memiliki umur tanam 3-4 bulan, sehingga dapat mengisi kekosongan lahan sawah yang tidak produktif. Selain dapat memanfaatkan lahan kosong yang tidak berproduksi, dengan pemanfaatan lahan sawah pada musim tanam ketiga tersebut, diharapkan dapat meningkatkan produksi kacang hijau, sehingga dapat

commit to user

Kebumen.

4) Ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pisang

Tanaman pisang banyak dijumpai di Kabupaten Kebumen, karena budidaya tanaman ini yang mudah dan murah, sehingga komoditi pisang tergolong komoditi prima di Kabupaten Kebumen. Namun pada umumnya komoditi pisang di Kabupaten Kebumen tidak diusahakan secara intensif oleh petani, tetapi hanya ditanam pada lahan pekarangan sekitar rumah dan pengaturan jarak tanam tidak dilakukan sesuai aturan. Dari total luas wilayah Kabupaten Kebumen sebesar 128.111,50 hektar, terdapat sekitar 231 hektar tanah sementara tidak diusahakan (Tabel 9). Oleh karena itu perlu dilakukan ekstensifikasi tanaman pisang dengan memanfaatkan lahan kosong tersebut.

Lahan sementara yang tidak diusahakan dan dibiarkan kosong oleh petani maupun lahan kering yang belum digunakan dapat dimanfaatkan dan dikelola sebaik-baiknya untuk budidaya tanaman pisang. Selain itu juga perlu dilakukan intensifikasi pada budidaya tanaman pisang dengan mengatur jarak tanam secara tepat agar pertumbuhan tanaman dapat optimal. Dengan upaya ekstensifikasi dan intensifikasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi pisang, sehingga dapat meningkatkan kontribusi dan laju pertumbuhannya dalam jangka pendek.

b. Mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima

Komoditi potensial merupakan komoditi yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut agar nantinya dapat menjadi komoditi prima. Berdasarkan hasil analisis dengan pendekatan Tipologi Klassen, komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen yang tergolong komoditi potensial yaitu padi sawah dan gogo serta kacang tanah. Komoditi potensial ini memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan kontribusi yang besar dibandingkan dengan PDRB Kabupaten

commit to user

diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan laju pertumbuhannya. Adapun upaya pengembangannya yaitu sebagai berikut:

1) Perluasan pemasaran

Komoditi padi merupakan komoditi yang penting, karena sebagai sumber karbohidrat utama yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Kabupaten Kebumen. Komoditi ini memiliki kontribusi terbesar dibandingkan dengan komoditi tanaman bahan makanan lainnya di Kabupaten Kebumen, meskipun komoditi padi merupakan komoditi potensial karena laju pertumbuhannya yang lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kebumen. Tingginya kontribusi komoditi padi ini disebabkan karena jumlah produksinya yang juga tinggi.

Tanaman padi merupakan tanaman semusim, sehingga produksinya akan melimpah pada saat musim panen. Hal tersebut dapat mengakibatkan harga beras yang sangat fluktuatif, yaitu harga sangat rendah pada saat musim panen dan akan melonjak tinggi pada saat terjadi kelangkaan. Selama ini banyak petani padi yang menjual langsung hasil panennya kepada tengkulak, sehingga harga yang diterima petani sangat rendah. Oleh karena itu diperlukan upaya pengembangan komoditi padi dengan perluasan pemasaran agar petani dapat menerima pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan harga yang diterima dari tengkulak pada saat panen.

Hasil produksi padi yang berupa gabah atau beras tidak hanya dijual langsung kepada tengkulak, tetapi juga dijual kepada pihak BULOG melalui KUD setempat. Tujuannya agar petani memperoleh harga yang stabil dan memperoleh pendapatan yang tinggi, yang nantinya akan digunakan sebagai modal usahataninya lagi. Dengan harga jual gabah maupun beras yang pantas diterima petani diharapkan dapat memacu petani untuk mengusahakan tanaman padi lebih optimal agar produktivitasnya lebih meningkat, sehingga

commit to user

meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Kebumen.

2) Pemeliharaan tanaman kacang tanah secara intensif

Kacang tanah termasuk komoditi yang memiliki potensi yang relatif tinggi dimana nilai produksinya tergolong tinggi diantara tanaman palawija lainnya di Kabupaten Kebumen. Meskipun demikian, kacang tanah masih perlu diupayakan agar laju pertumbuhannya dapat semakin meningkat. Salah satunya dengan cara pemeliharaan tanaman secara intensif. Kacang tanah dapat tumbuh pada tanah yang sedikit unsur hara, sehingga petani di Kabupaten Kebumen pada umumnya jarang memberi pupuk. Namun, untuk memperoleh hasil yang baik perlu dilakukan pemupukan secara tepat sesuai aturan. Sebaiknya petani menggunakan pupuk organik/pupuk kandang, karena selain menambah unsur hara, pupuk organik juga dapat menjaga kesuburan tanah dan memperbaiki kondisi tanah. Upaya pengembangan kacang tanah dengan pemeliharaan tanaman secara intensif ini diharapkan dapat meningkatkan produksinya secara terus menerus, sehingga laju pertumbuhan komoditi tersebut juga akan semakin meningkat.