Strategi Pengembangan Jangka Menengah

2. Strategi Pengembangan Jangka Menengah

Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan periode waktu 5-10 tahun. Strategi jangka menengah ini terdiri dari tiga macam yaitu mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima, komoditi berkembang menjadi komoditi potensial dan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang. Adapun penjelasan secara rinci mengenai upaya pengembangan dalam jangka menengah tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima

Pada strategi pengembangan jangka menengah juga mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima. Strategi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan laju pertumbuhan dari komoditi potensial. Adapun upaya-upaya pengembangan dalam jangka menengah dari

commit to user

sebagai berikut:

1) Penggunaan benih unggul padi Dalam kegiatan budidaya tanaman, penggunaan benih unggul

dapat menghasilkan produksi yang tinggi dan kualitas yang baik. Tanaman padi di Kabupaten Kebumen hampir semuanya hanya panen dua kali dalam setahun, karena pada musim tanam ketiga ketersediaan air untuk tanaman tidak cukup. Oleh karena itu, upaya pengembangan dilakukan dengan penggunaan benih unggul padi. Untuk tanaman padi di Kabupaten Kebumen, penggunaan benih unggul diarahkan pada varietas yang memiliki umur pendek seperti Silugonggo, Bestari dan Inpari 13. Dengan digunakannya benih unggul padi tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi usahatani padi di Kabupaten Kebumen yaitu dapat menghasilkan produktivitas padi yang tinggi dengan kualitas baik serta umur tanam yang pendek. Hal tersebut juga dapat meningkatkan laju pertumbuhan komoditi padi dalam jangka menengah di Kabupaten Kebumen.

2) Penguatan lembaga pertanian (KUD) Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan suatu lembaga pertanian yang menyediakan sarana produksi pertanian. Jumlah KUD di Kabupaten Kebumen cukup banyak yaitu terdapat 21 KUD yang saat ini masih aktif. Namun perkembangan KUD di Kabupaten Kebumen semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh lemahnya akses modal, akses pasar dan jaringan usaha, teknologi dan informasi, manajemen dan organisasi, serta rendahnya jiwa kewirausahaan dan kualitas SDM pengurus KUD. KUD di Kabupaten Kebumen merupakan distributor tunggal dalam penyediaan pupuk, namun ketersediaan stok pupuk di KUD semakin minim. Hal ini disebabkan oleh pengurangan subsidi pemerintah pada pupuk. Hal tersebut mengakibatkan para petani di Kabupaten Kebumen sulit untuk memperoleh pupuk dan apabila

commit to user

komoditi potensial terutama padi membutuhkan banyak pupuk dalam pertumbuhannya, begitu juga tanaman kacang tanah akan

tumbuh optimal apabila dilakukan pemupukan secara tepat. Untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan pupuk di Kabupaten Kebumen, perlu dilakukan penguatan lembaga KUD di Kabupaten Kebumen dengan cara memperluas akses terhadap lembaga pembiayaan, serta pengembangan jaringan usaha dan sarana prasarana pendukung kegiatan usaha KUD. Selain itu, juga diperlukan kebijakan pemerintah dalam penambahan jumlah subsidi pupuk, agar petani di Kabupaten Kebumen dapat dengan mudah mendapatkan pupuk dengan harga yang murah. Adanya upaya penguatan lembaga KUD di Kabupaten Kebumen tersebut, sehingga ketersediaan pupuk di KUD dapat terus berjalan. Dengan tersedianya sarana produksi tersebut khususnya pupuk, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi padi dan kacang tanah, sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhannya di Kabupaten Kebumen.

b. Mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi potensial Komoditi berkembang memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusinya yang kecil dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Kebumen. Agar komoditi berkembang dapat menjadi komoditi potensial maka dilakukan dengan cara meningkatkan kontribusinya. Adapun upaya pengembangan komoditi berkembang agar menjadi komoditi potensial di Kabupaten Kebumen yaitu:

1) Good Agriculture Practices (GAP)/ Praktek budidaya pertanian yang baik

GAP merupakan panduan umum dalam melaksanakan budidaya tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan secara benar dan tepat, sehingga diperoleh produktivitas besar, mutu produk yang baik, serta keuntungan yang optimum. Panduan umum tersebut dikeluarkan oleh

commit to user

dalam GAP bersifat ramah lingkungan serta memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan, karena petani akan dilatih dalam

menggunakan mesin/alat-alat pertanian dengan baik dan benar. Selain itu, usaha produksi juga bersifat berkelanjutan. Tindakan GAP dapat diterapkan pada seluruh jenis komoditi berkembang, namun yang perlu mendapat perhatian misalnya pada komoditi semangka.

Usahatani tanaman semangka memiliki resiko yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh mudahnya terjadi serangan hama dan penyakit pada komoditi semangka, sehingga dapat menyebabkan gagal panen. Selain itu, permasalahan yang sering dihadapi oleh petani sayuran dan buah-buahan di Kabupaten Kebumen yaitu banyaknya serangan hama dan penyakit, sehingga menyebabkan hasil produksi yang tidak optimal. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan tindakan GAP. Dalam GAP terdapat panduan mengenai cara-cara pemberantasan hama dan penyakit dengan baik dan benar. Pada daerah-daerah yang menjadi sentra produksi semangka seperti di daerah Selatan Kabupaten Kebumen, diantaranya yaitu Kecamatan Ayah, Puring, Buluspesantren, Ambal dan Mirit dapat dilakukan dengan menerapkan konsep pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu melakukan budidaya semangka secara tepat dengan melestarikan musuh alami. Penggunaan pestisida buatan perlu dikurangi karena hama penyakit dapat menjadi resisten terhadap pestisida buatan. Dalam GAP pestisida buatan dapat dikurangi/diganti dengan pestisida alami yang terbuat dari bahan-bahan alami. Sedangkan untuk membasmi serangan hama dapat digunakan predator alami sehingga tidak merusak lingkungan.

Selain itu, dalam GAP juga terdapat anjuran pemberian pupuk yang berimbang antara pupuk alami dan pupuk buatan. Penggunaan pupuk alami lebih dianjurkan karena mudah diurai oleh mikroorganisme, sehingga polusi pada tanah dapat dikurangi dan tidak

commit to user

diberikan pada waktu tertentu saja. Dengan dilakukannya budidaya pertanian dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan

produktivitas komoditi berkembang sehingga dapat meningkatkan kontribusinya serta dapat membantu dalam kegiatan pembangunan ekonomi di Kabupaten Kebumen.

2) Pengembangan kawasan sentra agribisnis Kawasan sentra agribisnis adalah kawasan pemusatan kegiatan- kegiatan agribisnis (on farm) mulai dari subsistem hulu (sarana produksi), budidaya, maupun subsistem hilir (pengelolaan pasca panen, pengolahan dan pemasaran). Dalam kawasan tersebut juga terdapat pusat kegiatan penunjang (off farm) seperti alat dan mesin pertanian, agrowisata, serta sarana transportasi dan sebagainya. Wilayah Kabupaten Kebumen bagian Selatan memiliki potensi buah- buahan seperti pepaya dan semangka untuk dikembangkan, karena luasnya lahan yang digunakan dalam budidaya komoditi tersebut. Jenis pepaya yang banyak dibudidayakan di daerah tersebut yaitu varietas Calina. Jenis pepaya ini pohonnya pendek tetapi dapat berbuah lebat. Biji dalam buah sangat sedikit, daging kenyal dan tebal serta rasanya lebih manis dibanding dengan pepaya jenis lainnya. Selain itu tanaman ini jarang terkena hama dan penyakit, sehingga warna buah menarik, buah tidak mudah busuk, terlihat lebih segar dan tahan lama. Tingginya minat masyarakat terhadap buah ini, sehingga daerah pemasaran pepaya tersebut sudah mencakup ke seluruh wilayah Indonesia bahkan hingga ekspor ke beberapa negara seperti Singapura, Hongkong dan Dubai. Namun kegiatan usahatani tanaman pepaya dan semangka tersebut hanya terpaku pada usaha peningkatan produksi, tetapi belum dilakukan pengolahan lebih lanjut terhadap hasil panen. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pengembangan kawasan sentra agribisnis.

commit to user

Kebumen dilakukan di wilayah Selatan, diantaranya yaitu di Kecamatan Mirit, Ambal, Buluspesantren, Petanahan dan Puring.

Pengembangan kawasan sentra agribisnis di Kabupaten Kebumen tersebut disesuaikan dengan potensi dan spesifikasi lokasi serta daya dukung lingkungannya. Kegiatan dalam pengembangan kawasan sentra ini diorientasikan pada upaya-upaya meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu komoditi tersebut, sehingga dapat mencapai sasaran-sasaran produksi dan produktivitas komoditi yang telah ditetapkan. Selain itu, tujuan pengembangan kawasan sentra agribisnis ini yaitu dapat menciptakan lapangan kerja sehingga akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar kawasan.

Kegiatan-kegiatan dalam kawasan sentra agribisnis tersebut dilakukan pendampingan dari Pemerintah Daerah mulai dari penyediaan sarana produksi, teknologi budidaya, penanganan pasca panen, pengolahan hasil, hingga manajemen pemasarannya. Kawasan tersebut akan dikelola oleh sebuah lembaga/badan hukum dibawah naungan Pemerintah Daerah, dimana para anggotanya adalah semua stakeholder pertanian yang terlibat seperti petani itu sendiri, koperasi penyedia sarana produksi, para pelaku usaha, masyarakat sekitar kawasan. Melalui pengembangan kawasan sentra agribisnis ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi, produktivitas serta mutu dari komoditi pepaya dan semangka di Kabupaten Kebumen, sehingga dapat meningkatkan harga jual komoditi serta dapat dapat meningkatkan laju pertumbuhan maupun kontribusi komoditi tersebut.

3) Pembangunan Sub Terminal Agribisnis (STA) Kabupaten Kebumen memiliki beragam potensi sayuran dan buah-buahan yang tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh wilayah Kabupaten Kebumen memiliki lahan pertanian yang produktif dan subur terutama di Kabupaten Kebumen bagian Selatan yang merupakan dataran rendah. Wilayah Kabupaten Kebumen bagian

commit to user

Kecamatan Mirit, Ambal, Buluspesantren, Klirong, Petanahan dan Puring merupakan sentra produksi buah-buahan seperti semangka dan

pepaya. Selain itu di daerah tersebut juga banyak ditanami beberapa komoditi sayuran seperti tomat, terong, cabe dan sebagainya. Tingginya produksi buah-buahan di daerah tersebut, sehingga menyebabkan petani di daerah tersebut sulit mencari pasar tetap dan membuat hasil produksi selalu naik turun. Sedangkan untuk komoditi sayuran hanya dijual di pasar setempat dan juga beberapa tetangga maupun tengkulak yang datang langsung untuk membeli hasil panennya. Selain itu, komoditas sayuran dan buah-buahan yang dihasilkan bersifat mudah rusak, sehingga mengharuskan petani untuk menjualnya secepat mungkin. Oleh karena itu, diperlukan upaya pembangunan Sub Terminal Agribisnis (STA) di wilayah tersebut.

STA merupakan sebuah lembaga pasar lelang yang digunakan sebagai tempat transaksi hasil komoditi pertanian. Tujuan pembangunan STA di Kabupaten Kebumen yaitu untuk memberi akses kemudahan bagi petani untuk menjual hasil pertaniannya, terutama sayuran dan buah-buahan. Pembangunan STA ini dipelopori oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen. Dengan pertimbangan bahwa lokasi Urut Sewu yang merupakan jalur selatan, sehingga banyak dilalui oleh kendaraan dan menjadi penghubung beberapa kota di sekitar Kabupaten Kebumen. Kegiatan jual beli yang berlangsung di STA terjadi antara penjual produk hortikultura sayuran dataran tinggi dalam hal ini petani atau pedagang pengumpul dengan pembeli baik pedagang besar maupun konsumen dengan cara negosiasi (tawar menawar) dengan patokan harga dari petani, sehingga diharapkan petani tidak dirugikan. Pembangunan STA tersebut, nantinya akan menjadi pusat transaksi sayuran dan buah-buahan di wilayah tersebut. Dengan adanya STA tersebut, maka kebutuhan pasar bagi produk- produk pertanian terutama sayuran dan buah-buahan akan tertampung

commit to user

Pemasaran yang terjadi di STA diharapkan lebih efisien, karena dengan sistem penjualan yang sederhana dapat menjangkau pasar

yang luas tanpa menggunakan biaya transportasi yang tinggi. Dengan adanya STA tersebut di Kabupaten Kebumen, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani, sehingga dapat memacu petani untuk dapat meningkatkan produksi dan produktivitas dari komoditi berkembang serta dapat meningkatkan kontribusinya.

c. Mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang melalui peningkatan wawasan petani Komoditi terbelakang merupakan komoditi yang berperan sebagai alternatif pengganti dari komoditi berkembang. Komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Kebumen yang tergolong komoditi terbelakang yaitu komoditi cabe dan jeruk siam. Komoditi terbelakang berupa sayuran dan buah mudah sekali terserang hama dan penyakit. Untuk komoditi cabe di Kabupaten Kebumen belum ditemukan pestisida yang tepat untuk memberantas penyakit yang sering menyerang komoditi tersebut. Oleh karena itu, komoditi terbelakang tersebut perlu diupayakan strategi pengembangannya agar dapat menjadi komoditi berkembang. Upaya pengembangan dari komoditi terbelakang tersebut dilakukan dengan cara peningkatan wawasan petani. Upaya peningkatan wawasan petani di Kabupaten Kebumen ini dapat dilakukan dengan kegiatan penyuluhan pertanian.

Penyuluhan pertanian merupakan kegiatan dari Pemerintah Daerah yang secara langsung bertatap muka dengan para petani di Kabupaten Kebumen. Kegiatan ini semata-mata bertujuan untuk membantu mengarahkan para petani dalam kegiatan usahataninya agar dapat menghasilkan output yang tinggi. Kegiatan penyuluhan pertanian ini sebaiknya dilakukan secara rutin minimal seminggu sekali dan dapat mencakup seluruh petani di masing-masing gapoktan yang ada di Kabupaten Kebumen. Pihak dari pemerintah daerah yakni petugas

commit to user

dalam wilayah penyuluhannya untuk mau mengikuti kegiatan-kegiatan dalam penyuluhan tersebut. Dalam kegiatan penyuluhan pertanian

tersebut petugas penyuluh akan membantu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi petani mulai dari penyediaan sarana produksi, teknik budidaya, hingga pemasaran hasil usahataninya.

Dalam kegiatan penyuluhan tersebut petugas penyuluh memiliki peran yang sangat penting karena penyuluh merupakan akses utama yang dibutuhkan petani agar dapat memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan usahataninya. Dalam kegiatan penyuluhan tersebut juga dapat meningkatkan peran kelompok tani karena terjadi kerjasama yang baik antar sesama anggota dalam kelompok tani mengenai usaha budidaya baik mulai dari pra tanam hingga pasca panen. Dengan menguatnya peran kelompok tani ini, sehingga dapat meningkatkan posisi tawar petani dalam menentukan harga dari hasil panennya tersebut. Semakin meningkatnya harga jual komoditi terbelakang, sehingga dapat memacu petani dalam meningkatkan produksi komoditi tersebut. Dengan dilakukan kegiatan penyuluhan pertanian secara rutin mengenai aspek budidaya yang baik dan benar maka diharapkan dapat meningkatkan wawasan petani mengenai teknik budidaya yang baik dan benar dalam usaha peningkatan produktivitas komoditi terbelakang. Selain itu, dengan adanya upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi dan laju pertumbuhan komoditi terbelakang, sehingga dapat membantu dalam peningkatan pendapatan daerah Kabupaten Kebumen.