Kondisi Eksisting Wilayah Studi

IV.1 Kondisi Eksisting Wilayah Studi

IV.1.1 Instalasi Pengolahan Air (IPA) Bengkuring

Pada Tahun 2010, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memberikan hibah kepada PDAM Tirta Kencana berupa Instalasi Pengolahan Air (IPA) Bengkuring berkapasitas 60 liter/detik dengan kapasitas reservoir sebesar 750 m³ (Gambar IV.1). IPA Bengkuring merupakan Produsen Air milik PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda, dimana pengambilan air baku berasal dari sungai karang mumus (anak sungai mahakam) dan melalui pompa intake Bengkuring berkapasitas 60 liter/detik.

Gambar IV.1 IPA Bengkuring (Dokumentasi Penelitian, 2015)

IV.1.2 Jaringan Distribusi Bengkuring

Wilayah yang dilayani oleh IPA Bengkuring terdiri dari beberapa sub wilayah, yakni Perumahan Bengkuring (Blok A, B, C, D, dan E), Perumnas Puspita dan kawasan Padat Karya (Gambar IV.2). Suplai pengaliran air bersih kesemua wilayah ini hanya berasal dari sumber tunggal, yakni IPA Bengkuring, dengan daerah layanan yang telah terisolasi. Secara keseluruhan, perpipaan distribusi wilayah layanan IPA bengkuring terdiri dari 1.996 m pipa diameter 250 mm, 394 m pipa diameter 200 mm, 2.597 m pipa diameter 150 mm, 2.465 m pipa diameter 100 mm, 16.670 m pipa diameter 75 mm, 12.384 m pipa diameter 50 mm, dan 45 buah gate valve yang terpasang. Wilayah ini memiliki ketinggian kontur dengan elevasi terendah +4 m dan elevasi tertinggi +24 m. IPA Bengkuring sebagai sumber suplai air memiliki 1 buah reservoir berukuran 22,5 m x 9 m x 4 m dengan kapasitas 750 Wilayah yang dilayani oleh IPA Bengkuring terdiri dari beberapa sub wilayah, yakni Perumahan Bengkuring (Blok A, B, C, D, dan E), Perumnas Puspita dan kawasan Padat Karya (Gambar IV.2). Suplai pengaliran air bersih kesemua wilayah ini hanya berasal dari sumber tunggal, yakni IPA Bengkuring, dengan daerah layanan yang telah terisolasi. Secara keseluruhan, perpipaan distribusi wilayah layanan IPA bengkuring terdiri dari 1.996 m pipa diameter 250 mm, 394 m pipa diameter 200 mm, 2.597 m pipa diameter 150 mm, 2.465 m pipa diameter 100 mm, 16.670 m pipa diameter 75 mm, 12.384 m pipa diameter 50 mm, dan 45 buah gate valve yang terpasang. Wilayah ini memiliki ketinggian kontur dengan elevasi terendah +4 m dan elevasi tertinggi +24 m. IPA Bengkuring sebagai sumber suplai air memiliki 1 buah reservoir berukuran 22,5 m x 9 m x 4 m dengan kapasitas 750

Gambar IV.2 Sub wilayah layanan IPA Bengkuring (Data Primer dan Sekunder Penelitian, 2015)

IPA Bengkuring Booster Puspita

Reservoir 750 m 3 Reservoir 450 m 3

DMA Bengkuring

DMA Puspita

Isolation (Close Valve)

Gambar IV.3 Jaringan Distribusi IPA Bengkuring (PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda, 2015)

IV.1.3 Karakteristik Pelanggan Bengkuring

IPA Bengkuring melayani 3026 pelanggan (SR) aktif yang tersebar di beberapa sub wilayah di seluruh wilayah Bengkuring. Dari keseluruhan pelanggan tersebut, 95 % didominasi oleh golongan kelas pelanggan rumah tangga menengah (D2) sebanyak 2871 SR, sementara sisanya diisi masing-masing 1 % oleh golongan kelas pelanggan rumah tangga berpenghasilan rendah (D1), berpenghasilan tinggi (D3), serta 3 % oleh industri (P1, P2, P3, dan P4) dan kelompok sosial (SS). Secara lebih rinci, karakteristik pelanggan Bengkuring dapat dilihat pada Tabel IV.1. Sementara itu pada Tabel IV.2 juga dapat dilihat rata-rata konsumsi air Bulanan masing- masing sub wilayah berdasarkan hasil rekapitulasi konsumsi air pada laporan Bulanan meter air dan pelanggan periode Bulan Oktober dan November 2015.

Tabel IV.1 Karakteristik pelanggan Bengkuring berdasarkan golongan kelas

pelanggan (Data Sekunder Penelitian, 2016)

Total Sub Wilayah

Kelas Pelanggan

SS Pelanggan

4 11 5 23 0 3 386 Blok B

Blok A

6 7 2 0 0 3 534 Blok C

4 6 0 0 0 2 459 Blok D

4 2 0 0 0 4 631 Blok E

0 0 0 0 0 3 313 Padat Karya

Tabel IV.2 Rata-rata konsumsi air pelanggan wilayah bengkuring (Data Sekunder

Penelitian, 2016)

R ata-rata konsumsi per pelanggan Sub Wilayah

T otal konsumsi air

Bulanan (m 3 /Bulan)

atau base demand (liter/detik)

Blok A

0,016972 Blok B

0,014839 Blok C

0,012237 Blok D

0,011367 Blok E

0,008911 Padat Karya

IV.1.4 Fluktuasi Konsumsi Air di Wilayah Studi Bengkuring

Dalam penelitian ini, dilakukan observasi terhadap volume air yang terdistribusi ke wilayah studi pada setiap jam dalam sehari. Hal ini dilakukan untuk mengetahui fluktuasi konsumsi air harian seluruh pelanggan yang ada di wilayah layanan. Data yang digunakan sebagai acuan dasar didapat dari pencatatan angka watermeter distribusi IPA Bengkuring setiap jam, selama 31 hari, selanjutnya dirata-ratakan untuk mendapatkan volume distribusi atau konsumsi air pelanggan rata-rata per jam dalam sehari (seperti pada Tabel IV.3). Sebagai ilustrasi, selisih angka watermeter

pada jam ke-0 dengan jam ke-1 merupakan jumlah pemakaian air (m 3 ) pada jam ke-1 oleh seluruh pelanggan di wilayah layanan IPA Bengkuring.

Tabel IV.3 Fluktuasi konsumsi air di wilayah layanan IPA Bengkuring (Data Primer Penelitian, 2016)

Periode Pukul Konsumsi Air Rata-Rata (m 3 ) Faktor Konsumsi (Demand Patern)

Keterangan : Data pencatatan angka watermeter selama 31 hari pada Lampiran A

Berdasarkan data pada Tabel IV.3 diatas, maka dibuatlah grafik fluktuasi konsumsi air (demand patern) harian per jam seluruh pelanggan di wilayah layanan IPA Bengkuring, seperti yang dapat dilihat pada Gambar IV.4 di bawah ini.

.00 - 2 00.00 - 01.00

19 17.00 -18.00 18.00 - 19.00 20.00 - 21.00 21.00 - 22.00 22.00 - 23.00 23.00 - 24.00

PERIODE PUKUL

Gambar IV.4 Grafik fluktuasi konsumsi air pelanggan di wilayah Bengkuring (Hasil Olahan Penelitian, 2015)

Berdasarkan grafik pada Gambar IV.4 diatas, dapat terlihat bahwa konsumsi air tertinggi terjadi pada periode jam puncak yakni pada pukul 06.00 s.d 07:00 dan

17.00 s.d 18.00 dengan koefisien peak factor mencapai 1,2. Sementara itu konsumsi minimum terjadi pada pukul 22.00 s.d 02.00 tengah malam hari dengan koefisien minimum factor sebesar 0,7. Hasil ini cukup berbeda jika dibandingkan dengan fluktuasi konsumsi air standar yang ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, terlihat bahwa konsumsi air oleh masyarakat bengkuring memiliki fluktuasi yang tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan bahwa ada sebagian masyarakat di wilayah bengkuring menggunakan reservoir dalam memenuhi kebutuhan air rumah tangga mereka. Dengan adanya reservoir tersebut, memungkinkan penggunaan air tidak teridentifikasi sesuai dengan pemakaian air masyarakat sebenarnya (jam puncak maupun jam minimum). Hal ini dikarenakan masyarakat dapat kapan saja membuka kran air PDAM untuk mengisi tampungan air di reservoir mereka, 17.00 s.d 18.00 dengan koefisien peak factor mencapai 1,2. Sementara itu konsumsi minimum terjadi pada pukul 22.00 s.d 02.00 tengah malam hari dengan koefisien minimum factor sebesar 0,7. Hasil ini cukup berbeda jika dibandingkan dengan fluktuasi konsumsi air standar yang ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, terlihat bahwa konsumsi air oleh masyarakat bengkuring memiliki fluktuasi yang tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan bahwa ada sebagian masyarakat di wilayah bengkuring menggunakan reservoir dalam memenuhi kebutuhan air rumah tangga mereka. Dengan adanya reservoir tersebut, memungkinkan penggunaan air tidak teridentifikasi sesuai dengan pemakaian air masyarakat sebenarnya (jam puncak maupun jam minimum). Hal ini dikarenakan masyarakat dapat kapan saja membuka kran air PDAM untuk mengisi tampungan air di reservoir mereka,

pola aliran yang sesuai dengan standar PU. Perbandingan fluktuasi konsumsi air harian wilayah bengkuring dengan standar fluktuasi harian menurut Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada Gambar IV.5 di bawah ini.

1.7000 1.6000 1.5000 1.4000 I 1.3000 1.2000

GAL

N 1.1000 PE 1.0000

0.9000 K TOR 0.8000 0.7000 FA 0.6000

.00 - 2 00.00 - 01.00

10 08.00 - 09.00 09.00 - 10.00

18.00 - 19.00 19.00 - 20.00 21 20.00 - 21.00 22.00 - 23.00 23.00 - 24.00

PERIODE PUKUL

PENELITIAN, 2015 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM, 2004

Gambar IV.5 Grafik perbandingan fluktuasi konsumsi air wilayah studi dengan standar Kementerian Pekerjaan Umum (Hasil Olahan Penelitian, 2015)

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

SISTEM OTOMATISASI SONAR (LV MAX SONAR EZ1) DAN DIODA LASER PADA KAPAL SELAM

15 214 17

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

SIMULASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOBIL SECARA OTOMATIS

1 82 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45