Komponen Penyusun Neraca Air

IV.2.1 Komponen Penyusun Neraca Air

IV.2.1.1 Volume Input Sistem Distribusi Bengkuring

Volume input sistem dalam penyusunan neraca air adalah jumlah air yang tercatat masuk kedalam jaringan distribusi air bersih di suatu wilayah selama periode waktu tertentu. Dalam aplikasi di lapangan, penyedia jasa air minum (dalam hal ini PDAM) mencatat ini sebagai perbandingan produksi dan distribusi air dari instalasi pengolahan air (IPA) terhadap jumlah air yang dikonsumsi oleh masyarakat (air yang terjual). Dalam penelitian ini, dilakukan observasi volume input sistem selama Bulan Oktober dan November 2015, yakni melalui hasil perhitungan selisih angka kubikasi watermeter distribusi IPA Bengkuring, yang mana hasil tersebut telah tertera pada laporan Bulanan produksi dan distribusi unit IPA Bengkuring Bulan Oktober dan November 2015. Secara lebih jelas hasil pencatatan dan perhitungan volume input sistem dapat dilihat pada Tabel IV.4 di bawah ini.

Tabel IV.4 Hasil pencatatan angka kubikasi watermeter IPA Bengkuring (Data Sekunder Penelitian, 2015)

Periode Bulan

Item September 2015 Oktober 2015 November 2015

Angka Watermeter (m 3 )

Keterangan : Pencatatan dilakukan setiap hari terakhir periode Bulan

Berdasarkan nilai pada tabel diatas, dapat dihitung total input sistem distribusi selama Bulan Oktober dan November 2015, yakni sebagai berikut : Volume input sistem (Oktober)

= (3858291 – 3716603) m 3 = 141.688 m 3

Volume input sistem (November) = (3999296 – 3858291) m 3 = 141.005 m 3

Volume input sistem (Oktober – November 2015) = (141.688 + 141.005) m 3 = 282.693 m 3

Total volume input sistem dari hasil perhitungan inilah yang kemudian dimasukkan kedalam kolom data volume input sistem pada software WB Easycalc yakni sebesar

282.693 m 3 dengan margin error 2 % (penentuan margin error sebesar 2% apabila IPA/Unit pengolahan memiliki watermeter induk), hasil input data software dapat dilihat pada Gambar IV.7 di bawah ini.

Gambar IV.7 Data volume input sistem distribusi bengkuring periode Oktober dan November 2015 (Hasil Pehitungan, 2016)

IV.2.1.2 Konsumsi Berekening

Konsumsi berekening dijelaskan sebagai air yang terdistribusi sampai ke pelanggan dalam perhitungan periode Bulanan. Adapun konsumsi berekening ini terbagi menjadi dua, yaitu konsumsi bermeter berekening dan konsumsi tak bermeter berekening. Konsumsi bermeter berekening diketahui dari hasil pencatatan konsumsi air melalui selisih angka meter air Bulanan seluruh pelanggan (rekening air Bulanan). Sementara itu konsumsi tak bermeter berekening diketahui Konsumsi berekening dijelaskan sebagai air yang terdistribusi sampai ke pelanggan dalam perhitungan periode Bulanan. Adapun konsumsi berekening ini terbagi menjadi dua, yaitu konsumsi bermeter berekening dan konsumsi tak bermeter berekening. Konsumsi bermeter berekening diketahui dari hasil pencatatan konsumsi air melalui selisih angka meter air Bulanan seluruh pelanggan (rekening air Bulanan). Sementara itu konsumsi tak bermeter berekening diketahui

Tabel IV.5 Hasil pencatatan konsumsi berekening wilayah Bengkuring (Data Sekunder Penelitian, 2016)

Item

Nilai

3.026 SR Total rekening air Bulan Oktober 2015

Jumlah pelanggan

76.161 m 3 Total rekening air Bulan November 2015

80.261 m 3

Total rekening air Bulan Oktober - November 2015

156.422 m 3

Dari hasil perhitungan pada tabel diatas, diketahui bahwa konsumsi bermeter berekening selama Bulan Oktober dan November 2015 sebesar 156.422 m 3 . Untuk mendapatkan hasil yang lebih aktual, selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap akurasi meter pelanggan yang ada dilapangan. Jumlah sampling yang akan diukur di lapangan per masing-masing sub wilayah ditentukan berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus slovin, dimana n adalah jumlah sampel, N adalah ukuran populasi, dan E adalah nilai kritis (batas ketelitian) yang diasumsikan sebesar 10 %. Adapun contoh perhitungan dapat dilihat di bawah ini, kemudian hasil perhitungan secara rinci dapat dilihat pada Tabel IV.6.

1+(N x e 2 ) 3026

Sampel sub wilayah Blok A =

x 97 Sampel

3026 = 12 Sampel

Tabel IV.6 Hasil perhitungan jumlah sampling lapangan untuk akurasi meter pelanggan (Data Primer Penelitian, 2016)

Sub Wilayah

Jumlah Sampel

Seluruh Bengkuring

Blok A

Blok B

Blok C

Blok D

Blok E

Puspita

Padat Karya

Berdasarkan hasil sampling akurasi meter pelanggan (Lampiran B) di seluruh wilayah layanan IPA Bengkuring, didapatkan koefisien error bacaan meter pelanggan sebesar 10 %, sehingga total air yang dikonsumsi seluruh pelanggan Bengkuring (rekening air terjual) selama Bulan Oktober dan November 2015 dapat dikoreksi sebagai berikut : Koreksi Error

Total rekening air (Oktober dan November 2015) = 156.422 m 3 Total rekening air aktual

= 156.422 m 3 x (100 – 10) % = 140.780 m 3

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa total konsumsi air yang tercatat sebagai rekening air aktual periode Bulan Oktober dan November 2015

ialah sebesar 140.780 m 3 . Hasil ini kemudian dijadikan input data pada kolom konsumsi berekening pada software WB EasyCalc, seperti yang dapat dilihat pada Gambar IV.8 di bawah ini.

Gambar IV.8 Data input konsumsi berekening wilayah bengkuring periode

Oktober dan November 2015 (Hasil Pehitungan, 2016)

IV.2.1.3 Konsumsi Tak Berekening

Konsumsi tak berekening bisa dikatakan sebagai air hasil pengolahan IPA yang dipakai baik untuk operasional IPA itu sendiri (seperti cuci filter, buang lumpur, dan air service instalasi) maupun untuk kegiatan operasional distribusi dan pelanggan (seperti perbaikan kebocoran, ganti/test meter air pelanggan, sambungan baru, serta kegiatan operasional lainnya). Konsumsi tak berekening ini juga dibagi menjadi dua, yaitu konsumsi bermeter tak berekening dan konsumsi tak bermeter tak berekening. Adapun data konsumsi bermeter tak berekening didapatkan dari laporan Bulanan produksi dan distribusi IPA Bengkuring, yakni jumlah pemakaian air oleh IPA Bengkuring itu sendiri selama Bulan Oktober dan November 2015, yang mana secara jelas dapat dilihat pada Tabel IV.7 di bawah ini.

Tabel IV.7 Data jumlah pemakaian air secara mandiri oleh IPA Bengkuring (Data Sekunder Penelitian, 2016)

Periode Bulan Jumlah Pemakaian air (m 3 )

Oktober – November 2015

Sementara itu, untuk data konsumsi tak bermeter tak berekening berasal dari laporan Bulanan Non Revenue Water (NRW) periode Bulan Oktober dan November 2015, yakni dari bidang meter pelanggan seperti pengerjaan ganti/test meter dan sambungan baru, serta bidang distribusi berupa laporan perbaikan kebocoran. Berdasarkan hasil diskusi bersama pihak PDAM Tirta Kencana, didapatkan beberapa asumsi terkait berapa estimasi volume air yang terbuang saat pengerjaan ganti/test meter dan sambungan baru, serta didapatkan pula berapa air terbuang saat pengerjaan perbaikan kebocoran pipa distribusi selama Bulan Oktober dan November, secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel IV.8 di bawah ini.

Tabel IV.8 Estimasi jumlah air terbuang saat pengerjaan operasional lapangan (Data Sekunder Penelitian, 2016)

Jumlah air terbuang (m 3 ) Periode Bulan

Ganti/test

Sambungan Perbaikan

Kebocoran Oktober – November 2015

Keterangan : Perhitungan pada Lampiran C

Berdasarkan Tabel IV.7 dan Tabel IV.8 sebelumnya, maka didapatkan hasil input data software dapat dilihat pada Gambar IV.9 di bawah ini.

IV.2.1.4 Konsumsi Tak Resmi

Gambar IV.9 Data input konsumsi tak berekening wilayah bengkuring periode Oktober dan November 2015 (Hasil Pehitungan, 2016)

IV.2.1.4 Konsumsi Tak Resmi

Pada tahun 2015, PDAM Tirta Kencana melakukan survey terhadap seluruh pelanggan, yang mana lebih di khususkan pada seluruh pelanggan yang berada pada area rencana District Meter Area (DMA). Tujuan dilakukannya survey diantaranya adalah untuk memutakhirkan pendataan Sistem Informasi Geografis (GIS), yakni terkait dengan data pelanggan, lokasi, jumlah konsumsi air rata-rata, dan penertiban sambungan ilegal (konsumsi tak resmi).

Berdasarkan hasil survey tersebut, pihak PDAM Tirta Kencana melalui bidang GIS mencatat bahwa jumlah sambungan ilegal (konsumsi tak resmi) di wilayah Bengkuring diestimasikan mencapai 395 sambungan rumah (SR). Angka ini kemudian dimasukkan sebagai input data software WB EasyCalc pada kolom konsumsi tak resmi, yang mana kemudian diasumsikan jumlah orang per rumah tangga sebanyak 4 orang dengan asumsi pemakaian air rata-rata 170 liter/orang/hari. Maka didapatkan volume kehilangan air selama periode analisis

(61 hari) sebesar 16.385 m 3 , seperti yang terlihat pada Gambar IV.10, dengan perhitungan sebagai berikut : Volume kehilangan air

= Jumlah SR x Jumlah orang per SR x Konsumsi air per orang per hari x Periode waktu analisis

= 395 SR x 4 orang x 170 liter/orang/hari x 61 hari

= 16.385 m 3

Gambar IV.10 Data input konsumsi tak resmi wilayah bengkuring periode Oktober dan November 2015 (Data Sekunder Penelitian, 2016)

IV.2.1.5 Ketidakakuratan Meter Air dan Kesalahan Penanganan Data

Dalam penelitian ini, dilakukan pengukuran akurasi meter untuk beberapa sampling pelanggan di masing-masing sub wilayah Bengkuring. Adapun jumlah sampling di masing-masing sub wilayah seperti yang telah dijabarkan pada Tabel IV.6 sebelumnya. Akurasi meter dilakukan dengan cara menadah air kran (kran air setelah meter air) ke dalam sebuah gelas ukur 2.000 ml dengan volume yang telah ditentukan berdasarkan bacaan stand meter, yakni 1 liter. Selanjutnya, dilihat jumlah air yang tertadah pada gelas ukur. Volume air yang tertadah kurang dari 1 liter mengindikasikan pencatatan meter air lebih tinggi (diatas normal), sebaliknya jika volume air yang tertadah lebih dari 1 liter, maka hal tersebut mengindikasikan pencatatan meter air lebih rendah (di bawah normal).

Pencatatan meter lebih rendah mengindikasikan terjadinya kecurangan (pencurian air oleh pelanggan), sebaliknya pencatatan meter lebih tinggi akan secara langsung merugikan pelanggan, karena air yang diterima oleh pelanggan tidak sesuai dengan yang terbaca pada meter air atau lebih sedikit daripada jumlah yang terbaca pada stand meter air. Adapun akurasi meter diatas maupun di bawah normal, keduanya merupakan komponen penyebab kehilangan air dari meter pelanggan, selanjutnya jumlah faktor error dari kedua komponen ini kemudian digunakan untuk mengkoreksi hasil bacaan meter pada kubikasi konsumsi air Bulanan (rekening air), Pencatatan meter lebih rendah mengindikasikan terjadinya kecurangan (pencurian air oleh pelanggan), sebaliknya pencatatan meter lebih tinggi akan secara langsung merugikan pelanggan, karena air yang diterima oleh pelanggan tidak sesuai dengan yang terbaca pada meter air atau lebih sedikit daripada jumlah yang terbaca pada stand meter air. Adapun akurasi meter diatas maupun di bawah normal, keduanya merupakan komponen penyebab kehilangan air dari meter pelanggan, selanjutnya jumlah faktor error dari kedua komponen ini kemudian digunakan untuk mengkoreksi hasil bacaan meter pada kubikasi konsumsi air Bulanan (rekening air),

2 liter

% akurasi meter di bawah normal =

x 100 %

% akurasi meter di bawah normal =

x 100 %

97 liter

Sebagai masukan data software WB EasyCalc, diinput data hasil perhitungan persentase pencatatan meter air lebih rendah (di bawah normal) yakni 2 %, sehingga

dihasilkan volume air yang hilang akibat kesalahan meter sebesar 2.873 m 3 . Selanjutnya pada kolom kecurangan bacaan meter diasumsikan 0 %. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan pembacaan meter di lapangan, petugas pembaca meter menggunakan sistem foto android yang terhubung pada server secara langsung, disamping itu pula ada sistem rolling bagi pembaca meter untuk pembagian wilayah, sehingga kecil kemungkinan kecurangan bacaan meter terjadi (bisa diabaikan). Selanjutnya, berdasarkan laporan Bulanan bidang Non Revenue Water selama tahun 2015, didapatkan rata-rata persentase kesalahan penanganan data rekening pelanggan setiap Bulannya, yakni sebesar 1,5 %. Kemudian dihitung volume air yang hilang akibat kesalahan penanganan data selama periode analisis (61 hari) untuk selanjutnya dijadikan data input, yakni sebagai berikut : Volume kehilangan air

= 1,5 % x Volume rekening (dengan fix error)

= 1,5 % x 140.780 m 3 = 2.346 m 3

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka didapatkan hasil input seperti yang terlihat pada Gambar IV.11 di bawah ini

Gambar IV.11 Data input ketidakakuratan meter dan kesalahan penanganan data (Data Primer Penelitian, 2016)

IV.2.1.6 Data Teknis dan Finansial

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari bidang distribusi PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda terkait jaringan distribusi di wilayah layanan Bengkuring, diperoleh beberapa informasi yakni yang pertama, jalur perpipaan di wilayah tersebut terdiri dari 6 variasi diameter pipa dengan panjang masing-masing seperti yang dapat dilihat pada Tabel IV.9. Kemudian rata-rata panjang pipa per sambungan rumah dari pipa dinas ke meter air pelanggan ialah 5 meter. Hasil input data software WB EasyCalc dapat dilihat pada Gambar IV.12 di bawah ini.

Tabel IV.9 Data perpipaan distribusi wilayah Bengkuring (Data Sekunder Penelitian, 2016)

Diameter (mm) Panjang (m)

Gambar IV.12 Data input teknis perpipaan distribusi wilayah Bengkuring (Data Sekunder Penelitian, 2016)

Diketahui juga, menurut diskusi bersama staf bidang distribusi, hasil sampling lapangan, serta observasi dan wawancara kepada Kepala IPA Bengkuring serta beberapa pelanggan di wilayah layanan Bengkuring bahwa, durasi pengaliran harian di wilayah ini selalu kontinu dan tidak intermitten (24 jam x 7 hari), dengan

rata-rata tekanan sebesar 1 Kg/cm 3 atau setara dengan 10 meter kolom air. Hasil input data suplai air pada software WB EasyCalc dapat dilihat pada Gambar IV.13 di bawah ini.

Gambar IV.13 Data input suplai air distribusi wilayah Bengkuring (Data Sekunder Penelitian, 2016)

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

SISTEM OTOMATISASI SONAR (LV MAX SONAR EZ1) DAN DIODA LASER PADA KAPAL SELAM

15 214 17

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

SIMULASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOBIL SECARA OTOMATIS

1 82 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45