Simulasi Pembentukan District Meter Area (DMA)

IV.4 Simulasi Pembentukan District Meter Area (DMA)

DMA atau Distric Meter Area adalah metode pendeteksian kebocoran yang lebih ditujukan pada kebocoran yang tidak terlaporkan dan tidak terlihat dengan cara membagi jaringan menjadi zona-zona hidrolik kecil yang terisolasi dan memiliki satu titik inlet dengan pengukur debit, kemudian dilakukan monitor terhadap volume dan tekanan air yang terdapat di area pelanggan tersebut (Gambar III.5). Perbedaan debit pada zona yang lebih kecil serta penurunan tekanan DMA atau Distric Meter Area adalah metode pendeteksian kebocoran yang lebih ditujukan pada kebocoran yang tidak terlaporkan dan tidak terlihat dengan cara membagi jaringan menjadi zona-zona hidrolik kecil yang terisolasi dan memiliki satu titik inlet dengan pengukur debit, kemudian dilakukan monitor terhadap volume dan tekanan air yang terdapat di area pelanggan tersebut (Gambar III.5). Perbedaan debit pada zona yang lebih kecil serta penurunan tekanan

OPSI 2

OPSI 1

Gambar IV.26 Desain pembentukan DMA (Data Primer Penelitian, 2016)

Dalam sebuah desain DMA, pada inlet ditempatkan 4 peralatan utama sesuai dengan standar super DMA, yakni 1 buah strainer sebagai penyaring kotoran, 1 buah Pressure Reduction Valve (PRV) sebagai pengatur tekanan masuk, 1 buah Pressure Logger sebagai pencatat rekaman angka tekanan, dan 1 buah Watermeter sebagai pencatat rekaman angka debit masuk (PDAM Tirta Dharma, 2010), seperti yang dapat dilihat pada Gambar IV.27.

Pressure Logger

W atermeter

PRV Strainer

Gambar IV.27. Desain standar super DMA (Data Sekunder Penelitian, 2016)

IV.4.1 Desain DMA Skenario 1

IV.4.1.1 Gambaran Umum Desain DMA Skenario 1

Pada desain DMA skenario 1 ini, dibentuk 3 buah DMA, seperti yang dapat dilihat pada Gambar IV.28 di bawah ini.

Gambar IV.28 Desain DMA Skenario 1 (Data Primer Penelitian, 2016)

Adapun 3 wilayah DMA pada skenario ini terdiri dari DMA 1 yang meliputi seluruh wilayah Blok D dan E Perumahan Bengkuring dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 1.500 - 1.700 SR ; DMA 2 yang meliputi seluruh wilayah Blok A, B, dan

C Perumahan Bengkuring, serta seluruh wilayah Padat Karya dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 1.500 - 1.700 SR ; dan DMA 3 yang meliputi seluruh wilayah Perumahan Puspita dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 500 - 700 SR. Pada desain ini ditempatkan 42 buah valve dengan 5 valve diantaranya terisolasi sempurna (full closed), sementara itu sisanya digunakan untuk keperluan analisis step test pencarian lokasi kebocoran.

IV.4.1.2 Hasil Simulasi Epanet Setelah Terbentukny a DMA Skenario 1 Sebagai pembanding dengan kondisi eksisting (sebelum terbentuknya DMA 1), dilakukan analisis hasil simulasi Epanet setelah terbentuknya DMA 1 pada periode waktu saat konsumsi air puncak (Pukul 07:00). Berikut ini adalah hasil simulasi teknis tekanan dan kecepatan aliran setelah pembentukan DMA skenario 1 pada model jaringan distribusi eksisting Bengkuring dalam software Epanet di jam puncak konsumsi air (Gambar IV.29).

Gambar IV.29 Hasil simulasi Epanet desain DMA skenario 1 (Data Primer Penelitian, 2016)

Berdasarkan hasil simulasi Epanet yang terlihat pada Gambar IV.29 di atas, penerapan DMA skenario 1 ini menyebabkan terjadinya penurunan tekanan yang cukup signifikan, yakni sebesar 26 %. Penurunan yang cukup drastis terjadi di Berdasarkan hasil simulasi Epanet yang terlihat pada Gambar IV.29 di atas, penerapan DMA skenario 1 ini menyebabkan terjadinya penurunan tekanan yang cukup signifikan, yakni sebesar 26 %. Penurunan yang cukup drastis terjadi di

C dan D yang mengalami penurunan tekanan hingga di bawah batas minimum standar tekanan oleh Permen PU No.18 Tahun 2007, yakni 10 m. Sementara itu jika ditinjau dari segi kecepatan aliran, pembentukkan DMA 1 ini sedikit meningkatkan kecepatan aliran, yakni sebesar 2 %. Adapun perbandingan tekanan dan kecepatan aliran sebelum (eksisting) dan sesudah terbentuknya DMA skenario 1 dapat dilihat pada Gambar IV.30 di bawah ini.

Sebelum

Sesud ah

Sebelum

Sesud ah

Gambar IV.30 Perbandingan DMA Skenario 1 (Data Primer Penelitian, 2016)

IV.4.1.3 Pembiayaan Investasi dan Operasional DMA Skenario 1

Berikut ini adalah rincian pembiayaan dalam penerapan DMA Skenario 1, dengan beberapa asumsi diantaranya ialah biaya penyusutan dan perawatan sebesar ± 2,5 % dari biaya investasi dengan kenaikan ± 5 % per tahun (Dewi, 2015), dan asumsi jumlah pegawai pelaksana per DMA sebanyak 8 orang. Rincian pembiayaan penerapan DMA Skenario 1 dapat dilihat pada Tabel IV.18 di bawah ini.

Tabel IV.18 Kebutuhan biaya DMA skenario 1 (Data Primer Penelitian, 2016)

Harga

No Komponen Biaya

A. BIAYA INVESTASI ALAT 1.763.050.000 I. Alat Activated Leakage Control (ALC)

1 Leak Correllator

400.000.000 400.000.000 2 Ground Microphone

1 Unit

150.000.000 150.000.000 3 Meter Detector

1 Unit

25.000.000 25.000.000 4 Ultrasonic Flow Meter

1 Unit

120.000.000 120.000.000 5 Pengukur Ketebalan Pipa

1 Unit

55.000.000 55.000.000 6 Noise Logger

1 Unit

350.000.000 350.000.000 7 Automatic Meter Reading

II. Alat dan Pekerjaan Tiap DMA 661.550.000

8 Pressure Logger

8.500.000 25.500.000 9 PRV Double Pilot

8.000.000 24.000.000 11 Valve Resilent

3 Unit

2.000.000 80.000.000 12 Check Valve

150.000 750.000 14 Meter Induk

5 Unit

65.000.000 195.000.000 15 Galian / Pembuatan Manhole

3 Unit

2.500.000 112.500.000 16 Biaya Perbaikan

B. BIAYA OPERASIONAL DAN PERALATAN 498.109.750 I. Biaya Operasional

17 Personel

24 Org @12 Bulan

II. Biaya Penyusutan dan Perawatan 41.053.750

20.000.000 10.000.000 19 Ground Microphone

18 Leak Correllator

1 Unit

7.500.000 3.750.000 20 Meter Detector

1 Unit

1.250.000 625.000 21 Ultrasonic Flow Meter

1 Unit

6.000.000 3.000.000 22 Pengukur Ketebalan Pipa

1 Unit

2.750.000 1.375.000 23 Noise Logger

1 Unit

17.500.000 8.750.000 24 Automatic Meter Reading

1 Unit

75.000 37.500 25 Pressure Logger

1 Unit

425.000 637.500 26 PRV Double Pilot

400.000 600.000 28 Valve Resilent

3.750 18.750 30 Meter Induk

5 Unit

3.250.000 4.875.000 31 Check Valve

3 Unit

2 Unit

TOTAL

IV.4.2 Desain DMA Skenario 2

IV.4.2.1 Gambaran Umum Desain DMA Skenario 2

Pada desain DMA skenario 2 ini, dibentuk 4 buah DMA, seperti yang dapat dilihat pada Gambar IV.31 di bawah ini.

Gambar IV.31 Desain DMA Skenario 2 (Data Primer Penelitian, 2016) Adapun 4 wilayah DMA pada skenario ini terdiri dari DMA 1 yang meliputi

sebagian wilayah Blok C dan D Perumahan Bengkuring dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 900 - 1.100 SR ; DMA 2 yang meliputi seluruh wilayah Blok E serta sisa pelanggan wilayah Blok C dan D yang tidak terlayani oleh DMA 1, dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 1.200 - 1.400 SR ; DMA 3 yang meliputi seluruh wilayah Blok A dan Padat Karya dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 800 – 1.000 SR ; dan DMA 4 yang meliputi seluruh wilayah Perumahan Puspita dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 500 - 700 SR. Pada desain ini ditempatkan 43 buah valve dengan 4 valve diantaranya terisolasi sebagian wilayah Blok C dan D Perumahan Bengkuring dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 900 - 1.100 SR ; DMA 2 yang meliputi seluruh wilayah Blok E serta sisa pelanggan wilayah Blok C dan D yang tidak terlayani oleh DMA 1, dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 1.200 - 1.400 SR ; DMA 3 yang meliputi seluruh wilayah Blok A dan Padat Karya dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 800 – 1.000 SR ; dan DMA 4 yang meliputi seluruh wilayah Perumahan Puspita dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 500 - 700 SR. Pada desain ini ditempatkan 43 buah valve dengan 4 valve diantaranya terisolasi

IV.4.2.2 Hasil Simulasi Epanet Setelah Terbentukny a DMA Skenario 2 Sebagai pembanding dengan kondisi eksisting (sebelum terbentuknya DMA 2), dilakukan analisis hasil simulasi Epanet setelah terbentuknya DMA skenario 2 pada periode waktu saat konsumsi air puncak (Pukul 07:00). Berikut ini adalah hasil simulasi teknis tekanan dan kecepatan aliran setelah pembentukan DMA skenario

2 pada model jaringan distribusi eksisting Bengkuring dalam software Epanet di jam puncak konsumsi air (Gambar IV.32).

Gambar IV.32 Hasil simulasi Epanet desain DMA skenario 2 (Data Primer Penelitian, 2016)

Berdasarkan hasil simulasi Epanet yang terlihat pada Gambar IV.31 di atas, penerapan DMA skenario 2 ini menyebabkan terjadinya penurunan tekanan yang cukup signifikan, yakni sebesar 31 %. Penurunan yang cukup drastis terjadi di hampir seluruh wilayah Blok A, B, C dan D, terutama sedikit wilayah Blok C serta sebagian besar wilayah Blok A dan D yang mengalami penurunan tekanan hingga di bawah batas minimum standar tekanan oleh Permen PU No.18 Tahun 2007, yakni 10 m. Sementara itu jika ditinjau dari segi kecepatan aliran, pembentukkan DMA 2 ini sedikit meningkatkan kecepatan aliran, yakni sebesar 1 %. Adapun perbandingan tekanan dan kecepatan aliran sebelum (eksisting) dan sesudah terbentuknya DMA skenario 2 dapat dilihat pada Gambar IV.33 di bawah ini.

Sebelum

Sesud ah

Sebelum

Sesud ah

Gambar IV.33 Perbandingan DMA Skenario 2 (Data Primer Penelitian, 2016)

IV.4.2.3 Pembiayaan Investasi dan Operasional DMA Skenario 2

Berikut ini adalah rincian pembiayaan dalam penerapan DMA Skenario 2, dengan beberapa asumsi diantaranya ialah biaya penyusutan dan perawatan sebesar ± 2,5 % dari biaya investasi dengan kenaikan ± 5 % per tahun (Dewi, 2015), dan asumsi jumlah pegawai pelaksana per DMA sebanyak 7 orang. Rincian pembiayaan penerapan DMA Skenario 2 dapat dilihat pada Tabel IV.19 di bawah ini.

Tabel IV.19 Kebutuhan biaya DMA skenario 2 (Data Primer Penelitian, 2016)

Harga

No Komponen Biaya

A. BIAYA INVESTASI ALAT 2.152.100.000 I. Alat Activated Leakage Control (ALC)

1 Leak Correllator

400.000.000 400.000.000 2 Ground Microphone

1 Unit

150.000.000 150.000.000 3 Meter Detector

1 Unit

25.000.000 25.000.000 4 Ultrasonic Flow Meter

1 Unit

120.000.000 120.000.000 5 Pengukur Ketebalan Pipa

1 Unit

55.000.000 55.000.000 6 Noise Logger

1 Unit

350.000.000 350.000.000 7 Automatic Meter Reading

II. Alat dan Pekerjaan Tiap DMA 1.050.600.000

8 Pressure Logger

8.500.000 34.000.000 9 PRV Double Pilot

8.000.000 56.000.000 11 Valve Resilent

7 Unit

2.000.000 78.000.000 12 Check Valve

150.000 600.000 14 Meter Induk

4 Unit

65.000.000 455.000.000 15 Galian / Pembuatan Manhole

7 Unit

2.500.000 125.000.000 16 Biaya Perbaikan

B. BIAYA OPERASIONAL DAN PERALATAN 583.629.500 I. Biaya Operasional

17 Personel

28 Org @12 Bulan

II. Biaya Penyusutan dan Perawatan 50.397.500

20.000.000 10.000.000 19 Ground Microphone

18 Leak Correllator

1 Unit

7.500.000 3.750.000 20 Meter Detector

1 Unit

1.250.000 625.000 21 Ultrasonic Flow Meter

1 Unit

6.000.000 3.000.000 22 Pengukur Ketebalan Pipa

1 Unit

2.750.000 1.375.000 23 Noise Logger

1 Unit

17.500.000 8.750.000 24 Automatic Meter Reading

1 Unit

75.000 37.500 25 Pressure Logger

1 Unit

425.000 850.000 26 PRV Double Pilot

400.000 1.400.000 28 Valve Resilent

7.500 15.000 30 Meter Induk

4 Unit

3.250.000 11.375.000 31 Check Valve

7 Unit

4 Unit

TOTAL

IV.4.3 Desain DMA Skenario 3

IV.4.3.1 Gambaran Umum Desain DMA Skenario 3

Pada desain DMA skenario 3 ini, dibentuk 7 buah DMA, seperti yang dapat dilihat pada Gambar IV.34 di bawah ini.

Gambar IV.34 Desain DMA Skenario 3 (Data Primer Penelitian, 2016) Adapun 7 wilayah DMA pada skenario ini terdiri dari DMA 1 yang meliputi

sebagian wilayah Blok B, C dan D Perumahan Bengkuring dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 500 - 600 SR ; DMA 2 yang meliputi sebagian wilayah Blok D dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 300 - 500 SR ; DMA

3 yang meliputi sebagian besar wilayah Blok A dan sebagian wilayah Blok B dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 500 - 600 SR ; DMA 4 yang meliputi sebagian kecil wilayah Blok A, C dan D dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 500 - 600 SR ; DMA 5 yang meliputi seluruh wilayah Blok E dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 500 - 600 SR ; DMA 6 yang meliputi seluruh wilayah Padat Karya dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 100 - 200 SR ; 3 yang meliputi sebagian besar wilayah Blok A dan sebagian wilayah Blok B dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 500 - 600 SR ; DMA 4 yang meliputi sebagian kecil wilayah Blok A, C dan D dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 500 - 600 SR ; DMA 5 yang meliputi seluruh wilayah Blok E dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 500 - 600 SR ; DMA 6 yang meliputi seluruh wilayah Padat Karya dengan desain pelanggan terlayani sebanyak 100 - 200 SR ;

IV.4.3.2 Hasil Simulasi Epanet Setelah Terbentukny a DMA Skenario 3 Sebagai pembanding dengan kondisi eksisting (sebelum terbentuknya DMA 3), dilakukan analisis hasil simulasi Epanet setelah terbentuknya DMA skenario 3 pada periode waktu saat konsumsi air puncak (Pukul 07:00). Berikut ini adalah hasil simulasi teknis tekanan dan kecepatan aliran setelah pembentukan skenario DMA

3 pada model jaringan distribusi eksisting Bengkuring dalam software Epanet di jam puncak konsumsi air (Gambar IV.35).

Gambar IV.35 Hasil simulasi Epanet desain DMA skenario 3 (Data Primer Penelitian, 2016)

Berdasarkan hasil simulasi Epanet yang terlihat pada Gambar IV.35 di atas, penerapan DMA skenario 3 ini menyebabkan terjadinya sedikit penurunan tekanan, yakni hanya sebesar 1 %. Penurunan ini hanya terjadi di sebagian wilayah Blok C dan D dimana penurunan tekanan hingga di bawah batas minimum standar tekanan oleh Permen PU No.18 Tahun 2007, yakni 10 m. Selain penurunan tekanan di sedikit wilayah, terjadi pula peningkatan tekanan di beberapa wilayah seperti sebagian wilayah Blok B dan E akibat penerapan DMA skenario 3 ini. Selanjutnya, jika ditinjau dari segi kecepatan aliran, pembentukkan DMA 2 ini sedikit Berdasarkan hasil simulasi Epanet yang terlihat pada Gambar IV.35 di atas, penerapan DMA skenario 3 ini menyebabkan terjadinya sedikit penurunan tekanan, yakni hanya sebesar 1 %. Penurunan ini hanya terjadi di sebagian wilayah Blok C dan D dimana penurunan tekanan hingga di bawah batas minimum standar tekanan oleh Permen PU No.18 Tahun 2007, yakni 10 m. Selain penurunan tekanan di sedikit wilayah, terjadi pula peningkatan tekanan di beberapa wilayah seperti sebagian wilayah Blok B dan E akibat penerapan DMA skenario 3 ini. Selanjutnya, jika ditinjau dari segi kecepatan aliran, pembentukkan DMA 2 ini sedikit

2 dapat dilihat pada Gambar IV.36 di bawah ini.

Sebelum

Sesud ah

Sebelum

Sesud ah

Gambar IV.36 Perbandingan DMA Skenario 3 (Data Primer Penelitian, 2016)

IV.4.3.3 Pembiayaan Investasi dan Operasional DMA Skenario 3

Berikut ini adalah rincian pembiayaan dalam penerapan DMA Skenario 3, dengan beberapa asumsi diantaranya ialah biaya penyusutan dan perawatan sebesar ± 2,5 % dari biaya investasi dengan kenaikan ± 5 % per tahun (Dewi, 2015), dan asumsi jumlah pegawai pelaksana per DMA sebanyak 5 orang. Rincian pembiayaan penerapan DMA Skenario 3 dapat dilihat pada Tabel IV.20 di bawah ini.

Tabel IV.20 Kebutuhan biaya DMA skenario 3 (Data Primer Penelitian, 2016)

Harga

No Komponen Biaya

A. BIAYA INVESTASI ALAT 2.886.000.000 I. Alat Activated Leakage Control (ALC)

1 Leak Correllator

400.000.000 400.000.000 2 Ground Microphone

1 Unit

150.000.000 150.000.000 3 Meter Detector

1 Unit

25.000.000 25.000.000 4 Ultrasonic Flow Meter

1 Unit

120.000.000 120.000.000 5 Pengukur Ketebalan Pipa

1 Unit

55.000.000 55.000.000 6 Noise Logger

1 Unit

350.000.000 350.000.000 7 Automatic Meter Reading

II. Alat dan Pekerjaan Tiap DMA 1.784.500.000

8 Pressure Logger

8.500.000 85.000.000 9 PRV Double Pilot

8.000.000 80.000.000 11 Valve Resilent

10 Unit

2.000.000 78.000.000 12 Check Valve

150.000 750.000 14 Meter Induk

5 Unit

65.000.000 650.000.000 15 Galian / Pembuatan Manhole

10 Unit

2.500.000 142.500.000 16 Biaya Perbaikan

B. BIAYA OPERASIONAL DAN PERALATAN 734.461.250 I. Biaya Operasional

17 Personel

35 Org @12 Bulan

II. Biaya Penyusutan dan Perawatan 67.921.250

20.000.000 10.000.000 19 Ground Microphone

18 Leak Correllator

1 Unit

7.500.000 3.750.000 20 Meter Detector

1 Unit

1.250.000 625.000 21 Ultrasonic Flow Meter

1 Unit

6.000.000 3.000.000 22 Pengukur Ketebalan Pipa

1 Unit

2.750.000 1.375.000 23 Noise Logger

1 Unit

17.500.000 8.750.000 24 Automatic Meter Reading

1 Unit

75.000 37.500 25 Pressure Logger

1 Unit

425.000 2.125.000 26 PRV Double Pilot

400.000 2.000.000 28 Valve Resilent

7.500 18.500 30 Meter Induk

5 Unit

3.250.000 16.250.000 31 Check Valve

10 Unit

8 Unit

TOTAL

IV.5 Analisa Perbandingan Desain DMA Awal Berdasarkan uraian pada masing-masing skenario penerapan DMA, seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, selanjutnya akan dianalisa perbandingan dari seluruh skenario desain DMA, kemudian nantinya akan dipilih salah satu yang terbaik dari ketiga desain tersebut berdasarkan pertimbangan dari segi teknis dan finansial. Adapun rekapitulasi hasil perbandingan seluruh skenario desain DMA berdasarkan faktor teknis yang ditinjau menurut Permen PU No.18 Tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel IV.21 sebagai berikut :

Tabel IV.21 Hasil perbandingan teknis 3 skenario DMA (Data Primer Penelitian, 2016)

Jumlah Link dengan Kondisi Node

Jumlah

Jumlah Node dengan

Jumlah

Tekanan dibawah 10 m

Link

Kecepatan dibawah 0,3 m/s

18 % Titik Lokasi Tidak Memenuhi 76 % Pipa Tidak Memenuhi Standar

Kecepatan Aliran 439

Standar Tekanan

74% 1 44 % Titik Lokasi Tidak Memenuhi

74 % Pipa Tidak Memenuhi Standar Standar Tekanan (Menurun 26 %)

Kecepatan Aliran (Meningkat 2 %) 439

49 % Titik Lokasi Tidak Memenuhi 75 % Pipa Tidak Memenuhi Standar Standar Tekanan (Menurun 31 %)

Kecepatan Aliran (Meningkat 1 %) 439

19 % Titik Lokasi Tidak Memenuhi 73 % Pipa Tidak Memenuhi Standar Standar Tekanan (Menurun 1 %)

Kecepatan Aliran (Meningkat 3 %)

Berdasarkan hasil rekapitulasi teknis seluruh perbandingan skenario desain DMA yang telah dijelaskan dalam Tabel IV.21 di atas, dapat dilihat bahwa perubahan profil hidrolis yang paling baik terjadi pada penerapan DMA skenario 3 dengan penurunan tekanan yang terjadi hanya pada 1 % jumlah lokasi eksisting dan peningkatan kecepatan aliran sebesar 3 % jumlah ruas perpipaan dari kondisi eksisting sebelumnya. Adapun grafik perbandingan perubahan tekanan dan kecepatan aliran pada masing-masing skenario DMA seperti yang dapat dilihat Berdasarkan hasil rekapitulasi teknis seluruh perbandingan skenario desain DMA yang telah dijelaskan dalam Tabel IV.21 di atas, dapat dilihat bahwa perubahan profil hidrolis yang paling baik terjadi pada penerapan DMA skenario 3 dengan penurunan tekanan yang terjadi hanya pada 1 % jumlah lokasi eksisting dan peningkatan kecepatan aliran sebesar 3 % jumlah ruas perpipaan dari kondisi eksisting sebelumnya. Adapun grafik perbandingan perubahan tekanan dan kecepatan aliran pada masing-masing skenario DMA seperti yang dapat dilihat

Gambar IV.37 Grafik hasil perbandingan tekanan 3 skenario DMA (Data Primer Penelitian, 2016)

Gambar IV.38 Grafik hasil perbandingan kecepatan aliran 3 skenario DMA (Data Primer Penelitian, 2016)

Selanjutnya ditinjau dari segi pembiayaan investasi, berdasarkan pembahasan biaya investasi penerapan DMA untuk skenario 1, 2, dan 3 yang masing-masing telah dirincikan pada Tabel IV.18, Tabel IV.19, dan Tabel IV.20, maka dalam Tabel

IV.22 berikut ini disajikan kembali rekapitulasi perbandingannya, yakni sebagai berikut :

Tabel IV.22 Perbandingan biaya investasi 3 skenario DMA (Data Primer Penelitian, 2016)

Skenario DMA Biaya (Rp)

Dapat dilihat bahwa DMA skenario 1 memiliki pembiayaan yang paling murah, sementara itu pembiayaan termahal dimiliki oleh DMA skenario 3. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan peralatan dalam penerapan DMA skenario 1 tersebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan opsi penerapan DMA pada skenario lainnya (skenario 2 dan skenario 3), hal ini juga dijelaskan dalam Buku Panduan Pedoman Penurunan Kehilangan Air oleh BPPSPAM, bahwa semakin kecil pembentukan area DMA di suatu wilayah, maka semakin banyak jumlah DMA yang diperlukan, sehingga pembiayaannya akan jauh lebih besar (BPPSPAM, 2014).

Perlu diketahui juga bahwa berdasarkan biaya investasi yang tertera pada Tabel

IV.22 di atas, pembiayaan tersebut masih terbatas pada keperluan biaya pengadaan peralatan DMA, serta keperluan biaya dalam mengubah jaringan distribusi eksisting menjadi beberapa zona (DMA) yang terisolasi lebih kecil, tanpa pertimbangkan bagaimana pembentukan DMA tersebut seminimal mungkin tidak menurunkan kualitas pengaliran (dari segi tekanan) atau bahkan direncanakan dapat meningkatkan kualitas pengaliran dengan beberapa perbaikan lanjutan, sehingga lebih lanjut akan dibahas bagaimana rekomendasi teknis lanjutan untuk meningkatkan kualitas pengaliran setelah terbentuknya masing-masing skenario DMA tersebut.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

SISTEM OTOMATISASI SONAR (LV MAX SONAR EZ1) DAN DIODA LASER PADA KAPAL SELAM

15 214 17

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

SIMULASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOBIL SECARA OTOMATIS

1 82 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45