Tujuan Evaluasi dan Manfaat Evaluasi

BAB III

A. Sejarah Berdirinya IPHI DKI Jakarta 1. Latar Belakang IPHI

Di awali dengan berdirinya beberapa organisasi persatuan haji di daerah seperti Jam’iyatul Hujah Indonesia dan Persaudaraan Jamaah Haji Indonesia di Yogjakarta maka, pada tahun 70-an Departemen Agama melalui kantor-kantor Departemen Agama yang ada, menganjurkan kepada jamaah haji di daerah-daerah untuk membentuk organisasi-organisasi persatuan haji. Dengan maksud untuk mempermudah dan melestarikan kemabruran hajinya. Pada tahun 1990, organisasi ini bernama badan koordinasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia BAKOR-IPHI. Pada 1993, tepatnya pada muktamar II, Ikatan Persaudaraann Haji Indonesia IPHI atau yang familier dengan sebutan “Persaudaraan Haji” resmi dibentuk. Organisasi ini bersifar independen, non politik serta berakidah Islamiyah. Keanggotaanya adalah umat Islam Indonesia yang telah menunaikan ibadah haji, dengan jenjang kepengurusan dari tingkat ranting di kelurahandesa yang tersebar di wilayah Indonesia. Dari hasil mukhtamar III yang berlangsung di Boyolali tahun 1999 diketahui bahwa tujuan dibentuknya lembaga ini adalah memeliharaan dan mengupayakan pelestarian haji mabrur guna meningkatkan partisipasi umat dalam pembangunan bangsa yang diridhai Allah SWT. Organisai ini diharapkan tampil menjadi wahana penghimpun potensi para jamaah haji Indonesia, penyerap dan penyalur aspirasi umat, juga sebagai sarana untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah sesama umat. Adapun struktur organisasinya meliputi Tingkat Pusat, 30 Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten Kota, Tingkat kecamatan dan Tingkat Kelurahan. Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia IPHI merupakan organisasi kebajikan bersifat independen bertujuan memelihara dan mengupayakan pelestarian haji mabrur guna meningkatkan peran serta umat dalam pembangunan bangsa dan Negara yang di ridhoi Allah SWT. Dalam upaya untuk mencapai tujuan IPHI menghimpun potensi para hujjah sebagai sumber daya manusia yang sangat potensial untuk mewujudkan tugas dan fungsi organisasi untuk menyerap dan menyalurkan aspirasi umat dalam menyukseskan pembangunan nasional sehingga terbentuk masyarakat adil dan makmur dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam meningkatkan peran sertanya organisasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia senantiasa berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Kritis dalam menyingkapi perkembangan yang ada dan tanggap terhadap setiap fenomena yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, serta merumuskannya dalam bentuk program yang disusun secara sistematis dan pragmatis dalam rentang waktu tertentu sesuai dengan ketentuan organisasi. Untuk itulah diperlukan suatu mekanisme organisasi yang bertugas menyerap semua aspirasi, dan merumuskannya ke dalam bentuk program nyata, serta mengevaluasi setiap langkah-langkah kebijaksanaan yang sudah dilakukan. Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia IPHI adalah organisasi strukturalvertikal dengan Pengurus Pusat Nasional berada di ibu kota Negara, Pengurus Wilayah di Provinsi, Pengurus Daerah di KotamadyaKabupaten, pengurus cabang di Kecamatan sesuai dengan Agaran Dasar AD dan angaran rumah tangga ART, sedangkan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia IPHI Provinsi DKI Jakarta, merupakan kelanjutan dari Majelis Persaudaraan Haji MPH DKI Jakarta, yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta pada tanggal 10 Januari 1987, secara resmi berganti nama menjadi IPHI Propinsi DKI Jakarta yaitu setelah diadakan mukhtamar yaitu pada tanggal 22 maret 1990. Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia IPHI tingakat pusat terdaftar di Departemen Dalam Negeri, sedangkan IPHI Provinsi DKI Jakarta terdafar di Pemerintah Provinsi dalam hal ini Direktorat Sosial Politik DKI Jakarta No. 328SKTKaIX1998, No. Urut 432, tanggal 11 September 1998. Dasar dari Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia IPHI, berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, akidah Islam, dengan sifar organisasi sebagai organisasi kebijakan non provit, non politik serta independen. sama dengan sifat dan wacana IPHI nasional, karena IPHI DKI Jakarta adalah terusan dari tingkat nasional yaitu IPHI Nasional yang berkantor di Jl. Tegalan Matraman, Jakarta pusat. Sedangkan kantor pengurus wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia IPHI Provinsi DKI Jakarta, beralamat di; Jl. Taruna II No.1 Jl. Raya Bekasi Timur Km.18, TelpFax: 021 46820549 Jakarta Timur 13930. Sama dengan lambang atau logo IPHI Nasional, Lambang atau logo dari IPHI DKI Jakarta adalah ka’bah dengan latar dua menara yang dilingkari rantai berwarna emas dengan warna menara dan ka’bah berwarna hitam dengan kombinasi sedikit warna putih pada ka’bah dan dua menara, dan warna hijau pada layout. Sedangkan mengenai makna dan arti lambing IPHI DKI Jakarta adalah, pertama yang berkaitan dengan logo ka’bah mengandung arti atau makna akan arah ketaatan umat Islam kepada Allah Subhanu wa Ta’ala sebagai pusat ibadah haji yang berada di kota suci Mekah, kedua mengenai logo 2 dua menara Masjid bermakna 2 dua kalimat Syahadat serta Rukun Islam dan Rukun Iman, ketiga mengenai rantai berwarna kuning emas bermakna persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan tujuan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, keempat warna hijau adalah bermakna kemakmuran serta kesejahteraan lahir dan bhatin bagi seluruh ummat Islam pada umumnya, anggota Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia pada khususnya. Kelima adalah warna hitam yang bermakna kokoh dan konsistennya istiqomah dalam menjalankan ibadah, keenam adalah warna kuning keemasan bermakna kebangkitan ummat Islam bagi kemaslahatan seluruh ummat Islam, dan yang ketujuh adalah warna putih bermakna kesucian dan ketulusan dalam mewujudkan tujuan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia.

2. Fungsi

Sebagai orgainisasi, pastilah mempunyai fungsi salah satunya adalah sebagai: a. Sebagai wahana penghimpun potensi hujjah Indonesia, penyerap dan penyalur aspirasinya yang diwujudkan dalam bentuk pengamalan program kerja. b. Sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan, khususnya bidang mental, spiritual dan kesejahteran sosial.

3. Tujuan

Tujuaan yang akan dicapai IPHI Propinsi DKI Jakarta, adalah bertujuan untuk: