Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
menilik sejarah bawa Islam lahir di tengah- tengah peradaban yang jauh dari norma yang Islami ketika itu, Makah sebagai tempat kelahiran Nabi pembawa
risalah, Nabiyullah Muhammad SAW, “shalawat dan salam semoga tercurah untukmu ya Rasull Allah”, adalah kota yang dipenuhi dengan kejahiliyahan, ini
tidak lepas dari sutu proses panjang yang tidak kenal lelah dan menyerah. Dengan dakwah, Islam dikenal pada masyarakat luas.
Sebagai agama, Islam memuat nilai-nilai dasar dan norma-norma asasi, prinsip-prinsip ilmu serta pemberitahuan Tuhan tentang masa lalu dan masa depan
umat manusia seperti tercantum dalam Al-Qur’an yang diperjelas kemudian oleh Rasul-Nya Muhammad SAW melalui sunahnya.
1
Dakwah, banyak definisi atau pengertian yang salah satu maknanya adalah, mengajak manusia kejalan Allah agar mereka berbahagia di dunia dan di
akhirat, sebagai agen pembentukan dan perubahan masyarakat, dakwah dapat mengembangkan peranan dan pengaruh yang luas dalam kehidupan masyarakat.
Dakwah tidak akan muncul sebagai sarana komunikasi massa, tetapi juga sebagai lembaga pendidikan masyarakat. Dakwah bukan saja menandai partisipasi politik,
tapi juga sebagai lembaga swadaya masyarakat. Oleh karena itu integrasinya pada proses pembangunan masyarakat sangat beralasan. Bahwa suatu kegiatan dapat
disebut dakwah jika merupakan sistem usaha bersama orang beriman dalam rangka mewujudkan ajaran Islam dalam semua segi kehidupan.
2
Ketika masa terus bergulir dan kemajuan tekhnologi semakin maju, Islam dihadapkan pada modernisasi zaman. Untuk itu dalam hal ini proses pelaksanaan
1
Muhamad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, h.11
2
Ahmad Dimyati, Dkk, Islam dan Koperasi Telaah Peran Serta Umat Islam Dalam Pengembangan Koperasi, Jakarta: KOPINFO, 1989, h. 169
dakwah harus ditunjang oleh berbagai faktor yang mendukung, antara lain, ditunjang dengan SDM yang memadai dan mumpuni, dalam sebuah proses
dakwah da’i adalah salah satu bagian yang sangat berpengaruh, untuk itu diperlukan suatu mekanisme dakwah yang tertuju pada adanya pengetahuan akan
metode dan arah yang jelas. Perlu adanya pembuatan planning perencanaan yang dalam kaitanya dengan dunia manajemen adalah faktor kunci untuk
melangkah lebih jauh dari suatu program, untuk arah dan tujuan yang akan dicapai. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa sesungguhnya dalam pelaksanaan
dakwah bukanlah bertumpu pada besar kecilnya peran yang kita mainkan semata. Akan tetapi yang lebih penting dari itu adalah bagaimana kegiatan dakwah yang
kita lakukan itu memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dari kegiatan dakwah tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penilaian tentang keberhasilan dakwah Islamiyah yang dilakukan dalam suatu kesempatan, sifatnya masih relatif. Apalagi mengenai keberhasilan akan wujud
dari hasil dakwah dengan menekankan pada permasalah tingkat ibadah seseorang. Karena permasalah dakwah yang dihadapi oleh para juru dakwah semakin
komplek, maka sudah selayaknya komponen dakwah yaitu da’i, mad’u, materi, metode, media, tersebut diolah dengan seksama, dengan mempertimbangkan
keberhasilan yang akan dicapai. Suatu proses mengenai keberhasilan satu tindakan atau pelaksanaan dari sesuatu yang diprogramkan akan menilik suatu
proses penilain yaitu apa yang disebut dengan tahap evaluasi, untuk dapat mengetahui apakah tugas-tugas dakwah dilaksanakan oleh para pelaksana,
bagaimana tugas-tugas itu sudah dilaksanakan, sudah sejauh mana
pelaksanaannya, apakah tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dan sebagainya, perlu pemimpin dakwah senantiasa melakukan kontrol dan penilaian.
Keberadaan organisasi
kemasyaraktan Ormas merupakan realitas sosial yang telah ada sejak lama seiring dengan perjalanan bangsa Indonesia sejalan
dengan hal tersebut Ormas telah menjadi bagian dari kehidupan sosial politik yang telah berkembang sedemikian rupa sehingga kontribusi yang diberikan
kepada masyarakat tidaklah kecil. Peran Ormas dalam memberikan pendidikan politik dan pemberdayaan terhadap masyarakat betul-betul berdampak positif,
sehingga masyarakat lebih banyak berkomunikasi dengan keberadaan Ormas ketimbang partai politik.
Dalam kaitan ini, tentu saja Persaudaraan Haji menduduki peran dan funsi penting. IPHI sebagai salah satu organisasi sosial kemasyarakatan Islam di tanah
air, harus mampu menjadi wadah pengikat persaudaraan para haji dengan kegiatan amal ibadah yang bermanfaat bagi umat. Persaudaraah Haji diharapkan dapat ikut
mengambil bagian dalam pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan akhlak yang mulia.
Ikatan Persaudaran Haji Indonesia IPHI Provinsi DKI Jakarta atau yang akrab di sebut dengan IPHI DKI Jakarta adalah sebuah organisai, tempat atau
wadah bagi jamaah yang telah menunaikan ibadah haji pasca haji untuk menyalurkan dan melestarikan semangat ibadah setelah melaksanakan ibadah
haji. Kekhawatiran akan melunturnya semangat beribadah setelah melakukan ibadah haji di Tanah Suci melatarbelakangi berdirinya IPHI, kehadiranya memang
dinantikan oleh para jamaah pasca haji maupun masyarakat umum seperti calon jamaah haji sekarang ini. Terutama adalah jamaah pasca haji yang berguna untuk
mewadahi para jamaah dalam kegiatan keagamaan dan sosialnya di tengah masyarakat. Peran serta para jamaah yang telah pulang di Tanah Air dengan
menyandang predikat haji tentulah dinantikan oleh masyarakat. Untuk itu perlu ada wadah untuk memfasilitasinya, agar apa yang ia dapat di Tanah Suci bisa
bermanfaat tidak hanya bagi dirinya tetapi juga untuk orang lain. Salah satu peran serta nyata dari para jamaah pasca haji diwujudkan dengan berdirinya IPHI di
tengah masyarakat, berbagai macam kegiatan dan agenda program kerja IPHI selalu menyentuh permasalahan keislaman. Ini tidak lepas dari semangat
berdakwah dari para anggota, diantaranya adalah upaya yang dilakukan IPHI DKI Jakarta dalam memfasilatasi jamaah yang akan melaksankan ibadah haji, IPHI
DKI Jakarta dalam bidang ini, bidang pendidikan dan pelatihan memberikan pengenalan dan pengetahuan seputar kegiatan manasik haji. Kegiatan atau
aktivitas yang diselenggarakan IPHI DKI Jakarta tidak hanya dirasakan oleh jamaah pasca haji saja, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat umum. Selain
bergerak dalam menangani permasalahan haji, dalam bidang-bidang lainya, salah satunya adalah dalam bidang sosial dan kesejahteran ummat Ikatan Persaudaraan
Haji DKI Jakarta ikut berperan mengintensifkan kegiatan zakat, infaq, shodaqoh, wakaf yang hasilnya disalurkan untuk kepentingan sosial. Untuk memberdayakan
SDM Sumber Daya Manusia yang ada antara lain dari kalangan jamaah yang notabenya adalah para jamaah pasca haji, maka dalam hal ini IPHI DKI Jakarta
memberikan kesempatan bagi jamaah yang mampu atau mempunyai latar belakang ustad, kyai atau tokoh masyarakat menjadi juru dakwah atau da’i untuk
tampil jika ada kegiatan dakwah yang berupa tabligh atau ceramah keagamaan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis mencoba mengangkat judul “Evaluasi Pelaksanaan Program Dakwah Tahun 2008 IPHI
Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia DKI Jakarta”.