7.3 8.2 7.7 7.4 Moment Seismik dan Mekanisme Focal

57 moment Mo, Nm dan magnitude surface Ms yang menurut Kanamori1977 adalah : Log Mo = 1.5 Ms + 9.1 Nilai moment seismik Mo yang diperoleh setelah memasukan ke formula rumus hubungan antar magnitude adalah : Tabel 4.9. Sebaran nilai moment seismik Mo yang diperoleh GSI KLI PPI KSI KASI PDSI PMBI LHSI MDSI LHMI Rata ‐ rata 2E+20 2E+20 2E+20 2E+20 2E+20 2E+20 2E+20 2E+20 2E+20 2E+20 2.32690E+20 Dari hasil nilai moment seismik Mo dapat diperoleh nilai Mw sebagai berikut : Tabel 4.10. Sebaran nilai Magnitude moment Mw yang diperoleh GSI KLI PPI KSI KASI PDSI PMBI LHSI MDSI LHMI Rata ‐ rata

7.9 7.3

7.7 8.2

8.0 8.2

7.3 7.7

7.7 7.4

7.7 Sebagai contoh perhitungan Magnitude moment Mw diambil sampel untuk stasiun PPI adalah : Jika nilai Mo stasiun PPI yang diketahui sebesar 2.32195E+20 Nm dan hasil nilai dari Log Mo adalah 2.76060E+01. Maka hubungan antara magnitude moment Mw dengan moment seismik Mo dalam satuan Newton-meter menurut Kanamori dan Hanks 1979 adalah : Mw = 23 Log Mo – 10.7 Mw = 23 Log 2.32195E+20-10.7 Mw = 23 2.76060E+01 – 10.7 58 Mw = 7.70401 Mw ≈ 7.7 Nilai RMS dengan sebaran data xi ‐ x adalah : Tabel 4.11. Nilai Sebaran data xi – x untuk Magnitude Moment Mw x1 ‐x x2‐x x3‐x x4‐x x5‐x x6‐x x7‐x x8‐x x9‐x x10 ‐x Σxi-X 0.033 0.191 0.002 0.166 0.073 0.201 0.177 0.001 0.001 0.121 0.965 Setelah diperoleh hasil dari : Σxi-X = 0.965 , maka nilai RMS untuk hasil perhitungan Mw adalah : RMS = . = 0.310576 ≈ 0.31 Jadi hasil RMS untuk Magnitude Moment Mw adalah 0.31

4.3. Moment Seismik dan Mekanisme Focal

Penentukan moment seismik dan mekanisme focal dilakukan melalui penggunaan program CMT-BMG Inversi Centroid Moment Tensor yang telah terinstal di BMKG pusat. Tiap-tiap event gempa besar dapat dilakukan pencarian dengan cara manual . Pada kasus gempa padang dapat diperoleh moment seismik dan mekanisme focalnya dengan cara manual. Data hasil manual ini bila dapat mengerjakan proses penentuan inversi dengan baik maka akan menghasilkan data yang baik pula ketepatanya. Hasil program CMT ini adalah dapat diperoleh informasi gempa, lokasi gempa dijelaskan koordinat lintang bujurnya sekaligus dengan petanya, mekanisme focal berisi jurus patahan gempanya, arah strike, 59 kemiringan bidang sesar dip dan sebaran waveform gelombang yang telah dipilih yang akumulasinya akan berpengaruh terhadap pola mekanisme focalnya. terakhir dapat ditentukan fungsi moment-nya, dimana dijelaskan rupture duration dan seismik momentnya. Berikut ini hasil pengoperasian program CMT gempa padang secara manual yang diperoleh Lokasi episenter gempabumi Padang adalah berada pada lokasi 1.00 LS - 99.50 BT dengan kedalaman gempanya 80 km, seperti yang dijelaskan dalam peta lokasi epicenter dari program CMT sebagai berikut : Gambar 4.3. Lokasi episenter gempabumi Padang 60 Gambar dibawah ini estimasi yang dihasilkan oleh CMT berupa sebaran waveform dan Mekanisme focal. Waveform inversi yang diperoleh dari CMT setelah dilakukan pemilihan secara manual akan menentukan arah naik compresi untuk gelombang P dan turun Tension untuk gelombang S, hasilnya sebaran naik compresi dan turun tension akan mengestimasi bentuk mekanisme focalnya. Parameter focal mekanisme yang dihasilkan dibawah ini berupa symbol dari penampang bumi yang menjelasakan arah naik dan arah turun rambatan gelombang P ataupun S, dimana penampang gambar pensesaran dibawah ini jika disimpulkan adalah termasuk sesar strike slip mendatar berorientasi barat-laut. Parameter yang lain berupa parameter patahan pada saat terjadi gempabumi yaitu Dip = 52 °, Strike-nya = 63 ° dan seismic moment Mo sebesar 2,30e+20 Nm serta besarnya Magnitude momentnya, Mw = 7.5 SR. Gambar 4.4. Mekanisme focal dan sebaran waveform 61 Hasil gambar berikutnya menjelaskan Fungsi Moment gempabumi, dimana dijelaskan bagaimana pergeseran sesar rupture duration pada saat terjadi gempa berada pada waktu sekitar 30 s. Hal ini digambarkan berupa representasi dari waveform yang telah dipilih waveform fittings dari proses inversi. Salah satu waveform tersebut adalah fungsi waktu penjalaran energi source-time function pada saat terjadi gempa. Kemudian bentuk waveform tersebut direkonstruksi lebih lanjut yang menjelaskan waktu pergeseran sesar rupture duration dan besarnya energi yang merambat pada saat pertama kali terjadi gempabumi. Gambar 4.4. Fungsi moment gempabumi Padang

IV.4. Hasil Parameter Empiris dengan BMKG dan USGS