61
Hasil gambar berikutnya menjelaskan Fungsi Moment gempabumi, dimana dijelaskan bagaimana pergeseran sesar rupture duration pada saat terjadi
gempa berada pada waktu sekitar 30 s. Hal ini digambarkan berupa representasi dari waveform yang telah dipilih waveform fittings dari proses inversi. Salah
satu waveform tersebut adalah fungsi waktu penjalaran energi source-time function
pada saat terjadi gempa. Kemudian bentuk waveform tersebut direkonstruksi lebih lanjut yang menjelaskan waktu pergeseran sesar rupture
duration dan besarnya energi yang merambat pada saat pertama kali terjadi
gempabumi.
Gambar 4.4. Fungsi moment gempabumi Padang
IV.4. Hasil Parameter Empiris dengan BMKG dan USGS
Berdasarkan data parameter yang dirilis BMKG adalah data Gempabumi Padang, 29 September 2009 yang dianalisis menggunakan
software Seiscomp3, dimana dihasilkan parameter gempanya sebagai berikut :
62
Gambar 4.4. Hasil parameter gempa Seiscomp3 – BMKG
Atau jika di jelaskan lebih lanjut parameter gempa Seiscomp3 – BMKG adalah seperti tabel dibawah ini :
Tabel 4.12. Parameter BMKG untuk gempa Padang 30 September 2009 No.
Parameter Keterangan
1 HariTanggal
Rabu, 30 September 2009
2 Waktu
Origin Time 17:16:11
WIB 3
Lokasi Epic.
0.81 LS ‐ 99.87 BT 57 km Barat Daya Pariaman‐
Sumbar Barat
Daya Pariaman‐Sumbar 4
Kedalaman Depth
71 km
5 Magnitude
7.6 SR
63
Konsata-konstanta Amaks. dan T yang di peroleh berdasarkan hasil Pembacaan Seismogram baik pada fase gelombang P maupun fase Gelombang S,
diperoleh hasil dari nilai Rata-ratanya masing – masing magnitude dan besarnya RMS tabel 4.1 sd 4.5 adalah: Ms = 7.7 dengan RMS = 0.31, mB = 7.3 dengan
RMS = 0.16, mb = 7.3 dengan RMS = 0.17, ML = 7.6 dengan RMS = 0.14, Mw = 7.7 dengan RMS = 0.31. Jika dilihat hasil RMS seperti pada pembahasan diatas
maka sesuai seberapa besar tingkat kesalahan perhitungan magnitude dapat dijadikan indikator tingkat kestabilan perhitungan magnitude. Diantara urutan
tingkat kestabilan magnitude adalah dari ML = 7.6 dengan RMS = 0.14, mB = 7.3 dengan RMS = 0.16, mb = 7.3 dengan RMS = 0.17, kemudian Ms = 7.7
dengan RMS = 0.31 dan Mw = 7.7 dengan RMS. Dengan demikian nila ML = 7.6 dengan RMS = 0.14 dianggap magnitude paling stabil diantara magnitude
yang lain. Jika harga parameter magnitude BMKG dan parameter magnitude empiris
dibandingkan, maka Harus dibuat asumsi bahwa harga ML yang ada pada magnitude teoritis dibandingkan dengan MLv pada magnitude seiscomp3 –
BMKG, juga Mw pada magnitude teoritis dibandingkan pula dengan MwMwp dan MwmB dan mb teoritis dibandingkan dengan mb seiscomp3-BMKG. Maka
perbandinganya adalah seperti tabel dibawah ini, dilihat perbandingan harga magnitudenya nilainya masih relatif stabil, hal ini didasarkan pada selisih antara
magnitu yang diperbandingkan nilai selisihnya relatife tidak terlalu besar.
64
Tabel 4.13. Perbandingan parameter magnitude BMKG dengan magnitude
empiris Padang 30 September 2009