Tema 1. Tema Analisis Teks Pemberitaan Republika Tentang Film Fitna 29 Maret-04

3. Segi Semantik

Latar berita ini berawal maraknya aksi reaktif terhadap film Fitna hingga menyebabkan presiden SBY melakukan pencekalan. Detil dalam berita ini diungkapkan dengan larangan peredaran film Fitna di Indonesia dan terus mengimbau pemerintah Belanda untuk menghentikan penayangan film Fitna. Sedangkan maksud berita ini cukup jelas, terdapat pada kalimat: ” … Presiden menyeru masyarakat internasional tak menggunakan kebebasan tanpa batas sebab bisa merusak sendi-sendi hidup, seperti toleransi. Presiden mengajak para pemimpin dunia mencegah kegiatan-kegiatan yang merusak peradaban dan harmoni”.

4. Segi Stilistik

Leksikal yang digunakan penulis pada bagian ini terindikasi dari kata reaksi, pencekalan dalam kalimat: “…maraknya reaksi atas film Fitna, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan pencekalan kepada Geert Wilders”. Kata intermedia dialogue, konflik dalam kalimat: “….Antara lain, dengan intermedia dialogue. Di tengah upaya mencegah konflik…”. Kata internet service provider dalam kalimat: “…pemerintah berharap internet service provider ISP tak menayangkan film itu”. Kata undang-undang informasi dan transaksi elektronik UU ITE dalam kalimat: “….menyarankan pemerintah menggunakan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik UU ITE untuk membendung Fitna”. Dan kata sweeping dalam kalimat: “…Mereka juga mengancam melakukan sweeping warga negara Belanda” . Tabel 5: “RI cekal pembuat Fitna” Struktur Wacana Elemen Keterangan Struktur Makro Tema - Pemerintah Indonesia akan mencekal Geert Wilders bila ke Indonesia. Superstruktur Skematik - Awal Berita ini didahului dengan penjelasan pengumuman pencekalan dari presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono terhadap politisi Belanda Geert Wilders paragraf 1. - Di bagian tengah berisi tentang seruan dari presiden Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono kepada masyarakat internasional agar tidak menggunakan kebebasan tanpa batas, dan mengucapkan terima kasih kepada Sekjen PBB Ban Ki Moon dan pemerintah Belanda yang menolak peluncuran film Fitna. paragraf 4, 5 dan 6 - Bagian akhir menjelaskan tentang aksi demo yang dilakukan oleh Front Pembela Islam FPI terhadap Kedubes Belanda. paragraf 12 Struktur Mikro Latar - Berawal maraknya aksi reaktif terhadap film Fitna hingga menyebabkan presiden SBY melakukan pencekalan. Detil - Diungkapkan dengan larangan peredaran film Fitna di Indonesia dan terus mengimbau pemerintah Belanda untuk menghentikan penayangan film Fitna. Maksud - Terdapat pada paragraf 4 kalimat: “Presiden menyeru masyarakat internasional tak menggunakan kebebasan tanpa batas…”. Leksikon - reaksi, pencekalan paragraf 1, intermedia dialogue, konflik paragraf 3, internet service provider paragraf 7, undang-undang informasi dan transaksi elektronik UU ITE paragraf 9.

f. Analisis Berita 6: “ Boikot Produk Belanda Disambut” Rabu, 02 April

2008. 1. Tema

Tema berita bagian ini adalah sambutan terhadap seruan boikot dari mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad.

2. Segi Skematik

Judul berita ini adalah Boikot Produk Belanda Disambut. Berita ini didahului dengan sambutan boikot yang dilakukan oleh jaringan supermarket di Malaysia Mydn Mohamed Holdings, yang menempelkan label merah terhadap produk Belanda, dan memasang poster yang mengingatkan konsumennya untuk menjauhi produk itu. Bagian ini berisi tentang boikot yang dilakukan oleh jaringan Supermarket di Malaysia dan Asosiasi Petani Kentang APK Jawa Barat. Dan kecaman terhadap film Fitna yang terus mengalir. Inti berita ini terletak di tengah, terdapat pada kalimat: “…Aksi boikot ini memberi dampak besar pada perekonomian Belanda. Sebagai gambaran, total pembelian bibit kentang granolla di Kab. Bandung saja, dalam setahun mencapai Rp 45 miliar. Kalau setengahnya dari Belanda, setahun ini mereka rugi Rp 22,5 miliar karena produknya tidak kami beli.APK Jabar berharap, kata Ikhsan, pengusaha pembibitan kentang di Belanda menekan pemerintahnya supaya menghukum pembuat film Fitna, Geert Wilders. Sebelumnya, pengusaha Belanda yang tergabung dalam organisasi bernama VNO-NCW, mengancam balik Wilders bila boikot itu menjadi kenyataan. Berita bagian ini ditutup dengan kecaman yang masih terus mengalir, diantaranya dari LBH Jakarta, Imparsial, Kontras, wahid Institute. Dan ancaman pidana dari wakil jaksa agung bagi yang mengedarkan film Fitna lewat media apapun.

3. Segi Semantik

Latar berita ini berawal dari seruan yang dilakukan oleh mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad, seruan itu pun disambut oleh masyarakat Malaysia dan Indonesia. Detil berita ini terdapat pada kalimat: “…dalam setahun mencapai Rp 45 miliar. Kalau setengahnya dari Belanda, setahun ini mereka rugi Rp 22,5 miliar…” . Sedangkan maksud berita bagian ini disampaikan secara jelas pada kalimat: “…Ancaman pidana bagi mereka yang mengedarkan film Fitna melalui media apa pun, datang dari Wakil Jaksa Agung, Muchtar Arifin. Yang coba-coba mengedarkan akan kami proses secara hukum.

4. Segi Stilistik

Pilihan leksikal yang digunakan penulis pada bagian ini terindikasi pada kata memboikot, Mydn Mohamed Holdings, dalam kalimat: “Seruan memboikot produk Belanda oleh PM Malaysia, Mahathir Mohamad, sebagai