3. Segi Semantik
Latar berita ini berawal maraknya aksi reaktif terhadap film Fitna hingga menyebabkan presiden SBY melakukan pencekalan.
Detil dalam berita ini diungkapkan dengan larangan peredaran film Fitna di Indonesia dan terus mengimbau pemerintah Belanda untuk
menghentikan penayangan film Fitna. Sedangkan maksud berita ini cukup jelas, terdapat pada kalimat: ” …
Presiden menyeru masyarakat internasional tak menggunakan kebebasan tanpa batas sebab bisa merusak sendi-sendi hidup, seperti toleransi. Presiden
mengajak para pemimpin dunia mencegah kegiatan-kegiatan yang merusak peradaban dan harmoni”.
4. Segi Stilistik
Leksikal yang digunakan penulis pada bagian ini terindikasi dari kata
reaksi, pencekalan dalam kalimat: “…maraknya reaksi atas film Fitna,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan pencekalan kepada Geert Wilders”.
Kata intermedia dialogue, konflik dalam kalimat: “….Antara lain,
dengan intermedia dialogue. Di tengah upaya mencegah konflik…”.
Kata internet service provider dalam kalimat: “…pemerintah
berharap internet service provider ISP tak menayangkan film itu”.
Kata undang-undang informasi dan transaksi elektronik UU ITE
dalam kalimat: “….menyarankan pemerintah menggunakan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik UU ITE untuk membendung Fitna”.
Dan kata sweeping dalam kalimat: “…Mereka juga mengancam
melakukan sweeping warga negara Belanda” .
Tabel 5: “RI cekal pembuat Fitna”
Struktur Wacana
Elemen Keterangan
Struktur Makro Tema
- Pemerintah Indonesia akan
mencekal Geert Wilders bila ke Indonesia.
Superstruktur Skematik
- Awal Berita ini didahului
dengan penjelasan
pengumuman pencekalan dari presiden Republik
Indonesia Soesilo
Bambang Yudhoyono terhadap politisi Belanda
Geert Wilders paragraf 1. -
Di bagian
tengah berisi
tentang seruan dari presiden Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono kepada
masyarakat internasional agar tidak menggunakan kebebasan tanpa batas,
dan mengucapkan terima kasih kepada Sekjen PBB Ban Ki Moon dan
pemerintah Belanda yang menolak peluncuran film Fitna. paragraf 4, 5
dan 6
- Bagian
akhir menjelaskan
tentang aksi demo yang dilakukan oleh Front Pembela Islam FPI
terhadap Kedubes Belanda. paragraf 12
Struktur Mikro Latar
- Berawal maraknya aksi reaktif
terhadap film
Fitna hingga
menyebabkan presiden
SBY melakukan pencekalan.
Detil -
Diungkapkan dengan
larangan peredaran film Fitna di Indonesia
dan terus mengimbau
pemerintah Belanda
untuk menghentikan penayangan film Fitna.
Maksud -
Terdapat pada paragraf 4 kalimat:
“Presiden menyeru
masyarakat internasional
tak menggunakan
kebebasan tanpa
batas…”. Leksikon
- reaksi, pencekalan
paragraf 1,
intermedia dialogue,
konflik paragraf 3, internet service provider
paragraf 7,
undang-undang informasi dan transaksi elektronik
UU ITE paragraf 9.
f. Analisis Berita 6: “ Boikot Produk Belanda Disambut” Rabu, 02 April
2008. 1. Tema
Tema berita bagian ini adalah sambutan terhadap seruan boikot dari mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad.
2. Segi Skematik
Judul berita ini adalah Boikot Produk Belanda Disambut. Berita ini didahului dengan sambutan boikot yang dilakukan oleh jaringan supermarket
di Malaysia Mydn Mohamed Holdings, yang menempelkan label merah terhadap produk Belanda, dan memasang poster yang mengingatkan
konsumennya untuk menjauhi produk itu. Bagian ini berisi tentang boikot yang dilakukan oleh jaringan
Supermarket di Malaysia dan Asosiasi Petani Kentang APK Jawa Barat. Dan kecaman terhadap film Fitna yang terus mengalir.
Inti berita ini terletak di tengah, terdapat pada kalimat: “…Aksi boikot ini memberi dampak besar pada perekonomian Belanda. Sebagai gambaran,
total pembelian bibit kentang granolla di Kab. Bandung saja, dalam setahun mencapai Rp 45 miliar. Kalau setengahnya dari Belanda, setahun ini
mereka rugi Rp 22,5 miliar karena produknya tidak kami beli.APK Jabar
berharap, kata Ikhsan, pengusaha pembibitan kentang di Belanda menekan pemerintahnya supaya menghukum pembuat film
Fitna, Geert Wilders. Sebelumnya, pengusaha Belanda yang tergabung dalam organisasi bernama
VNO-NCW, mengancam balik Wilders bila boikot itu menjadi kenyataan. Berita bagian ini ditutup dengan kecaman yang masih terus mengalir,
diantaranya dari LBH Jakarta, Imparsial, Kontras, wahid Institute. Dan ancaman pidana dari wakil jaksa agung bagi yang mengedarkan film Fitna
lewat media apapun.
3. Segi Semantik
Latar berita ini berawal dari seruan yang dilakukan oleh mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad, seruan itu pun disambut oleh masyarakat
Malaysia dan Indonesia. Detil berita ini terdapat pada kalimat: “…dalam setahun mencapai Rp
45 miliar. Kalau setengahnya dari Belanda, setahun ini mereka rugi Rp 22,5 miliar…”
. Sedangkan maksud berita bagian ini disampaikan secara jelas pada
kalimat: “…Ancaman pidana bagi mereka yang mengedarkan film Fitna melalui media apa pun, datang dari Wakil Jaksa Agung, Muchtar Arifin.
Yang coba-coba mengedarkan akan kami proses secara hukum.
4. Segi Stilistik
Pilihan leksikal yang digunakan penulis pada bagian ini terindikasi
pada kata memboikot, Mydn Mohamed Holdings, dalam kalimat: “Seruan
memboikot produk Belanda oleh PM Malaysia, Mahathir Mohamad, sebagai