Segi Semantik Analisis Teks Pemberitaan Republika Tentang Film Fitna 29 Maret-04

Latar berita ini berawal dari kecaman dari pemerintah Belanda terhadap salah seorang warganya yang telah meluncurkan sebuah film dokumenter yang telah menghina umat Islam. Hal itu memicu terjadinya kecaman yang datang dari kalangan masyarakat Belanda dan dunia luar. Berita ini cukup detil, karena di bagian tengah berita menceritakan tentang proses penyiaran film Fitna hingga kejadian setelahnya. Yakni terdapat pada kalimat: “Penyiaran film Fitna diumumkan dalam website partai pimpinan Wilders, yakni Partai untuk Kebebasan, yang disambungkan ke situs liveleak.com. Namun tak lama, situs tersebut mengalami gangguan karena diserang hacker. Pekan lalu, provider AS, Network Solution, menutup situs web Fitna. Tak satu pun televisi di Belanda yang mau menyiarkan film berdurasi 15 menit itu. Usai peluncuran, kepada wartawan Wilders mengaku film itu dibuat karena Islam dan Alquran membahayakan kebebasan. Dan saya ingin mengingatkan orang akan hal itu”. Maksud yang ingin disampaikan pada berita ini disampaikan dengan jelas bahwa tindakan yang dilakukan oleh Geert Wilders telah melanggar prinsip kebebasan berekspresi. Hal ini ditunjukan dengan kecaman yang dilakukan banyak pihak dan gugatan ke pengadilan dari kalangan masyarakat di Belanda.

4. Segi Sintaksis

Yakni pengemasan suatu teks dengan menentukan koherensi dan kata ganti yang digunakan dalam kalimat. Koherensi atau hubungan antar kata atau kalimat yang digunakan pada bagian ini adalah proposisi “kebebasan berekspresi” dan “kebebasan menghormati agama” adalah dua buah prinsip yang berlainan. Dua buah kalimat itu menjadi berhubungan pertentangan karena dihubungkan dengan kata penghubung “tapi”. Sedangkan bentuk kata ganti yang digunakan pada bagian ini yaitu bentuk kata ganti orang kedua dengan menggunakan kata “kami”. Hal ini tedapat pada kalimat: “….Film itu meyamakan Islam dengan kekerasan. Kami menolaknya”. Dan pada kalimat: “…...Kami memberantas ekstremisme”. Makna kata ganti Kami di sini menunjukan pemerintah Belanda. Dan pada kalimat: “…Kami minta film itu tidak diputar karena pemerintah Belanda sendiri sudah menyesalkan itu…”, menunjukan kata ganti dari pemerintah Indonesia. 5. Segi Stilistik Yakni pemilihan kata yang dipakai oleh penulis dalam teks berita, untuk menyatakan maksud dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pemilihan leksikal yang digunakan penulis pada berita ini dengan memasukkan kata reaksi keras, kekerasan, terdapat pada kalimat: “Peluncuran film Fitna oleh politisi sayap kanan Belanda, Geertz Wilders, di internet, Kamis 273 malam, memicu reaksi keras berbagai kalangan. Tak terkecuali dari pemerintah Belanda sendiri. Film Fitna, kata PM Belanda, Jan Peter Balkenende, tak mewakili suara masyarakat Belanda. Film itu menyamakan Islam dengan kekerasan…”. Kata ekstremisme, sanksi berat, terdapat pada kalimat: “…Kami memberantas ekstremisme. Dan bagi siapa saja yang melanggar hukum akan dikenakan sanksi berat... . Kata berekspresi dalam kalimat: Uni Eropa memegang prinsip kebebasan berekspresi yang merupakan nilai dan tradisi kami”. Kata menyesatkan, mencederai, berbau rasis, sakit hati, dalam kalimat:“…mengatakan film itu menyesatkan dan dapat mencederai upaya dialog antarkeyakinan. Film itu berbau rasis dan tindakan tak bertanggung