BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Hierarki Pengaruh
Media massa merupakan gambaran sederhana dari sebuah dunia dan sekitarnya, jika kita menyaksikan sendiri sebuah kejadian lalu membaca atau
melihat sebuah cerita itu dalam sebuah berita. Banyak kesamaan yang akan kita temukan antara apa yang telah kita lihat dengan apa yang media
laporkan. Secara langsung itu adalah hasil dari sebuah proses sederhana tentang isi media massa.
Antara berita dan hiburan keduanya dibentuk, dilindungi dan dipaksa oleh kekuatan beberapa orang. Sebuah kenyataan yang ditayangkan oleh
sebuah media di dunia kadang-kadang sangat berbeda. Kadang-kadang dua media menayangkan satu kejadian pada versi yang sama, namun sewaktu-
waktu berbeda. Misalnya sebuah laporan tentang konflik kejadian menunjukan kepada
khalayak bahwa bagaimana sebuah isi media diproduksi, menunjukan tentang sebuah kekuatan isi media massa yang dapat memberikan tekanan,
peringatan, dan “pukulan” kepada semua orang. Sebuah teks atau gambar merupakan wajah dari karakteristik sebuah
media, informasi-informasi yang didapat oleh wartawan tersebut mengalami sebuah proses penggodokan hingga akhirnya menjadi sebuah berita yang siap
untuk dikonsumsi oleh pembaca. Banyak faktor yang menentukan hingga terjadinya sebuah berita.
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese membuat lima bagian yang mempengaruhi isi media. Lihat gambar di bawah:
Gambar 1 Media Content in Hierarchical Model
25
Model Hierarki ini menjelaskan bahwa terdapat lima lapisan atau level
yang mempengaruhi isi sebuah media, yakni level individu, level rutinitas media, level organisasi, level luar media dan terakhir level ideologi media.
Faktor pertama , level individu. Adalah pengaruh individu-individu
pekerja media, sebuah informasi tentu sangat dipengaruhi oleh individu- individu yang berperan di dalamnya, background personal maupun
profesional. Latar belakang pendidikan, sosial ekonomi, kebudayaan, jenis kelamin, umur maupun ideologi keyakinannya mempengaruhi sudut pandang
pemberitaan dalam menyajikan sebuah berita. Sebagai contoh realitasnya adalah wartawan yang beragama Islam tentu berbeda pandangan dengan
25
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message; Theories Of Influences On Mass Media Content
, New York, Longman Publisher USA, Second Edition 1996, h. 64
wartawan yahudi mengenai peliputan berita tentang Film Fitna dan sebagainya.
Level kedua, level rutinitas media. Selain faktor individu, apa yang
dihasilkan oleh sebuah media dipengaruh oleh kegiatan-kegiatan rutinitas media tersebut. Berupa rapat redaksi, waktu deadline, keterbatasan tempat,
maupun struktur penulisan dan lain sebagainya. Istilah routine sendiri merujuk kepada praktek-praktek dan bentuk-
bentuk terpola, serta berulang-ulang secara teratur yang digunakan oleh pekerja media untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan mereka, rutinitas dalam
media diperlukan untuk memastikan bahwa sistem media akan bertindak dalam cara-cara predictable dan tidak mudah dilanggar.
26
Rutinitas media berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan berita. Setiap media umumnya mempunyai ukuran tersendiri
tentang apa yang disebut berita, apa ciri-ciri berita yang baik, atau apa kriteria kelayakan berita. Ukuran tersebut adalah rutinitas yang berlangsung tiap hari
dan menjadi prosedur standar bagi pengelola media yang berada di dalamnya. Level ketiga
, pengaruh organisasi. Kebijakan-kebijakan perusahaan tentu memiliki peran penting terhadap isi yang dihasilkan media. Dalam
organisasi media massa terdapat bagian direksi, bagian redaksi, bagian manajemen, iklan dan pemasaran, sirkulasi, bagian umum dan lain
sebagainya. Pengertian organisasi pengolahan media massa sendiri adalah
sekumpulan orang yang bertekad untuk bekerja sama guna mencapai satu
26
Ibid, h. 105
tujuan yang telah disetujui bersama yakni meyajikan informasi secara periodik melalui media massa.
27
Pengolahan yang dilakukan secara bersama- sama ini menghasilkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk
kepentingan bersama. Kehadiran HU Republika tidak terlepas dari campur tangan ICMI
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, karena itu kalangan muslim sangat antusias memberi dukungan, antara lain dengan membeli saham sebanyak
satu lembar saham perorang. Level keempat
, level luar media. Yaitu media saingan, setiap media selalu memperhatikan media lain untuk membandingkan berita-berita apa saja
yang diterbitkan media tersebut. Hal ini berkaitan dengan saingan pasar dan pemberitaan yang diangkat dalam sebuah media juga berpengaruh terhadap
situasi yang terjadi di luar. Termasuk pengaruh dari luar organisasi media, ini mencakup lobi dari
kelompok penting terhadap isi media. Kelompok penyaing tersebut berasal dari praktisi public relations dan pihak pemerintah yang membuat peraturan-
peraturan di bidang pers. Dalam level ini, terdapat faktor yang erat kaitannya dengan isi berita,
yakni sumber informasi. Seperti kelompok minat tertentu, kampanye hubungan masyarakat dan organisasi itu sendiri, sumber penghasilan seperti
iklan dan audiens, institusi sosial lainnya seperti bisnis dan pemerintahan serta kondisi ekonomi dan teknologi.
27
JB Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik; Pengetahuan Praktis Bidang Kewartawanan, Surat Kabar, Majalah, Radio Dan Televisi
Bandung: Alumni, 1991 h. 55
Munculnya kasus Film Fitna yang bersinggungan dengan Islam, HU Republika sebagai “Koran Muslim” berada di garis terdepan secara intens
dalam menyampaikan informasi ke masyarakat dibandingkan dengan media nasional lainnya, bahkan maslah ini juga menyeret kepentingan politik dan
lintas Negara, HU Republika menginformasikan pendapat dari Pemerintah Indonesia maupun dari Pemerintah Belanda.
Level kelima , pengaruh ideologi media. Ideologi merupakan sebuah
pengaruh yang paling menyeluruh dari semua pengaruh. Ideologi diartikan sebagai mekanisme simbolik yang menyediakan kekuatan kohesif yang
mempersatukan di dalam masyarakat. Ideologi dalam suatu media maksudnya adalah apa saja yang diyakini
oleh kelompok tertentu atau nilai-nilai yang dianut oleh media massa dalam memposisikan dirinya. Lebih jauh lagi, Althusser melihat bahwa ideologi
terkadang menekankan bagaimana kekuasaan kelompok dominan dalam mengontrol kelompok lain. Ideologi adalah hasil rumusan dari individu-
individu tertentu mengenai suatu hal. Maka tak heran jika makna tersirat dari isi suatu media merupakan nilai dasar dari media tersebut.
Sikap umum dari HU Republika yang menekankan visi Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar serta membela, melindungi dan melayani
kepentingan umat, terlihat jelas dari isi berita yang bias keberpihakan terhadap Islam.
B. Konsep Berita