Konseptualisasi Framing TINJAUAN TEORI
G.J. Aditjondro mendefinisikan fram ing sebagai metode penyajian realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari melainkan dibelokkan
secara halus dengan memberi penekanan pada bagian
-
bagian tertentu dengan menggunakan istilah yang mempunyai konotasi tertentu. Gamson
mendefinisikan
framing
melalui dua pendekatan, yaitu kultural yang menghasilkan level kultural dan psikologis menghasilkan level individual dalam
menginterpretasi pesan yang diterima.
3 5
Framing
berkaitan dengan bagaimana realitas dibingkai oleh media dan disajikan kepada khalayak.
3 6
Pendefinisian realitas pada dasarnya tergantung bagaimana kita melakukan
frame
atas suatu peristiwa itu sehingga dapat memberikan pemahaman tertentu atas peristiwa tersebut. Peristiwa yang sama
dapat menghasilkan realitas yang berbeda ketika peristiwa tersebut dibingkai dengan cara pandang yang berbeda pula. Sebab salah satu efek framing yang
paling mendasar adalag realitas sosial yang kompleks. Selain fram ing berkaitan dengan realitas sosial, framing juga dikaitkan
dengan opini publik yang berakhir pada dukungan publik. Ada upaya agar khalayak mempunyai pandangan yang sama atas suatu isu, yaitu dengan
digerakkan dan dimobilisasi. Semua itu membutuhkan
frame
, bagaimana isu dikemas, bagaimana peristiwa dipahami, dan bagaimana pula kejadian
didefinisikan dan dimaknai. Sehingga dengan sendirinya realitas yang menjadi
opin
i publik itu mendapat dukungan dari khalayak.
Framing
menentukan bagaimana realitas didefinisikan, bagaimana tanggapan khalayak atas suatu peristiwa. Ketika peristiwa dilihat sebagai masalah
35
, hal 162-172.
36
Eriyanto, , Yogyakarta:
LkiS, 2005, hal 139.
Ibid Analisis Framing
;
Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media
sosial, fram ing memiliki peran sebagai alat yang digunakan untuk mengarahkan perhatian khalayak bagaimana seharusnya peristiwa dilihat. Proses tersebut bukan
menunjukkan peristiwa dilihat objektif, melainkan dikonstruksi yang senantiasa menyertakan penonjolan peristiwa. Maka media harus dil sebagai tempat
setiap kelompok berkepentingan terhadap suatu peristiwa memainkan penekanan pada peristiwa tersebut.
Khalayak mendapat informasi melalui media, sehingga bagaimana media membingkai suatu peristiwa pasti berpengaruh terhadap khalayak
menafsirkan peristiwa tersebut. Meski demikian, efek
framing
pada khalayak disini bukanlah mengandaikan khalayak adalah makhluk yang pasif. Cara
penafsiran itu terbentuk dari apa yang disajikan oleh dia. Hubungan transaksi antara teks dan personal ini melahirkan pemahaman tertentu a
tas suatu realitas. 2
. Model Framing Robert N. Entman Entman melihat fram ing dalam dua dimensi besar; seleksi isu dan
penonjolan aspek
-
aspek tertentu dari realitas. Aspek memilih isu berkaitan dengan pemilihan fakta yang tidak dapat dilepaskan dari bagaimana fakta itu dipahami
oleh media. Entman menyebutkan ada empat cara strategi media atas konstruksi realitas, yaitu identifikasi masalah, identifikasi penyebab masalah, evaluasi moral,
dan rekomendasi penyelesaian masalah. Proses pemilihan fakta atau seleksi isu tidak dapat dipahami hanya sebatas
teknis jurnalistik, tetapi juga sebagai politik pemberitaan. Bagaimana dengan cara dan strategi tertentu media secara tidak langsung telah mendefinisikan masalah.
Karena begitu fakta didefinisikan, selalu terjadi proses pemilihan yang mengakibatkan penghilangan bagian tertentu dari realitas.
Sedangkan penonjolan aspek tertentu dari suatu realitas sangat berkaitan dengan penulisan fakta yang mau tidak mau berhubungan pemakaian
bahasa. Dalam hal ini umumnya pilihan kata-kata yang dipilih yang dapat menciptakan
realitas tertentu
kepada khalayak.
Bagaimana kata-kata
sesungguhnya dapat mengarahkan logika untuk memahami suatu persoalan.
Frame
dapat diselidiki melalui kata, citra, dan gambar tertentu sehingga memberi
p
emaknaan tertentu juga dari teks berita. Kemudian ditekankan dalam teks sehingga lebih menonjol dibanding bagian yang lain, di kukan pengulangan yang
dianggap penting, atau menghubungkan dengan bagian yang lain.
Seleksi isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta, aspek
tertentu yang diseleksi untuk ditampilkan. Dari proses ini, selalu terkandung berita yang dimasukkan, tetapi ada juga
berita yang dikeluarkan.
Penonjolan aspek tertentu dari isu
A
spek ini berhubungan dengan penulisan fakta, ketika aspek tertentu telah dipilih, bagaimana aspek tersebut ditul Hal
ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak
Konsep
framing
menurut Entman untuk menggambarkan bagaimana peristiwa dimaknai oleh wartawan.
pendefinisian
masalah
adalah elemen yang pertama kali dapat kita lihat dari aming, dimana elemen ini menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan. Peristiwa yang sama
dapat dipahami secara berbeda, dan dibingkai berbeda, menyebabkan konstruksi realitas yang berbeda pula.
memperkirakan penyebab masalah merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai a dari suatu
peristiwa. Penyebab di sini bisa berarti apa, tetapi juga bisa berarti siapa. Dengan
37
, hal. 187
Tabel 2: Dua Dimensi Framing Model Robert N. Entman
3 7
Define problems
Diagnose causes
Ibid
demikian, pendefinisian sumber masalah ini menyertakan secara lebih luas siapa yang dianggap sebagai pelaku, dan siapa yang dianggap sebagai korban.
membuat pilihan moral adalah elemen framing yang dipakai untuk membernarkan atau memberi argumentasi pada pendefinisian
masalah yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan, penyebab masalah juga sudah ditentukan, maka dibutuhkan argumentasi yang kuat untuk
mendukung gagasan tersebut. Elemen
framing
yang terakhir adalah menekankan penyelesaian, elemen ini digunakan untuk i apa yang
dikehendaki oleh wartawan, jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian tersebut tentu saja sangat bergantung pada bagaimana peristiwa itu
dilihat dan siapa yang dipandang sebagai penyebab masalah.
Define Problems pendefinisian masalah
Bagaimana suatu peristiwa dilihat? Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?
Diagnose Causes memperkirakan masalah
atau penyebab masalah Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang
dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah? Siapa yang dianggap sebagai penyebab masalah?
Make Moral Judgement membuat
keputusan
moral
Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang dipakai untuk
melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan?
Treatment Recommendation
menekankan penyelesaian
Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah atau isu? Jalan apa yang ditawarkan dan
harus ditempuh untuk mengatasi masalah?
Proses
framing
menjadikan media massa sebagai arena di mana informasi tentang masalah
-
masalah tertentu diperebutkan dalam suatu perang simbolik antar berbagai
pihak yang
berkepentingan, yang
sama
-
sama menginginkan
pandangannya didukung oleh pembaca. Media massa pada dasarnya merupakan
38
, hal.
188.
Make moral judgment
treatment recommendation
Ibid
Tabel 3: Perangkat Framing Model Robert N. Entman
3 8
media yang melibatkan tiga pihak, wartawan, sumber berita, dan khalayak. Ketiganya menyajikan perspektif untuk memberikan pemaknaan terhadap suatu
masalah agar mendapat dukungan. Dan menghadirkan perang simbolik yang
menghasilkan efek mendukung atau menentang, konkritnya berupa penggambaran
positif mengenai diri sendiri dan sebaliknya.
Istilah konstruksi sosial atas realitas pertama kali diperkenalkan oleh Peter L. Berger bersama Thomas Luckman melalui bukunya yang dul
Berger dan Luckman menjelaskan tentang proses sosial melalui tindakan dan interaksinya
secara terus menerus. Berger mengutarakan bahwa manusia dan masyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis, dan plural.
3 9
Proses dialektis ini menurut Berger dan Luckman mempunyai tiga momen, yaitu eksternalisasi, objektivikasi,
dan internalisasi. Eksternalisasi adalah usaha ekspresi diri manusia ke dalam dunia luar,
baik kegiatan mental maupun fisik. Objektivikasi adalah hasil yang telah dicapai baik mental maupun fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia, hasilnya berupa
realitas objektif yang terpisah dari dirinya. Internal i adalah penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran subjektif sedemikian rupa sehingga
individu dipengaruhi oleh struktur sosial dan dunia sosial. Di dalam penjelasan ontologi paradigma konstruktivis, realitas merupakan
konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu.
4 0
Konstruksi realitas merupakan
39
, hal. 13
-
19
40
Burhan Bungin,
, Jakarta: Kencana, 2008, hal. 11