Sinopsis Acara Kick Andy Episode Cinta Tanpa Batas

saling bahu membahu membangun sebuah perusahaan konsultan pajak sampai be rhasil. Kelumpuhan kaki Sinarahardja tak melumpuhkan cinta dan kehidupan rumah tangga mereka yang kini dikaruniai 2 putri. Bagi Saidah, kebutaan di bola mata Fitra, bukanlah penghalang untuk mencintai dan membagi hidup bersama pria itu. Padahal, sebelum bertemu Saidah, Fitra baru saja ditolak oleh keluarga perempuan yang menjadi pacar sebelumnya, karena tak mau memiliki menantu tuna netra. Fitra mengalami kecelakaan lalu lintas yang tak hanya menghilangkan penglihatannya, tapi juga meng hancur k an wajahnya. Ia harus menjalani dua kali operasi dan sedikitnya mendapat 150 jahitan halus untuk memperbaiki wajahnya. Meski demikian, Saidah memiliki keyakinan bahwa sosok Fitra yang tuna itu adalah imam yang tepat baginya. Mereka menikah 4 tahun lalu, dan hidup bahagia bersama putra tunggal mereka. Inilah sebuah episode tentang sebuah bukti bahwa cinta tak memiliki batas . Setelah menyaksikan tayangan cinta tanpa batas dari sejumlah perempuan hebat, kini saatnya menyimak Kesempurnaan Cinta dari para lelaki yang melupakan mimpinya tentang perempuan cantik dengan penampilan yang sempurna. Ini kisah tentang sejumlah lelaki yang ikhlas mencintai perempuan- perempuan yang mengalami kekurangan secara fisik. Kenapa mereka mau melakukannya? 51 Tim produksi Kick Andy, “The Show Kesempurnaan Cinta,” artikel diakses pada 15 Maret 2011 dari http:kickandy.comtheshow111875readKESEMPURNAAN - CINTA

F. Sinopis Acara Kick Andy Episode Kesempurnaan Cinta

5 1 “Ketika pertama saya melihat Priska, saya merasa inilah jodoh saya,” ujar Fandy saat mengenang awal hubungannya dengan Priska, perempuan penyandang tuna netra sejak lahir. Hubungan mereka terjalin saat di sebuah stasiun radio di Semarang. Dan hubungan merekanpun tidak mendapat restu dari orang tua Fandy. “Begitu saya bawa Priska ke rumah, ayah saya menyelinap pergi ke luar rumah, dan ibu saya diam dengan mata berduka karena tak ikhlas anaknya yang sarjana mendapat gadis buta, lulusan SD pula,” ungkap Fandi. Dari Sukoharjo, Jawa Tengah, Kick Andy menemukan pasangan unik Mujadi dan Putri Meyrinawati. Mujadi pria normal yang berprofesi sebagai guru dan Putri adalah seorang perempuan penyandang MR atau keterbelakangan mental. Putri pernah bersekolah disekolah umum sampai kelas tiga, setelah itu bersekolah di sekolah luar biasa karena tidak mampu mangikuti pembelajaran disekolah umum. Putri kemudian bersekolah di SLB masuk dalam kategori C tuna grahita. Mujadi dan Putri menikah pada akhir tahun 2008 lalu. Tak ada masalah dengan soal perijinan orang tua, tapi diakui Mujadi, masih banyak hal yang harus dipelajari bersama dalam hubungan perkawinan mereka. “Saya masih arus banyak menyesuaikan diri karena Putri mempunyai sifat yang labil dan kekanak- kanakan,” ujarnya. Sementara dari Bandung ada pasangan Asep Dindin Sofiadin dan Mimin Aminah. Pasangan ini sudah saling kenal sejak masa sekolah, Asep adalah adik kelas Mimin. Bagi Asep soal usia atau kondisi fisik Mim in yang mengalami cacat kaki akibat polio, bukanlah alas an untuk tidak mencintai Mimin. Tapi lebih Mental Reduction penting baginya, ada kenyamanan yang ia rasakan saat berkomunikasi dengan perempuan yang notabene lebih tua darinya itu. Mim in sendiri sempat menolak untuk menerima Asep.Bahkan Mimin sempat berusaha untuk mencarikan perempuan lain bagi Asep. Tapi toh akhirnya cinta mereka bisa berlangsung hingga ke pelaminan tanpa rintangan dan hambatan dari keluarga. Kini 16 tahun sudah, mereka bersama da lam mahligai rumah tangga, dan memiliki lima anak. Hebatnya lagi, pasangan ini kini menjadi konsultan dan memberikan banyak pelatihan tentang “Smart Love”. Pasangan Jumat dan Maryati dari Kerawang juga pasangan yang unik. Jumat adalah pemain lenong yang bertubuh normal, telah memilih Maryati perempuan bertubuh mini, tingginya hanya 90 cm. “Banyak yang cakep di lenong, tapi saya memilih dia, ujar Jumat mantap. Kehadiran mereka di Kick Andy ditemani anak semata wayang mereka yang bernama Cipto. Kehadiran seorang anak memang selalu memberi warna dalam sebuah rumah tangga. Lalu bagaimana jika Tuhan berkehendak lain? Mungkin sebaiknya kita belajar dari kesempurnaan cinta Eko Priyo Pratomo kepada Dian Wahdini asal Bandung. Awalnya mereka adalah pasangan normal, namun di tahun kesembilan pernikahan mereka, D terserang penyakit lupus. Di tahun 1999 setelah beberapa kali menjalani operasi bongkar pasang otak, Dian mengalami low vision akibat infeksi di otak, sehingga penglihatannya kini hanya 5 saja. Tidak hanya menjalani operasi otak, namun juga menjalani operasi pengangkatan rahim.