berjuang meyakinkan orang tua dan orang sekitarnya akan pasangan pilihan
mereka.
Kebalikan dari cinta tanpa batas para isteri, Kesempurnaan Cinta dari para suami yang menikahi isteri yang memiliki kekurangan atau tidak sempurna secara
fisik, juga harus berhadapan dengan restu orang tua. Namun dari beberapa kisah tersebut, ada juga orang tua yang merestui pilihan anaknya. Sehingga menambah
kesempurnaan cinta antara pasangan suami isteri tersebut.
Standar moral yang disampaikan pada episode Atas Nama adalah iseri tetap bertahan menjaga suaminya yang sakit.
Dokter menyarankan Victor direlakan saja, dari pada hidup dengan kondisi tidak normal lagi. Sebaliknya, keluarga tetap bertahan ingin agar Victor tidak
direlakan pergi, sebab Tari merasa Tuhan yang berhak memutuskan. “Karena saat itu dokter benar
-
benar tergantung pada keputusan saya. Dan saya berpiki masa sih tidak ada jalan untuk dia bisa membaik? Jadi saya tidak, saya tidak
mau dia meninggal”.
6 7
Tari sekarang adalah kepala rumah tangga, meski demikian, ia belum pernah merasa patah semangat. Karena selalu ada jalannya sebelum ia merasa
jatuh, ada bantuan walaupun rasa takut itu ada. Bagi T i, Victor adalah sebuah
67
Wawancara Andy No ya dengan Tari Menayang,
stu
dio Metro TV, 11 Februari 2011.
C. Bingkai Penilaian Penyebab Masalah Menurut Model Robert N. Entman
1. Penilaian Penyebab Masalah Episode Atas Nama Cinta
kebaikan yang harus selalu dijaga, dikasihi, dan dicintai sampai maut yang
memisahkan mereka.
Sedangkan Tam i Ferrasta, meski kadang terselip duka, ia mengaku selalu tersemangati oleh suami yang selalu tegar. Jangan pernah bertanya sampai kapaan
ia akan mengabdi kepada suami, karena ia mengaku tidak pernah ada niatan untuk meninggalkan sesuatu yang dianggap indah ini. tami merasa, mungkin dulu dia
orang yang kurang ganteng, kurang romantis, tapi enam hun terakhir ini, suaminya semakin ganteng, semakin romantis, dan ia tidak tahu kenapa suka
sekali dengan suaminya. Pada episode tersebut, Andy F. Noya juga memwawancarai seorang
psikolog yang juga sebagai konsultan rumah tangga, Ieda Purnomo Sigit. Ieda menilai apa yang membuat isteri-isteri tersebut bertahan tidak lain karena ada
kekuatan yang tarik menarik pada pasangan suami isteri ini, yang akhirnya menimbulkan harapan pada keduanya. Yang menarik adalah mereka bisa bertahan
apapun keadaannya. Kemudian yang tampak dari cintanya cinta yang kita kenal di masyarakat dengan romantis, tetapi ada daya tarik yang luar biasa dalam
cinta itu, keduanya telah menyatu, dia adalah saya, sa adalah dia, kemudian menimbulkan harapan yang tarik menarik itu.
6 8
Lain cerita dengan pasangan Retno dan Sananto, meski keadaan suaminya begitu, Retno tidak perlu merasa malu, karena kalau ia
seperti itu, bagaimana suaminya dapat berlindung kepadanya, dimana suaminya mendapat kekuatan andai Retno selemah itu.
68
Wawancara Andy F. No ya dengan Ieda Purnomo Sigit pada episode Atas Nama Cinta,
studio Metro TV,
11 Februari 2011, pukul 21.30 WIB.
2. Penilaian Penyebab Masalah Pada Episode Cinta Tanpa Batas
Para isteri tersebut menilai bahwa cinta bukanlah sebatas fisik semata, kecacatan tidak menghalangi kesuksesan dan kebahagiaan. Kebahagiaan terletak
pada keikhlasan kita untuk saling memberi dan menerima kepada pasangan dalam berumahtangga.
B
erdasarkan kisah Irma, meski bersuamikan laki-laki yang tidak sempurna secara fisik, namun Irma tidak ada sedikitpun rasa malu. Dengan berlandaskan
cinta dan kasih sayang, pernikahan Irma dan Zulfan dil kebahagiaan. Sedangkan Sinaraharja dengan semangat dan kerja kerasnya mampu
membuktikan kecacatan tidak menghalangi kesuksesan. Sejak 2002, ia membuka kantor konsultan pajak sendiri dan berhasil, sehingga eluarga Herlina berbalik
memujinya. Herlina dan Sinaraharja bukan mencari kebahagiaan, melainkan
m
enciptakannya dalam rumah tangga mereka. Sebab mereka in bahwa kebahagiaan itu diciptakan bukan dicari.
Kebahagiaan tidak terletak pada kesempurnaan fisik dan panca indera pasangan, melainkan terletak pada keikhlasan kita untuk saling memberi dan
meneri
ma. Hal tersebut benar dirasakan oleh Nurlaila dan Agung, meski kehidupan rumah tangga mereka dihiasi hal
-
hal unik dalam berkomunikasi, namun mereka tetap bahagia. Di tambah lagi setelah memiliki anak dari
pernikahan mereka.
Keraguan keluarga Marwati terjawab sudah, kecacatan kaki Jajang tidak mengurangi kebahagiaan dalam rumah tangga mereka. Mesk keadaan fisik yang
tidak sempurna, Jajang masih bisa melakukan semua kegiatan yang mungkin orang normal tidak bisa lakukan, sehingga tidak ada alasan untuk Marawati tidak