Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

Nempu, Parbuluan, Siempat Nempu Hilir, Siempat Nempu Hulu, Pegagan Hilir, Gunung Sitember, Berampu, Lae Parira yang diresmikan pada 13 Pebruari 2001 yang kemudian disusul oleh Kecamatan Silahisabungan pada 14 Juli 2004, dan Sitinjo pada 14 Pebruari 2005. Dari uraian di atas maka penulis mengangkat judul mengenai “Sejarah Pemerintahan Kabupaten Dairi 1964-2005”. Tahun 1964 sebagai periode awal dari penelitian ini yang merupakan awal pembentukan Kabupaten Dairi. Tahun 2005 sebagai akhir dari penelitian ini bahwa selama kurun waktu 41 tahun telah terjadi perubahan, baik dari struktur pemerintahannya maupun infrastruktur pembangunan daerah Kabupaten Dairi, seperti dengan bertambahnya jumlah kecamatan tahun 1964 yaitu 8 kecamatan menjadi 15 kecamatan di tahun 2005, meningkatnya jumlah gedung sekolah maupun perguruan tinggi dan fasilitas kesehatan menurut kecamatan di Kabupaten Dairi, berubahnya sistem pengerjaan pertanian dari tenaga manusia ke tenaga mesin, dan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat akibat dari sektor pariwisata yang ada di Kabupaten Dairi. Penelitian ini akan diuraikan secara umum dan kronologis yang menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan, pendidikan, penduduk, pariwisata, dan sarana prasarana yang disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah daerah pada waktu itu.

I.2 Rumusan Masalah

Di dalam suatu penulisan, rumusan masalah sangat penting sebab akan memudahkan penulis di dalam pengarahan pengumpulan data dalam rangka untuk Universitas Sumatera Utara memperoleh data yang relevan 6 1. Bagaimana bentuk pemerintahan Kabupaten Dairi sebelum 1964 ? . Inilah yang akan menjadi landasan dalam penulisan nantinya pada bab-bab selanjutnya. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas ada beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji, yaitu: 2. Bagaimana pemerintahan Kabupaten Dairi masa pelaksanaan pembangunan 1964-2005 ?

I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian yang dirumuskan secara umum merupakan cara untuk memperoleh gambaran secara umum dari objek yang akan diteliti, dimana hasil yang diperoleh dapat dipergunakan sebagai bahan untuk menyempurnakan perencanaan dasar dari perumusan masalah 7 2. Mengetahui bentuk pemerintahan Kabupaten Dairi sebelum tahun 1964 . Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah : 3. Mengetahui perkembangan pemerintahan Kabupaten Dairi masa pelaksanaan pembangunan dari tahun 1964-2005. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Menambah literatur kepustakaan yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan dunia ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Sejarah dalam penelitian Sejarah Pemerintahan 6 J. Supranto, Metode Riset, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 1986, hal.18. 7 Ibid., hal.22. Universitas Sumatera Utara 2. Sebagai suatu sarana informasi bagi pihak yang berkepentingan dalam penelitian lebih lanjut mengenai Sejarah Kabupaten Dairi, baik itu bagi pemerintah maupun masyarakat 3. Sebagai suatu bahan perbandingan dalam penilaian, sudah sejauh mana tingkat keberhasilan pemerintah, maupun perkembangan-perkembangan yang terjadi di Kabupaten Dairi.

I.4 Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian, kepustakaan sangat penting bagi penelitian yang dikaji. Dalam penelitian ini, penulis membuat penuntun ataupun acuan yaitu berupa literatur kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut P. J. Suwarno, dalam bukunya Sejarah Birokrasi: Pemerintahan Indonesia Dahulu dan Sekarang 1989, menjelaskan bahwa faktor jaman, kultur, dan sosialitas memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan birokrasi pemerintahan dari suatu negara kebangsaan yang sedang berkembang. Setiap daerah memiliki birokrasi pemerintahan yang berbeda dalam menjalankan kekuasaannya mulai dari pemerintahan dahulu hingga sekarang. Misalnya, Indonesia jaman tradisional, penjajahan, hingga Indonesia merdeka. Jadi, Birokrasi Pemerintahan Daerah Republik Indonesia bermula dari birokrasi pemerintahan daerah yang dimodernisasikan oleh Belanda tetapi belum tuntas dan akhirnya sampai ke birokrasi pemerintahan daerah yang polanya masih tetap seperti pola yang diciptakan oleh Belanda, tetapi pelaksanaannya merata ke seluruh wilayah Indonesia. Dari buku ini penulis dapat membandingkan bagaimana bentuk birokrasi pemerintahan Dairi ketika Universitas Sumatera Utara masa penjajahan, yang mana Dairi dulunya masih sebagai salah satu onder afdeling di Sumatera Utara. Namun sejalan perkembangannya, Dairi sekarang menjadi daerah otonom. Menurut Hanif Nurcholis, dalam bukunya Teori dan Praktik : Pemerintahan dan Otonomi Daerah 2007, menjelaskan bahwa dalam Negara Indonesia di bentuk pemerintahan daerah, pemerintahan Daerah terdiri atas daerah besar dan daerah kecil, Pemerintah daerah harus bersendikan demokrasi yaitu adanya permusyawaratan dalam perwakilan rakyat daerah, dan daerah-daerah swapraja dan kesatuan masyarakat hokum pribumi yang memiliki susunan asli harus diperhatikan untuk dijadikan pemerintah daerah yang bersifat istimewa setelah dilakukan pembaharuan, yaitu dengan mengadopsi sistem demokrasi dalam sistem pemerintahannya. Menurut penulis, buku ini dapat dikaitkan dengan pemerintahan Dairi bahwa di dalam Daerah Tingkat II Dairi terdapat daerah-daerah kecilkecamatan yang terdiri dari 15 kecamatan yang semua kecamatan ini di bawah pemerintahan Kabupaten Dairi. Wahyudi, dkk dalam bukunya Etnis Pakpak Dalam Fenomena Pemekaran Wilayah: Mempertanyakan Partisipasi Politik perempuan Dalam Masyarakat Adat 2002, mengungkapkan bagaimana kedudukan perempuan dalam pengambilan keputusan khususnya mengenai pemekaran wilayah kabupaten Dairi dan Pakpak. Disini dapat dilihat dengan sistem kekerabatan patrilineal yang diperhitungkan berdasarkan garis keturunan laki-laki yang mana setiap pengambilan keputusan biasanya diutamakan oleh pihak laki-laki sedangkan perempuan selalu dibelakangkan. Artinya dalam proses perencanaan pemekaran hingga tahap-tahap selanjutnya, pihak-pihak yang mengambil inisiatif pelaksanaan rencana itu belum Universitas Sumatera Utara melibatkan kaum perempuan. Buku ini dapat membantu kita mengetahui bagaimana sistem patrilineal diterapkan dalam kehidupan masyarakat batak khususnya di Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat. Sistem ini membuat kedudukan perempuan selalu dinomor duakan dalam setiap pengambilan keputusan dalam masyarakat adat. Buku ini penulis jadikan sebagai acuan untuk dapat memberikan informasi mengenai masalah pemekaran wilayah Kabupaten Dairi, yang mana dalam pemekaran ini terdapat masalah mengenai kedudukan perempuan dalam partisipasinya dalam pemekaran Kabupaten Dairi.

I.5 Metode Penelitian