BAB IV PEMERINTAHAN KABUPATEN DAIRI MASA PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN 1964-2005
4.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Dairi
Dalam upaya peningkatan tugas dan tanggung jawab di segala bidang demi tercapainya pembangunan, memperlancar administrasi pemerintahan, meningkatkan
koordinasi sistem kerja pemerintahan, maka dibentuk susunanstruktur organisasi dalam tata kerja pemerintahan. Susunan organisasi ini dibentuk berdasarkan bakat
dan kemampuan yang dimilikinya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Bupati dan Wakil Bupati
Pada awal berdirinya Kabupaten Dairi sistem pemilihan kepala daerah ditetapkan dan diberhentikan oleh Residen Tapanuli Utara,mengingat pada masa itu
Dairi masih dalam keadaan pemberontakan PRRI. Pemilihan ini hanya berlangsung sampai masa Kepala Pemerintahan Militer Gading Barkholomeus Pinem. Bupati
Mayor Raja Nembah Maha adalah Bupati Dairi pertama yang dipilih berdasarkan hasil pemilihan Badan Legislatif DPRD Dairi, selanjutnya pemilihan ini dilakukan
secara demokratis yaitu pemilhan umum 1971 mulai dari Letkol Pol. V. I. Silalahi hingga masa periode I Bupati Dr. M. P. Tumanggor sedangkan periode II dipilih
langsung oleh Badan Legislatif DPRD Dairi. Sebagai kepala daerah bupati berfungsi sebagai kordinator dari pelaksanaan
tugas masing-masing departemen sebagai mana yang terdapat pada penetapan Presiden No.61959 yang kemudian disempurnakan dalam UU No.51965 serta UU
No.51974, mengenai tugas dan kedudukan kepala daerah
28
28
R. Joeniarto, S.H, Perkembangan Pemerintahan Lokal, Bandung: Penerbit Alumni, 1976, hal.150.
. Maka dari itu tugas dan wewenang bupati adalah : a memimpin penyelenggaraan pemerintah daerah
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama dewan perwakilan rakyat daerah DPRD; b mengajukan rancangan peraturan daerah PERDA; c menetapkan
PERDA yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD; d menyusun dan mengajukan rancangan PERDA tetap anggaran pendapatan belanja daerah APBD
kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama; e mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah seperti memegang teguh dan mengamalkan
Universitas Sumatera Utara
pancasila; f meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memberikan ketentraman dan ketertiban masyarakat; g mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan
apabila kepala daerah tersandung masalah, seperti korupsi maka bupati harus mencari kuasa hukumnya dalam pengadilan dan urusan pemerintahannya; h dapat menunjuk
kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; i dan melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Dalam menjalankan pemerintahan bupati didampingi oleh wakil bupati
dengan tugas; a membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah dan mengkoordinasikan kegiatan instansi vertikal di daerah; b memantau
dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten, kecamatan, kelurahan, dan desa bagi wakil kepala daerah kabupatenkota; c memberikan saran dan
pertimbangan kepada kepala daerah dalam menyelenggarakaan kegiatan pemerintah daerah; d melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan
oleh kepala daerah; e dan melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah berhalangan.
Untuk wilayah kabupaten tentang pedoman tugas, fungsi, dan struktur organisasi Kepala Daerah disusun dalam Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2004
Pasal 42 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk mengetahui nama-nama pejabat Bupati dan Ketua DPRD yang pernah
menjabat di Daerah Tingkat II Kabupaten Dairi 1964-2005, akan dijelaskan pada tabel di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5 Daftar Nama Bupati Kabupaten Dairi 1964-2005
No Nama
Jabatan Masa Jabatan
1 Paulus Manurung
Kepala Pemerintahan Militer Dairi
1947 Surat Residen Tapanuli no.1256 tanggal
12 September 1947 2
Gading Barkholomeus Pinem Kepala Pemerintahan
Militer Dairi 1949 Surat Perintah
Komandan Sektor III sub Teritorium VII tanggal 11
Januari 1949 no.2PM1949
3 Mayor Raja Nembah Maha
Bupati KDH Dairi 1964-1966
4 Letkol Pol. V.I. Silalahi
Bupati KDH Tk.II Dairi
1970-1974 5
Drs. Mula Tua Pardede Bupati KDH Tk.II
Dairi 1974-1979
6 Drs. Tumpak Manurung
Bupati KDH Tk.II Dairi
1979-1984 7
Poltak Panggabean S.H Bupati KDH Tk.II
Dairi 1984-1989
8 Drs. John Peternus Asal
Silalahi Bupati KDH Tk.II
Dairi 1989-1993 meninggal
dunia tahun 1993 dan digantikan oleh Drs. H.
Zakaria Yahya Lafau 9
Drs. Sabam Isodorus Sihotang
Bupati KDH Tk.II Dairi
1994-1999 10
Dr. M. P. Tumanggor Bupati Dairi
1999-2004 11
Dr. M. P. Tumanggor Bupati Dairi
2004-2009 Sumber: Buku Kerja Kabupaten Dairi Tahun 2005
Universitas Sumatera Utara
Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah mempunyai tugas membantu bupati dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan, serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat daerah. Sekretariat Daerah
membawahi Asisten Tata Praja, Asisten Administrasi Pembangunan, dan Asisten Administrasi Umum.
Kecamatan
Kecamatan sudah ada sejak masa penjajahan Belanda dengan sebutan kenegerian hingga sekarang lihat halaman 28. Sebelum keluarnya undang-undang
otonomi daerah, camat dipilih langsung oleh gubernur, namun sejak otonomi daerah 1999 disahkan camat dipilih oleh bupati. Kecamatan yang dipimpin oleh camat
mempunyai tugas membantu bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di wilayah kecamatan, serta
melaksanakan tugas pemerintahan lainnya yang tidak termasuk dalam tugas perangkat daerah atau instansi lainnya di kecamatan. Kecamatan membawahi
Kelompok Jabatan Fungsional dan Sekretariat Kecamatan.
Kelurahan
Suatu kelurahan dapat dimekarkan apabila menangungi lebih kurang dari 5 desa dan juga harus memiliki sumber daya alam dalam memenuhi kebutuhan
daerahnya. Awalnya jabatan lurah dipilih oleh masyarakat Kabupaten Dairi dengan kemampuan dan kewibawaan seorang dalam memimpin dan berinteraksi dengan
masyarakat, namun sekarang lurah diangkat atas penghujukan dari camat dan
Universitas Sumatera Utara
disahkan oleh bupati. Kelurahan yang dipimpin oleh seorang lurah mempunyai tugas membantu camat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan
pembinaan kemasyarakatan di kelurahan, serta melaksanakan tugas pemerintahan lainnya yang tidak termasuk dalam tugas perangkat daerah atau instansi lainnya di
kelurahan. Kelurahan membawahi Sekretariat Kelurahan.
Dinas-Dinas
Awal berdirinya Kabupaten Dairi 1964 dinas-dinas yang ada di Kabupaten Dairi terbagi atas : Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial, Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, dan Perhubungan, Dinas Pertambangan, Dinas Pendapatan, dan Dinas Pasar. Kemudian pada 1980-an hingga 2005 dinas bertambah menjadi empat yaitu
Dinas Prasarana Wilayah, Dinas Pemukiman, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Kebersihan.
Badan dan Kantor
Badan dan Kantor di Kabupaten Dairi tahun 1964 terbagi atas : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pengawasan Daerah, Badan Pusat
Statistik, Badan Kepegawaian Daerah, Kantor Catatan Sipil, Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kantor Penertiban Umum, dan Kantor Kesatuan Bangsa, Politik,
dan Perlindungan Masyarakat. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, maka sekitar awal tahun 1980-an Badan dan Kantor bertambah, seperti Kantor Kependudukan,
Kantor Keluarga Berencana, dan Badan Informasi dan Komunikasi. Dengan
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan tugas tertentu yang karena sifatnya tidak tercakup oleh sekretariat daerah SEKDA dan dinas daerah kabupatenkota.
Lembaga Pemerintahan Non Departemen Instansi
Lembaga Pemerintahan Non DepartemenInstansi terdiri dari : Lembaga Permasyarakatan Kabupaten Dairi. Ketika Pemerintah Kabupaten Dairi sedang giat-
giatnya meningkatkan mutu pendidikan maka pemerintah membangun perpustakaan daerah untuk memudahkan memperoleh informasi pengetahuan yang diresmikan
pada tahun 2002.
Sejalan dengan perkembangannya kedudukan dinas daerah dan lembaga teknis daerah badan dan kantor di Kabupaten Dairi sebagai unsur pelaksana
otonomi daerah, maka pedoman pengaturan tentang tugas, fungsi, maupun struktur organisasi Dinas Daerah haruslah terencana dan tersusun sedemikian rupa dalam
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 Pasal 9 dan 10 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
4.2 Sistem dan Penyelenggaraan Pemerintahan