4. SuakAur Kelasen, suak ini berbeda dengan ketiga tersebut di atas karena Suak
Kelasen berada di wilayah pemerintahan Tapanuli Utara Kecamatan Parlilitan dan Tapanuli Tengah di Kecamatan Manduamas. Marga-marga yang berasal dari
Suak Kelasen, antara lain Marga Tinambunen, Tumanggor, Maharaja, Pinayungen, Turuten, Anakampun, Marbun, Kesogihen, Sikettang, Meka, Ceun,
dan Mungkur. 5.
SuakAur Boang, administratif pemerintahan berada di Simpang Kanan, Simpang Kiri, Gelombang Runding, dan Singkil sekarang masuk wilayah Provinsi Aceh.
Marga-marga yang berasal dari daerah ini adalah Marga Sambo, Saran, Penarik, Bancin, Berutu, dan Boangmanalu
20
3.2 Dairi Masa Pendudukan Belanda
Ketika kekuatan Belanda masuk ke wilayah Dairi pada tahun 1948 pola, dan struktur pemerintahan di Dairi ikut mengalami perubahan. Daerah Dairi digabung
dalam Keresidenan Tapanuli yang berkedudukan di Sibolga, sedangkan Dairi sendiri ditetapkan menjadi satu dengan Onder Afdeling Tarutung, yang dipimpin oleh
seorang controleur berkebangsaan Belanda Controleur Der Dairi dan dibantu oleh seorang demang dari penduduk pribumi Demang Der Dairi.
.
Daerah onder-afdeling ini merupakan bagian dari wilayah penerintahan Afdeling Batak Landen yang dipimpin oleh Asisten Residen Batak Landen yang
berpusat di Tarutung. Afdeling Batak Landen dipecah ke dalam 5 onder afdeling. Pemecahan ini dimaksud mengingat Afdeling Batak Landen yang terlalu luas. Adapun
20
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
kelima onder-afdeling tersebut adalah : Onder-Afdeling Silindung, Onder-Afdeling Toba, Onder-Afdeling Samosir, Onder-Afdeling Dairi, dan Onder-Afdeling Barus.
Selama penjajahan Belanda, Dairi mengalami penyusutan wilayah yang cukup luas dengan tujuan untuk membatasi serta menutup hubungan dengan wilayah Dairi
lainnya, seperti : 1.
Tongging menjadi wilayah Tanah Karo 2.
Mandumas dan Barus menjadi wilayah Tapanuli Utara 3.
Sienem Kodem Kecamatan Parlilitan 4.
Simpang Kanan, Simpang Kiri, Lipat Kajang, Gelombang, dan Runding menjadi wilayah Aceh Selatan
Selanjutnya untuk mempermudah penguasaan terhadap Dairi, Belanda juga membagi lagi kelima suakaur menjadi tiga bagian. Pembagian suak ini dilakukan
berdasarkan administrasi pemerintahan dan letak geografisnya. Ketiga bagian puak itu, antara lain :
1. Onder-Afdeling Pakpak Dairi, terdiri dari Pegagan, Kepas, dan Simsim.
2. Kalasan dimasukkan ke dalam Onder-Afdeling Barus.
3. Boang dimasukkan pada Onder-Afdeling Singkil yang merupakan bagian dari
Residensi Aceh. Setelah pembagian ini kedudukan raja ekuten dan setingkat di bawahnya
hilang begitu saja akibat dari sistem yang mengacu pada pembagian wilayah yang dibuat oleh Kolonial Belanda. Setelah kolonial Belanda menguasai daerah Dairi,
Universitas Sumatera Utara
maka untuk kelancaran pemerintahan Hindia Belanda membagi onder-afdeling menjadi tiga onder-distrik, yaitu :
1. Onder Distrik van Pakpak, meliputi tujuh Kenegerian, yakni : Kenegerian Sitelu Nempu, Kenegerian Siempat Nempu Hulu, Kenegerian Siempat nempu,
Kenegerian Silima Pungga-Pungga, Kenegerian Pegagan Hulu, Kenegerian Parbuluan, dan Kenegerian Silalahi Paropo.
2. Onder Distrik van Simsim, meliputi enam Kenegerian, yakni : Kenegerian Kerajaan, Kenegerian Siempat Rube, Kenegerian Mahala Majanggut, Kenegerian
Sitelu Tali Urang Jehe, Kenegerian Salak, dan Kenegerian Ulu Merah dan Salak Pananggalan.
3. Kenegerian van Karo Kampung, meliputi lima Kenegerian, yakni : Kenegerian Lingga Tigalingga, Kenegerian Tanah Pinem, Kenegerian Pegagan Hilir,
Kenegerian Juhar Kedupan Manik, dan Kenegerian Lau Juhar.
3.3 Dairi Masa Pendudukan Jepang