Hipotesis Secara Parsial Statistik Deskriptif

dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

5.6.2 Hipotesis Secara Parsial

Untuk menguji pengaruh pemberian insentif serta Pendidikan dan Pelatihan terhadap peningkatan kinerja guru SMA Negeri di Kota Tebing Tinggi digunakan uji Statistik t uji t. Dengan membandingkan t sig dengan α, jika t sig α maka H0 diterima dan H1 ditolak sedangkan jika t sig α, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut ini. Tabel 5.10 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 Constant 33.043 3.168 10.429 .000 INSENTIF_X1 .103 .094 .091 1.103 .272 Pendidkan Pelatihan_X2 .139 .053 .216 2.609 .010 a Dependent Variable: Kinerja Guru_Y. Sumber : Lampiran 3 Dari Tabel 5.10 di atas maka coefficient model regresi yang dapat dibentuk : Y = 33.043 + 0.103Insentif_X 1 + 0.139PP_ X 2 + ε a. Nilai konstanta sebesar 33.043 artinya apabila pemberian insentif serta Pendidikan dan Pelatihan bernilai nol, maka terjadi peningkatan kinerja guru sebesar 33.043. Universitas Sumatera Utara b. Koefisien regresi variabel pemberian insentif sebesar 0,103 bermakna jika variabel pemberian insentif meningkat 1 , maka akan menaikkan satu satuan kinerja guru sebesar 0,103 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol. c. Koefisien regresi variabel pendidikan dan pelatihan sebesar 0,139 bermakna jika variabel pendidikan dan pelatihan meningkat 1 , maka akan menaikkan satu satuan kinerja guru sebesar 0,139 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol. Dari Tabel 5.10 di atas menunjukkan bahwa variabel insentif memberikan nilai koefisien regresi 0,013 dengan nilai signifikansi 0,272 yang berarti nilai signifikansinya α = 0,052 = 0,025 dimana 0,072 0,025 yang berarti tidak signifikan, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sedangkan untuk variabel Pendidikan dan Pelatihan memberikan nilai koefisiensi regresi 0,139 dengan nilai signifikansi 0,010 yang berarti nilai signifikansinya α = 0,052 = 0,025, dimana 0,010 0,025 berarti H0 ditolak dan H1 diterima secara signifikan. Kemudian untuk mendukung hasil penelitian ini, penulis juga melakukan wawancara kepada delapan orang guru yaitu masing-masing dua orang guru dari 4 SMA Negeri di Kota Tebing Tinggi. Berdasarkan hasil wawancara, penulis dapat menyimpulkan : 1. Sehubungan dengan pemberian insentif guru-guru berpendapat bahwa insentif diberi atau tidak diberi tidak menjadi persoalan, namun guru-guru tetap melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugasnya. Guru-guru menganggap masih Universitas Sumatera Utara banyak kekurangan dalam hal pemberian insentif seperti masalah pembagian tugas tambahan yang dapat mendatangkan insentif, serta masalah jumlah atau besarnya insentif yang diterima. Adapun sumber-sumber insentif ini berasal dari biaya atau dana komite yang dibebankan kepada para siswa, kemudian di kelola oleh pihak sekolah, komite sekolah serta Dinas Pendidikan dan digunakan untuk mendukung program-program yang telah ditetapkan. 2. Sehubungan dengan pendidikan dan pelatihan, guru-guru berharap agar selalu diberikan seperangkat pengetahuan terutama yang dapat meningkatkan hasil belajar, karena saat ini perkembangan pengetahuan semakin pesat seperti jenis- jenis model pembelajaran, pembelajaran CTL, serta penggunaan media. Guru-guru beranggapan bahwa pendidikan dan pelatihan yang diterima akan dapat membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan yang diprogramkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. 3. Sehubungan dengan kinerja, guru-guru ingin agar kinerjanya terus meningkat. Guru-guru tetap melaksanakan tugas-tugas pokoknya dalam pembelajaran sesuai program yang telah direncanakan. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN