Insentif Landasan Teori 1. Kinerja Guru

1. Quantity, yakni segala bentuk satuan ukuran yang terkait dengan jumlah hasil kerja dan dinyatakan dalam ukuran angka atau dapat dipadankan dengan angka 2. Quality, yakni segala bentuk satuan ukuran yang terkait dengan mutu atau kualitas hasil kerja. 3. Cost, yakni segala bentuk satuan ukuran yang terkait dengan jumlah biaya, peralatan, bahan, waktu atau sumber daya perusahaan yang terapakai untuk menghasilkan satu satuan hasil kerja. Berdasarkan uraian di atas secara kualitatif kinerja guru dapat dikatakan baik jika guru sudah mampu melibatkan sebagian besar anak didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran serta guru mampu mengubah perilaku sebagian besar anak didik kearah penguasaan kompetensi yang lebih baik. Sedangkan tolak ukur kinerja guru yang bersifat kuantitatif dilakukan oleh pejabat penilai yaitu Kepala Sekolah dengan indikator penilaian meliputi: 1 Kesetiaan. 2 Prestasi kerja. 3 Tanggung jawab. 4 Ketaatan. 5 Kejujuran. 6 Kerja sama. 7 Prakarsa dan 8 Kepemimpinan.

2.1.2. Insentif

Banyak ahli dan sarjana yang telah mendefinisikan dan merumuskan pengertian insentif. Hasibuan 2005:118 menyatakan insentif adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima oleh pegawai sebagai imbalan atas jasa yang diberikan atas suatu organisasi atau perusahaan. Nawawi 2000:94 menyatakan bahwa insentif bagi organisasi atau perusahaan Universitas Sumatera Utara berarti penghargaan pada para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya melalui bekerja. Dengan kata lain insentif itu adalah hal-hal atau usaha yang harus diperhatikan dan dibangun untuk menggairahkan pegawai agar rajin bekerja dan dapat mencapai hasil yang lebih baik sehingga tercipta efektifitas kerja pegawai. Pengertian efektifitas pegawai dalam hal ini adalah pencapaian hasil yang baik dan tepat melalui kegairahan kerja. Dengan pemberian insentif ini maka para pegawai mendapatkan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan bagi pemerintah akan memperoleh keuntungan berupa peningkatan produktifitas kerja. Nitisemito 1995:143 menyatakan bahwa insentif yang diberikan kepada para pegawai adalah penghargaan atas kinerja dan produktifitas yang menguntungkan. Pemerintah yang telah memberikan insentif kepada para pegawainya harus memperhatikan lebih lanjut dampaknya terhadap para pegawai. Pemerintah atau aparat terkait harus memperhatikan pegawainya secara utuh, loyalitas pegawai sampai sejauh mana prestasi kerja yang dicapai. Dengan demikian pemberian insentif adalah sistem yang paling efektif sebagai pendorong semangat kerja. Mulyana 2007 menyatakan pemberian insentif kepada guru akan memberikan motivasi bagi para guru untuk melaksanakan tugasnya dalam Kegiatan Belajar Mengajar KBM di dalam kelas. Guru akan selalu berusaha untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas. Ukuran-ukuran agar sistem insentif yang akan diberikan kepada para pegawai dapat berhasil dengan baik, perlu memperhatikan beberapa sifat dasar antara lain: 1 Universitas Sumatera Utara Rencana upah perangsang yang disusun harus sesederhana mungkin. 2 Pembayaran hendaknya sederhana sehingga dapat dimengerti dan dihitung oleh pegawai itu sendiri. 3 Penghasilan yang diterima pegawai hendaknya langsung menaikkan output atau efisiensi. 4 Standar kerja hendaknya ditentukan dengan hati-hati karena standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan berakibat tidak baik. Ranupandojo dan Husnan 2002 dalam Syarif 2006:18 menyatakan : Ukuran pemberian insentif yang efektif, diindikasikan dalam dua hal : Keadailan pembayaran upah internal consistency, dan kelayakan pembayaran upah external consistency.Sedangkan Internal consistency mengacu pada pembayaran yang pantas diperoleh para pegawai atau memiliki prinsip pembagian sama rata yang merupakan hubungan pengorbanan input dengan penghasilan output. Semakin tinggi pengorbanan semakin tinggi penghasilan yang dihasilkan. Sedangkan external consistency adalah tingkat pembayaran yang diterima pegawai berdasarkan ketentuan minimum dari pemerintah pusat. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian insentif bagi guru dapat membangun kegairahan dalam melaksanakan pekerjaan serta dapat mencapai hasil lebih baik sehingga tercipta efektifitas kerja guru. Khusus pemberian insentif bagi guru, menurut Zamroni dan Jalal 2006 akan memberikan motivasi antara lain : 1 Memotivasi guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas sesuai standar kompetensi yang akan dicapai. 2 Memotivasi guru dalam mempersiapkan bahan ajar serta penggunaan media pembelajaran. 3 Memotivasi guru dalam berkarya melalui penulisan karya ilmiah atau dalam bentuk Penelitian Universitas Sumatera Utara Tindakan Kelas PTK 4 Memberi konsentrasi penuh bagi guru dalam bidang kerjanya. 5 Memberi motivasi guru untuk meningkatkan karir.

2.1.3. Pendidikan dan Pelatihan