Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Penentuan Stasiun Pengamatan Pengambilan Sampel Makroalga Analisis Data

BAB 3 METODA PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Perairan Pulau Ungge, Desa Sitardas, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat selam, keping sechii, perahu motor, kamera digital, kamera bawah air, pensil, pipa paralon, GPS refraktometer, termometer, erlenmeyer, spit, pipet tetes, pH meter, botol alkohol, botol winkler, lakban dan buku identifikasi sedangkan bahan yang digunakan adalah tissue, lugol, alkohol 10, KOHKI, MnSO 4 , H 2 SO 4 , amilum, Na 2 S 2 O 3 0,0025 M.

3.3 Penentuan Stasiun Pengamatan

Metode yang digunakan dalam menentukan stasiun pengamatan yaitu Purposive Sampling, yaitu stasiun pengamatan disesuaikan dengan aktivitas yaitu pada stasiun 1 merupakan daerah yang jauh dari aktivitas masyarakat, stasiun 2 merupakan daerah dermaga dan stasiun 3 merupakan daerah yang jauh dari aktivitas masyarakat. Jumlah stasiun pengamatan untuk mewakili kondisi makroalga di perairan Pulau Ungge Kabupaten Tapanuli Tengah.

3.4 Deskripsi Stasiun

Dalam penelitian ini ditentukan tiga stasiun pengamatan yang memiliki deskripsi sebagai berikut:

3.4.1 Stasiun 1

Daerah ini terletak di sebelah Timur Laut pulau Ungge, dimana daerah ini merupakan daerah alami yang secara geografis terletak pada 01º34’37,07” LU dan 098º45’29,17” BT. Daerah ini jauh dari aktivitas masyarakat dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Gambar 3 Stasiun 1

3.4.2 Stasiun 2

Daerah ini terletak di sebelah Timur pulau Ungge yang secara geografis terletak pada 01º34’29,22’’ LU dan 098º45’38,98” BT. Daerah ini terdapat dermaga yang merupakan tempat berlabuhnya perahu atau kapal yang ingin masuk ke pulau Unggaeh dan sebagai tempat peristirahatan nelayan. Daerah ini berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Gambar 2 Stasiun 2

3.4.3 Stasiun 3

Daerah ini terletak di sebelah barat pulau Ungge, dimana daerah ini merupakan daerah alami yang secara geografis terletak pada 01º34’28,22” LU dan 098º45’30,50” BT. Daerah ini tidak ada aktivitas masyarakat dan berhadapan langsung dengan daratan Sumatera. Gambar 3 Stasiun 3

3.5 Pengambilan Sampel Makroalga

Metode yang digunakan dalam mengamati makroalga adalah transek kuadrat. Pada titik stasiun di pasang transek pada kedalaman 2-3 m. Panjang garis transek pengamatan adalah 25 m dibagi dalam 5 kali ulangan, dimana jarak antar ulangan adalah 5 m dengan ukuran transek kuadrat 1m × 1m dengan menggunakan pipa paralon. Semua makroalga yang berada di dalam garis transek diambil dan dicatat. Untuk makroalga yang belum diketahui jenisnya diambil sampel dan ditambah alkohol 70 dan disimpan dalam plastik sampel untuk diidentifikasi dengan menggunakan buku acuan menurut Sterrer 1986 dan Direktorat Jendral Perikanan Budidaya 2009 di Laboratorium Ilmu Dasar, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara.

3.6 Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan

3.6.1 Suhu

Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer air raksa yang berskala 0-100º. Termometer dimasukkan ke dalam air dan dibiarkan selama beberapa menit sampai menunjukkan skala yang konstan lalu dibaca skala yang tertera pada termometer tersebut

3.6.2 pH Derajat Keasaman

Pengukuran pH derajat keasaman dilakukan dengan menggunakan pH meter. pH meter dimasukkan ke dalam air yang sebelumnya telah dikalibrasi pada pH netral pH = 7 selama beberapa menit kemudian dibaca angka yang tertera pada pH meter tersebut.

3.6.3 Penetasi Cahaya

Pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan menggunakan keping sechii. Keping sechii dimasukkan ke dalam air hingga tembus cahaya matahari dan kemudian dicatat.

3.6.4 Salinitas

Pengukuran salinitas dilakukan dengan menggunakan refraktometer. Diteteskan sampel air pada kaca refraktometer dengan menggunakan pipet tetes, kemudian ditutup dan dibaca skala yang tertera pada alat tersebut.

3.6.5 Oksigen Terlarut DO

Pengukuran oksigen terlarut DO diukur dengan menggunakan metode Winkler. Sampel air diambil dan dimasukkan ke dalam botol Winkler, kemudian ditetesi dengam MnSO 4 dan KOHKI masing-masing sebanyak 1 ml, dihomogenkan dan didiamkan selama beberap saat sampai terbentuk endapan berwarna putih atau kecoklatan. Selanjutnya ditambahkan dengan 1 ml H 2 SO 4 lalu dihomogenkan sampai terbentuk endapan cokelat. Diambil sebanyak 100 ml sampel tersebut dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu dititrasi dengan menggunakan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N hingga berwarna kuning pucat. Selanjutnya ditetesi dengan 5 tetes amilum dihomogenkan hingga berwarna biru. Lalu dititrasi lagi dengan Na 2 S 2 O 3 0,125 N sampai air berwana bening. Jumlah Na 2 S 2 O 3 0,125 N yang terpakai menunjukkan kadar oksigen terlarut pada perairan tersebut Lampiran A. Respirasi R = DO awal - DO akhir botol gelap Produktivitas kotor P G = DO akhir botol terang – DO akhir botol gelap Produktivitas bersih P N = Produktivitas kotor P G – Respirasi R Konversi = P N ×375,36 × 12lama fotosintesis mg Cm3hari

3.6.6 Kandungan Nitrat dan Fosfat

Pengukuran kandungan nitrat dan fosfat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometer di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Sumatera Utara BTKL. Tabel 3.1 Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan Beserta Satuan dan AlatMetode yang digunakan No Parameter Satuan AlatMetode Tempat Pengukuran 1 Suhu ºC Termometer In-situ 2 Ph air - pHmeter In-situ 3 Penetrasi Cahaya Meter Keping seechi In-situ 4 Salinitas ‰ Refraktometer In-situ 5 DO mgL Winkler In-situ 6 Nitrat air mgL Spektrofotometer Laboratorium 7 Posfat air mgL Spektrofotometer Laboratorium

3.7 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menghitung menghitung kepadatan K, kepadatan relatif KR, frekuensi kehadiran FK, indeks diversitas Shannon Wiener H’, indeks keseragaman E, indeks similaritas dan korelasi antara faktor fisik kimia perairan dengan keragaman dan distribusi makroalga.

a. Kerapatan K