tropis. Sulistiyo 1976, menyatakan pertumbuhan yang baik untuk alga di daerah tropis adalah 20°C–30°C.
Chapman 1997 dalam Palallo 2013, menyatakan bahwa makroalga hidup pada perairan iklim tropis dan iklim dingin.Perubahan suhu yang ekstrim
akan mengakibatkan kematian bagi makroalga, terganggunya tahap-tahap reproduksi dan terhambatnya pertumbuhan. Dan secara fisiologis suhu rendah
mengakibatkan aktivitas biokimia dalam tallus berhenti, sedangkan suhu yang terlalu tinggi akan mengakibatkan rusaknya enzim dan hancurnya mekanisme
biokimia dalam tallus makroalga.
2.8.2 Salinitas
Sebagai adaptasi terhadap fruktuasi salinitas di habitatnya, makroalga dapat mengatur konsentrasi ion di dalam tubuhnya seperti K, Na, Cl dan konsentrasi
bahan organik seperti Manitol alga coklat, Floridoside alga merah, dan Sukrosa alga hijau. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar konsentrasi cairan di
luar sel dan di dalam sel seimbang Palallo, 2013. Luning 1990 dalam Palallo 2013, menyatakan bahwa makroalga
umumnya hidup di laut dengan salinitas antara 30-32 ‰, namun banyak jenis makro alga hidup pada kisaran salinitas yang lebih besar. Salinitas berperan
penting dalam kehidupan makroalga. Salinitas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan gangguan pada proses fisiologis.
2.8.3 Kedalaman
Luning 1990 dalam Palallo 2013, menyatakan bahwa makroalga hidup di daerah litoral dan sublitoral dengan penetrasi cahaya matahari dapat mencapai
kedalaman hingga 200m, namun sebagian besar makroalga dijumpai di berbagai paparan terumbu karang seperti pulau-pulau perairan Sulawesi Selatan.
Nybaken 1992 dalam Palallo 2013, menyatakan bahwa organisme menyenangi lingkungan yang tenang dimana gerakan air yang disebabkan oleh
gelombang dan arus relatif kecil. Untuk kedalaman, stasiun ini memiliki kedalaman yang lebih dangkal sehingga memungkinkan intensitas cahaya
matahari yang masuk ke perairan lebih tinggi sehingga mempengaruhi produktivitas makroalga.
2.8.4 Nitrat
Aslan 1998 dan Effendi 2003 dalam Palallo 2013, menyatakan bahwa Nitrat NO3 adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah senyawa
yang stabil. Kadar nitrat dan fosfat mempengaruhi stadia reproduksi alga bila zat hara tersebut melimpah di perairan. Kadar nitrat dan fosfat di perairan akan
mempengaruhi kesuburan gametofit algae coklat Laminaria nigrescence juga mengatakan kandungan nitrat rata-rata di perairan laut sebesar 0,5 ppm dan
kandungan fosfat lebih rendah dari itu, kedua senyawa tersebut bisa melebihi batas pada wilayah permukaan air.
2.8.5 Fosfat
Belliveau dan Paul 2002 dalam Palallo 2013, menyatakan bahwa sumber alami fosfor di perairan adalah pelapukan batuan mineral. Selain itu,
fosfor juga berasal dari dekomposisi bahan organik. Sumber antropogenik fosfor adalah limbah industri dan domestik, yakni fosfor yang berasal dari detergen.
Keberadaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan Keberadaan nitrogen dapat menstimulir pertumbuhan alga di perairan.
BAB 3 METODA PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Perairan Pulau Ungge, Desa Sitardas, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah
Provinsi Sumatera Utara.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat selam, keping sechii, perahu motor, kamera digital, kamera bawah air, pensil, pipa paralon, GPS
refraktometer, termometer, erlenmeyer, spit, pipet tetes, pH meter, botol alkohol, botol winkler, lakban dan buku identifikasi sedangkan bahan yang digunakan
adalah tissue, lugol, alkohol 10, KOHKI, MnSO
4
, H
2
SO
4
, amilum, Na
2
S
2
O
3
0,0025 M.
3.3 Penentuan Stasiun Pengamatan
Metode yang digunakan dalam menentukan stasiun pengamatan yaitu Purposive Sampling, yaitu stasiun pengamatan disesuaikan dengan aktivitas yaitu
pada stasiun 1 merupakan daerah yang jauh dari aktivitas masyarakat, stasiun 2 merupakan daerah dermaga dan stasiun 3 merupakan daerah yang jauh dari
aktivitas masyarakat. Jumlah stasiun pengamatan untuk mewakili kondisi makroalga di perairan Pulau Ungge Kabupaten Tapanuli Tengah.
3.4 Deskripsi Stasiun
Dalam penelitian ini ditentukan tiga stasiun pengamatan yang memiliki deskripsi sebagai berikut:
3.4.1 Stasiun 1
Daerah ini terletak di sebelah Timur Laut pulau Ungge, dimana daerah ini merupakan daerah alami yang secara geografis terletak pada 01º34’37,07” LU
dan