Aspek Hukum Perpajakan Teori Perpajakan Secara Umum .1 Pengertian Pajak

24

3.1.3 Aspek Hukum Perpajakan

Pembagian hukum pajak dibagi menjadi 2 dua bagian, yaitu hukum pajak materil dan hukum pajak formil. Hukum pajak materil adalah hukum pajak yang memuat norma-norma yang menerangkan keadaan-keadaan, perbuatan- perbuatan, dan peristiwa-peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak, siapa- siapa yang harus dikenakan pajak, berapa besarnya pajak atau dapat dikatakan pula segala sesuatu tentang timbulnya, besarnya, dan hapusnya utang pajak dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak. Hukum pajak materiil diatur dalam peraturan perundang-undangan sebagai berikut: 1 UU No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. 2 UU No.8 Tahun 1983 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 3 UU No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. 4 UU No.13 Tahun 1985 tentang Bea Materai. 5 UU No.21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Hukum pajak formil ialah hukum pajak yang memuat peraturan-peraturan mengenai cara-cara hukum pajak materiil menjadi kenyataan. Hukum ini memuat cara-cara pendaftaran diri untuk memperoleh NPWP, cara-cara pembukuan, cara- cara pemeriksaan, cara-cara penagihan, hak dan kewajiban wajib pajak, cara-cara penyidikan, macam-macam sanksi, dan lain-lain. Undang-undang pajak yang termasuk hukum pajak formil ialah sebagai berikut: 25 1 UU No.16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 2 UU No. 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan UU No.19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Secara garis besar penggolongan pajak di Indonesia dibagi 2 dua, yaitu sebagai berikut: 1 Pajak negarapusat, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat, penyelengaraannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, digunakan untuk pembiayaan rumah tangga negara umumnya, misalnya Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Bea Materai, Pajak Bumi dan Bangunan khusus Sektor Perkebunan, Pertanian, dan Kehutanan. 2 Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota untuk pembiayaan daerah rumah tangga daerahnya masing-masing, misalnya pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan, pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak parker, dan sebaginya. Dengan demikian, Direktorat Jendaral Pajak adalah lembaga yang ditunjuk oleh undang-undang untuk melaksanakan fungsi pelayanan, pengawasan dan penegakan hukum terhadap masyarakat Wajib Pajak dan menyelengarakan pemungutan pajak negarapusat. Selanjutnya, pengelolaan pajak daerah maupun retribusi daerah dilakukan oleh daerah provinsi, daerah kabupaten, daerah kota 26 sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2010 Zuraida, 2011:9.

3.1.4 Sistem Pemungutan Pajak