12
2. Mengamankan pencapaian rencana penerimaan pajak.
3. Terciptanya masyarakat sadar dan peduli pajak.
2.4 Tugas Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama
Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai tugas yaitu melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib pajak di bidang Pajak Penghasilan
PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, Bea Materai, Pajak Tidak Langsung lainnya, Pajak Bumi dan
Bangunan PBB serta Bea Permohonan Hak atas Tanah dan BangunanBPHTB dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2.5 Fungsi Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama
Dalam melaksanakan tugas, KPP Pratama menyelenggarakan fungsi : 1
Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, penetapan dan penerbitan produk
hukum perpajakan. 2
Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajaka, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya.
3 Penyuluhan perpajakan.
4 Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.
5 Pelaksanaan pemeriksaan pajak.
6 Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
7 Pelaksanaan konsultasi perpajakan.
13
8 Pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi.
9 Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak.
2.6 Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas
2.6.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan antara bagian yang satu dengan yang lain
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa. Berikut
ini pada gambar 2.1 merupakan gambaran struktur orbanisasi pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Lubuk Pakam.
14
Gambar 2.1 STRUKTUR ORGANISASI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK KPP
PRATAMA LUBUK PAKAM
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Lubuk Pakam
Account Representative 8
Account Representative 6
Account Representative 4
Account Representative 2
Account Representative 1
Account Representative 3
Account Representative 5
Account Representative 7
Pelaksana
Kepala Seksi Pengawasan Konsultasi III
K.a Seksi
Pelayan
K.a Seksi Pengawasan
Konsultasi IV
K.a Seksi Pengawasan
Konsultasi III K.a Seksi Fungsional
K.a Seksi Pengawasan
Konsultasi I K.a Seksi
Pengawasan Konsultasi
II K.a Seksi
Pemeriksaan dan Kepatuhan
Internal K.a Seksi
Ekstensifika si
Perpajakan K.a Seksi
Penagihan
KEPALA KPP PRATAMA LUBUK PAKAM
KEPALA KANWIL DJP SUMUT
K.a Seksi Pengolahan
Data dan Informasi
K.a Sub
Bagian Umum
15
2.6.2 DeskripTugas
Adapun tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
aSub Bagian Umum
Sub bagian umum terdiri dari 3 tiga bagian, yaitu: 1
Tata Usaha dan Kepegawaia Tugasnya adalah menyelenggarakan tugas pelayanan di bidang tata usaha dan
kepegawaian dengan cara melakukan pengurusan surat, pengetikan dan pengadaan, penataan berkas, penyusunan arsip, tata usaha kepegawain dan
pengiriman laporan agar dapat menunjang kelancaran tugas kantor itu sendiri. 2
Keuangan Tugasnya adalah menyususn anggaran dan administrasi keuangan untuk
pembiayaan administrasi kantor dan penggajian para pegawai KPP Pratama Lubuk Pakam.
3 Bagian Rumah Tangga
Tugasnya adalah mengurusi segala keperluan rumah tangga dan keperluan perlengkapan KPP Pratama Lubuk Pakam agar dapat menunjang kelancaran
tugas Kantor Pelayanan Pajak.
b Seksi Pengolahan Data Dan Informasi
Seksi Pengolahan Data dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang bernama Parlagutan Simatupang. Adapun tugas dari seksi adalah
mengkordinir urusan pengolahan data dan penyajian informasi, pembuatan monografi pajak, penggalian potensi perpajakan serta ekstensifikasi Wajib Pajak
dan intensifikasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
16
Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,
perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan, Pelayanan teknis Komputer, Pemantauan aplikasi elektronik, pengaplikasian Sistem Informasi Objek Pajak SESMIOP, dan Sistem Informasi
Geografi SIG, serta penyajian laporan kinerja.
cSeksi Pelayanan
Seksi pelayanan mempunyai fungsi atau tugas melakukan penetapan dan penertiban produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan SPT, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib
Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan.
dSeksi Penagihan
Seksi penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, penundaan dan
angsuran, tunggakan pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
eSeksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
Seksi pemeriksaan dan kepatuhan internal mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan,
penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
17
f Seksi Ekstensifikasi
Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan Wajib Pajak baru, pendapatan objek dan subjek
pajak, penilaian objek-objek pajak dalam rangka ekstensifikasi.
g Seksi Pengawasan Dan Konsultasi I, II, III, IV
Seksi Pengawasan dan Konsultasi terdiri dari 4empat kelompok bagian. Seksi ini masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan dan himbauan kepada Wajib Pajak serta sebagai tempat konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak,
analisis kerja Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding.
h Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Supervisor, Ketua Tim, dan Anggota Tim. Kantor Pelayan Pajak Pratama
mempunyai 2 dua kelompok fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. Setiap kelompok tersebut dikordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang
ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah. Atau Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan. Jumlah Jabatan Fungsional tersebut ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja.
18
2.7 Kinerja Terkini
Bagi Direktorat Jendral Pajak DJP, institusi yang bertanggung jawab dalam menopang pembiayaan kehidupan bernegara, “Perubahan” merupakan
keniscayaan mengingat perkembangan masyarakat dan dunia usaha yang sangat dinamis dan semakin komplek. Sampai saat ini ada dua perubahan yang cukup
fenomenal di DJP, yaitu perubahan sistem pemungutan pajak dari “Official Assessment” menjadi “Self Assessment” yang dilakukan pada tahun 1983 dan
modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan pada tahun 2002 dimulai dengan pembentukan Kanwil dan KPP Wajib Pajak WP Besar. Kedua
perubahan tersebut telah berhasil mengubah pola pikir dan perilaku para stakeholders terlebih pola pikir dan perilaku aparat perpajakan.
Sistem pemungutan pajak “Self Assessment” memberikan kewenangan sepenuhnya kepada Wajib Pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan
sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Perubahan ini telah berhasil mengubah aparat perpajakan yang sebelumnya “powerful” karena kewenangan penetapan
besarnya pajak terutang berdasarkan penilaian secara langsung menjadi aparat perpajakan yang “akuntabel” dalam berinteraksi dengan Wajib Pajak. Awalnya
cukup efektif untuk meredam perilaku-perilaku kolusi dan koruptif. Namun, seiring perjalanan waktu, akibat tidak efektifnya sistem pengendalian internal
pada DJP ditambah dengan organisasi yang cukup toleran dengan perilaku- perilaku kolusi koruptif, maka budaya organisasi yang berkembang saat ini lebih
cenderung ke arah budaya materialistis dan berdampak pada kurang baiknya citra DJP baik di mata masyarakat Indonesia maupun di dunia internasional. Dengan
demikian banyak pegawai DJP sendiri yang merasa malu mengaku bekerja di
19
DJP. Momentum krisis ekonomi Indonesia tahun 1998, yang membawa angin perubahan untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih bersih dan transparan,
dimanfaatkan dengan baik oleh para pemimpin DJP untuk menyusun suatu agenda reformasi di DJP yang bertujuan untuk membawa DJP menjadi suatu institusi
yang akuntabel, dipercaya dan dibanggakan masyarakat. Agenda reformasi ini kemudian lebih dikenal dengan nama “ Modernisasi Administrasi Perpajakan”.
Secara umum, modernisasi perpajakan menyentuh 3 tiga hal utama, yaitu restrukturisasi organisasi, pengembangan proses bisnis yang berbasis Teknologi
Informasi, dan penyelengaraan praktek “Good Governance” yang didukung oleh Manajemen Sumber Daya Manusia yang berbasis kompetensi.
Konsep restrukturisasi organisasi bertujuan untuk mengatasi permsalahan organisasi pada level operasional unit vertikal seperti adanya redundansi
duplikasi pengawasan dan pemeriksaan, tidak adanya pelayanan satu atap, struktur belum mendukung sepenuhnya praktek “Good Governance”, standar
pelayanan yang belum proper memadai, dan sebagainya. Konsep ini meliputi hal- hal sebagai berikut:
1. Struktur organisasi KPP berdasarkan segmentasi Wajib Pajak Besar,
Menengah, dan Kecil. 2.
Struktur organisasi yang berbasiskan fungsi administrasi perpajakan. 3.
Penggabungan KPP, Karipka, dan KPPBB. 4.
Penerapan konsep Account Representative. 5.
Pemindahan fungsi keberatan ke Kanwil. 6.
Pembentukan Unit Transformasi dan Kepatuhan Internal.
20
Pengembangan proses bisnis yang berbasis teknologi informasi ditandai dengan penerapan sistem “workflow” dan “case management” dalam Sistem
Informasi Direktorat Jendral Pajak SIDJP. Dengan adanya kedua sistem tersebut, proses bisnis administrasi perpajakan menjadi semakin akuntabel karena
penentu mulai dan berakhirnya suatu kasus di generate oleh sistem sehingga tidak dapat dimanipulasi oleh manusia. Dalam sistem tersebut juga dapat diketahui
tahapan proses secara transparan, seingga apabila terjadi keterlambatan, sistem dengan mudah mendeteksi pihak-pihak yang bertanggungjawab.
21
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Teori Perpajakan Secara Umum 3.1.1 Pengertian Pajak