40
3.4 Surat Paksa
Pengertian Surat Paksa telah diatur dalam pasal 1 sub 10 Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 yang berbunyi: Surat Paksa adalah surat perintah
membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Berikut ini penjelasan dari karakteristik dan isi Surat Paksa Siahaan, 2004: 392.
3.4.1 Karakteristik Surat Paksa
a. Surat Paksa berkepala “DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA”. b.
Surat Paksa mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan gross akta dari putusan hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi
pada hakim atasan pengadilan yang lebih tinggi. c.
Surat Paksa mempunyai fungsi ganda, yaitu menagih pajak dan menagih bukan pajak biaya-biaya penagihan. Dengan demikian, yang dapat ditagih
dengan Surat Paksa adalah semua jenis pajak pusat dan pajak daerah serta biaya penagihan pajak, yang terdiri dari:
- Pajak Pusat;
- Pajak Daerah;
- Kenaikan;
- Denda bukan denda pidana;
- Bunga; dan
- Biaya penagihan pajak.
d. Surat Paksa dilaksanakan oleh Jurusita Pajak, baik jurusita pajak pusat
maupun Jurusita Pajak daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang
41
serta diberi tugas secara resmi untuk menyampikan Surat Paksa kepada Wajib Pajak.
e. Surat Paksa yang tidak dipenuhi oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak
dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan atau penyanderaan pencegahan oleh Jurusita Pajak yang berwenang.
3.4.2 Isi Surat Paksa
Surat Paksa berisi perintah kepada Wajib PajakPenanggung Pajak dan kepada Jurusita Pajak. Perintah kepada Wajib Pajak atau Penanggung Pajak untuk
segera membayar tunggakan pajak ke tempat pembayaran pajak yang ditetapkan ditambah dengan biaya penagihan yang dikeluarkan oleh fiskus dalam waktu 2
dua hari sejak pemberitahuan Surat Paksa diterima oleh Wajib Pajak Penanggung Pajak. Sedangkan perintah kepada Jurusita Pajak yang
melaksanakan Surat Paksa adalah untuk melakukan penyitaan atas barang milik Wajib PajakPenanggung Pajak apabila dalam waktu 2 dua hari Surat Paksa
tidak dipenuhi Wajib PajakPenanggung Pajak. Surat Paksa sekurang-kurangnya harus memuat:
a. Nama Wajib Pajak atau Penanggung Pajak;
b. Dasar penagihan;
c. Besarnya utang pajak; dan
d. Perintah untuk membayar.
Berikut pada tabel 3.1 dijelaskan perbedaan antara wajib pajak dan penanggung pajak.
42
Tabel 3.1 Perbedaan antara Wajib Pajak dan Penanggung Pajak
Wajib Pajak Penanggung Pajak
1. Badan
2. Badan dalam pembubaran
atau pailit 3.
Warisan yang belum dibagi
4. Anak yang belum dewasa
orang yang berada dalam pengampunan
1. Pengurus termasuk orang yang
nyata-nyata berwenang ikut menentukan
kebijaksanakanmengambil keputusan dalam perusahaan.
2. Orangbadan yang dibebani
dengan pemberesan 3.
Salah seorang ahli waris pelaksana wasiat yang
mengurus harta peninggalannya 4.
Oleh wali atau pengampunannya
Sumber: Hadi, 2001
3.4.3 Penerbitan Surat Paksa