Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008.
USU Repository © 2009
Adakalanya jika dalam suatu kontrak tidak disebutkan perihal tentang suatu kausa, tidak berarti bahwa kontrak tersebut tidak mempunyai kausa. Kausa tidak
perlu disebutkan dalam kontrak Pasal 1336 K.U.H.Perdata. Demikan juga jika di samping kausa yang disebutkan dalam kontrak, ada kausa yang lain dan tidak
disebutkan, tidak berarti bahwa kontrak tersebut tidak sah. Apabila kausa tersebut legal, maka kontrak yang bersangkutan tetap sah.
Konsekuensi yuridis apabila syarat kausa yang legal dalam suatu kontrak sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 1320 K.U.H.Perdata tidak dipenuhi.
Konsekuensi hukumnya adalah bahwa kontrak yang bersangkutan tidak mempunyai kekuatan hukum, sebagaimana diatur dalam Pasal 1335
K.U.H.Perdata. Dengan perkataan lain, suatu kontrak tanpa suatu kausa yang legal akan merupakan kontrak yang batal demi hukum nietig, null, and void.
32
1. Kontrak Harus Dilaksanakan dengan Iktikad Baik
2 Syarat sah umum di luar Pasal 1338 dan Pasal 1339 K.U.H.Perdata, yang terdiri dari:
Menurut Pasal 1338 ayat 3 K.U.H.Perdata, suatu kontrak haruslah dilaksanakan dengan iktikad baik goeder, trouw, bona fide. Rumusan dari Pasal
ini mengindikasikan bahwa sebenarnya iktikad baik bukan merupakan syarat sahnya suatu kontrak sebagaimana syarat yang terdapat dalam Pasal 1320
K.U.H.Perdata. Unsur iktikad baik hanya diisyaratkan dalam hal ”pelaksanaan” dari suatu kontrak, bukan pada “pembuatan” suatu kontrak. Sebab unsur iktikad
baik dalam hal pembuatan suatu kontrak sudah dapat dicakup oleh unsur kausa yang legal dari Pasal 1320 K.U.H.Perdata.
32
Munir Fuady, Op.Cit., hal. 75.
Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008.
USU Repository © 2009
Dengan demikian, suatu kontrak dapat saja dibuat secara sah, dalam arti telah memenuhi syarat-syarat sahnya suatu kontrak, sesuai dengan Pasal 1320
K.U.H.Perdata, dan karenanya kontrak tersebut dibuat dengan iktikad baik, akan tetapi justru dalam pelaksanaannya misalnya dibelokkan ke arah yang merugikan
salah satu pihak atau merugikan pihak ketiga.Hal ini bertentangan dengan Pasal 1338 ayat 3 K.U.H.Perdata.
2. Kontrak Harus Sesuai dengan Asas Kepatutan.
Suatu kontrak juga harus sesuai dengan asas “kepatutan”, untuk itu pemberlakuan asas kepatutan terhadap suatu kontrak mengandung dua fungsi
sebagai berikut : a
Fungsi yang melarang Kontrak yang mengandung unsur-unsur yang bertentangan dengan asas
kepatutan adalah tidak dapat dibenarkan. Misalnya dilarang membuat suatu kontrak pinjaman uang dengan bunga yang sangat tinggi. Bunga yang sangat
tinggi bertentangan dengan asas kepatutan reasonability. b
Fungsi yang menambah Suatu kontrak juga dapat ditambah dengan atau dilaksanakan sesuai dengan
prinsip-prinsip kepatutan. Dalam hal ini kedudukan prinsip kepatutan adalah untuk mengisi kekosongan dalam pelaksanaan suatu kontrak, dimana tanpa
isian tersebut, tujuan dibuatnya suatu kontrak tersebut tidak akan tercapai. Misalnya terhadap suatu kontrak jual beli yang dibayar kemudian tidak jelas
siapa yang harus menanggung resiko inflasidevaluasi mata uang, maka
Romelda Proniastria Simamora : Tanggungjawab Para Pihak Dalam Hal Terjadi Kegagalan Bangunan Di Dalam Kontrak Konstruksi, 2008.
USU Repository © 2009
adalah sesuai dengan asas “kepatutan” jika di pengadilan hakim menafsirkan bahwa resiko inflasidevaluasi mata uang tersebut dipikul bersama secara
fifty-fifty
.
3. Kontrak Tidak Melanggar Prinsip Kepentingan Umum